NovelToon NovelToon
DITALAK Karena Mendesah

DITALAK Karena Mendesah

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dian Herliana

Dirga sangat mencintai Maya. Ia tidak ingin bercerai meski Maya menginginkannya. Ia selalu memaklumi Maya yang bertingkah seenaknya sejak Dirga kehilangan pekerjaan dan membuat keluarga mereka terpuruk.
Tapi suara desahan Maya di ponsel saat ia menghubunginya merubah segalanya.
Apa mereka akan tetap bercerai atau -lagi lagi- Dirga memaafkan Maya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Herliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Bukk!

Bruk!

"Oh, maaf!" tak sengaja Dirga menabrak sosok perempuan berhijab yang amat kurus. Perempuan itu terjatuh tanpa mengaduh.

Dirga mengulurkan tangannya berniat membantunya berdiri tapi tangan wanita itu terangkat untuk menolaknya.

"Aku bisa sendiri!" ketusnya tanpa memandang wajah Dirga. Ia berusaha berdiri tapi tidak bisa. Ia terlihat begitu lemah.

"Biar Aku..?" Dirga mengulurkan tangannya lagi. Ia merasa sangat bersalah.

Ada sosok wanita paruh baya yang berlari - lari kecil menghampirinya.

"Non Naya! Non nggak papa?" wanita itu membantunya berdiri. Dan mengibaskan rok panjang yang dikenakan perempuan itu.

"Aku nggak papa." Perempuan itu tersenyum.

"Bibik, bawa Aku ke sana." pintanya pada wanita paruh baya tadi.

Si Bibik menatap Dirga yang berdiri dengan canggung karena wanita itu tetap tidak memandangnya sama sekali. Apa ia marah?

"Maafkan Aku. Aku tadi sedang mengejar.." Dirga tersadar. Tadi ia sedang mengejar Raka yang berlari begitu mereka sampai di depan pusat perbelanjaan ini.

"Raka! Di mana Raka!" ucapnya panik.

"Siapa Raka?" tiba - tiba wanita itu bersuara. Halus dan lembut.

Dirga menoleh.

"Anakku. Tadi ia.." Dirga berhenti. Wanita ini begitu kurus. Tubuhnya sangat tipis, wajahnya juga terlihat begitu tirus dan pucat.

"Ayok, Non." ajak si Bibik. Ia harus membawa nonanya ini untuk segera duduk dan beristirahat.

Perempuan itu mengangguk.

"Aku mau ke sana, Bik." katanya menunjuk restaurant masakan khas sunda yang di depannya berdiri pramuniaga berseragam kebaya menawarkan restaurantnya pada orang yang melewatinya.

"Iya, Non. Memang Non mau makan apa?" tanya si Bibik sambil berjalan dan menuntun sang nona.

Entah kenapa, Dirga merasa ada yang menarik dari perempuan itu. Padahal Dia terlihat sangat biasa, tidak seperti Maya yang begitu cantik dan menggoda. Tubuhnya yang bahenol sering mengundang mata laki - laki hidung belang.

"Maya lagi! Maya lagi!" Dirga merutuk.

"Papa!" tiba - tiba Raka berdiri di depannya.

"Raka! Dari mana Kamu? Papa cari - cari..!" padahal Dirga belum sempat mencari karena accident tadi.

"Papa lama banget jalannya. Ayo ke atas, Pa." Raka menariknya. Dirga menoleh pada restaurant sunda itu, mencari bayangan perempuan tadi sebelum mengikuti langkah Raka.

"Raka mau main itu! Terus yang itu, itu,.."

Dirga tertawa.

"Yang mana aja, Nak. Papa jabanin!" di saku celananya ada uang pemberian Juwita.

"Ajak anak - anakmu main ke Mall. Mumpung Kamu libur." sebenarnya bukan libur, tapi Tikno mengijinkannya untuk menemani anak - anaknya di hari minggu ini.

"Tapi, Bu.."

"Ini. Juwita menggenggamkan sejumlah uang. Dirga merasa terharu dan ingin menangis.

"Jangan cengeng! Nanti kalau Kamu bangkit lagi, semua ini akan Ibu tagih berikut bunganya!" Juwita memang hanya bercanda. Ia tidak ingin ada acara tangis - tangisan lagi. Sudah cukup.

Tapi Rania menolak untuk ikut. Ia lebih tertarik mencoba resep masakan baru bersama Eyangnya.

"Papa di sana jangan makan. Makan masakan Rania aja, ya."

"Memang Rania mau masak apa?" Rania menoleh pada Juwita.

"Kita masak apa, Eyang?"

"Tom yam seafood."

"Itu." Rania tertawa diikuti yang lain.

Mereka, Dirga dan Raka meluncur ke pusat perbelanjaan terbesar di sana. Dan Raka berlari meninggalkannya begitu mereka masuk Mall itu.

Dirga spontan mengejar dengan mata tertuju pada sosok kecil Raka. Takut tubuhnya yang kecil itu hilang dari pandangannya.

"Raka!"

Begitulah awal kejadiannya. Dirga menyimpan wajah tipis itu dalam ingatannya tanpa ia sadari.

*******************

"Aku mengijinkanmu menikah lagi, tapi dengan satu syarat."

"Kenapa harus pakai syarat segala, sih? Nggak ada cinta diantara Kita, Nara!"

"Memang." istri Gerry itu, Nara, tersenyum pahit.

"Aku menikah denganmu karena Papa yang memintanya." katanya pelan.

"Harus ada pewaris Papa, sedang Aku ini.."

"Penyakitan." sambung Gerry. Terdengar kejam, tapi memang begitu kenyataannya.

"Tapi apa kata Papa kalau Kamu menikah lagi?"

"Karena Kamu nggak bisa melayaniku, Nara! Aku lelaki normal! Papamu juga menikah lagi setelah Mamamu meninggal?"

"Tapi Aku masih ada, Mas. Belum mati!" dingin suara Nara. Gerry menghembuskan nafasnya kuat - kuat.

Sebenarnya bukan tidak bisa tapi Nara tidak mau melayani laki - laki yang menikahinya hanya demi jabatan.

Ia tidak ingin menjalani pengobatan di luar negri juga karena Gerry enggan menemaninya.

"Kamu sudah tau dari awal apa konsekuensinya menikahi Nara yang penyakitan ini!" suara Nara meninggi. Gerry terdiam sejenak.

"Jadi sebenarnya Kamu melarang Aku menikah lagi?" Nara menggeleng cepat.

"Bukan gitu. Sudah kubilang tadi, Kamu boleh menikah lagi. Tapi ada syaratnya."

"Okelah. Apa syaratnya?"

Nara kembali tersenyum tipis.

"Kamu hanya boleh menikah siri."

"Apa? Kamu gila, Nara! Mana mau Maya kalau hanya menikah siri?"

"Jadi namanya Maya." Gerry menarik rambutnya ke belakang. Urat di pelipisnya terlihat berdenyut.

"Hanya itu syaratnya. Aku nggak minta yang lain." ucap Nara tenang. Ia meminta sang Bibik membawa Gerry keluar dari kamarnya.

Bibik yang sejak tadi hanya berdiri di sisi pembaringan Nara mulai bergerak mendekati Gerry.

"Nara! Coba Kamu pertimbangkan lagi. Aku bisa punya anak dari Maya. Anak itu akan jadi anak Kita. Pewaris Handoko Dewangga!"

Nara merebahkan dirinya tanpa mengacuhkan perkataan Gerry yang menurutnya sangat menggelikan.

"Aku bisa jalan sendiri, Bik!" Gerry menolak tangan Bibik yang ingin memegang lengannya. Ia keluar kamar Nara dengan perasaan gusar.

"Masa' anak Kalian mau jadi pewaris Papa? Mending Aku serahin sama anak jalanan, atau sama si Raka itu!" tiba - tiba ia teringat nama yang disebutkan Dirga.

"Anak itu pasti baik dan sopan seperti Ayahnya." bibir Nara menyunggingkan senyum. Wajah Dirga yang terlihat polos terbayang di ingatannya.

Setelah memastikan Gerry keluar dari kamar, si Bibik mendekati Nara.

"Ada yang perlu Bibik kerjakan l:'agi, Non?"

"Sudah, Bik. Bibik boleh kembali ke kamar."

"Baik, Non. Jangan lupa pencet belnya kalau Non Naya butuh Bibik.

Nara yang sudah memejamkan matanya mengangguk. Bibirnya terukir senyum manis.

"Kok si Non malah senyum - senyum? Suami mau nikah lagi kok bukannya sedih, sih?" gerutu si bibik saat menutup pintu kamar Nara. Tapi celakanya, Handoko yang ingin bertemu Nara mendengar apa yang diucapkannya.

"Siapa yang mau nikah lagi, Bik?" si Bibik sangat terkejut. Kontan latahnya kumat,

"Eh, Saya mau nikah lagi, Pak!"

Pak Handoko tercengang. Telunjuknya terangkat, membuat si Bibik semakin takut dan bingung. Nara memintanya merahasiakan perihal Gerry yang ingin menikah lagi dari siapapun, termasuk sang Papa.

"Kamu? Mau dikemanain si Tono? Kamu mau poliandri?"

"Iya, Tuan. Eh, nggak. Eh, Saya.." si Bibik semakin kebingungan. Apa itu poliandri?

"Naya sudah tidur?" Pak Handoko menggeleng - geleng melihat si bibik yang terihat nervous.

Si Bibik menelan salivanya. Berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Ditanya bukannya jawab, malah megap - megap. Naya udah tidur, belum?"

*****************

1
Ma Em
Thor tolong selamatkan Nara biarkan dia sembuh dari penyakitnya dan bisa lepas dari si benalu Gery biarkan Gery menikah dgn Maya dan segera jadi gembel setelah cerai dari Naya semoga pak Handoko segera tau kelicikan menantunya
Ma Em
Buat Pelajaran untuk Gery Thor dan semoga Nara menggugat cerai Gery biarkan Gery dan Maya bersatu
Ma Em
Semoga Dirga dan Nara bisa segera bertemu kembali dan untuk Nara cepat lepaskan Gery agar Nara bisa segera bersatu dgn Dirga dan biarkan si Gery dgn Maya agar Gery bisa merasakan hidup susah setelah pisah dgn Nara.
Ma Em
Sudahlaj Nara tinggalkan Gery lelaki yg tidak tau diri sdh hidup numpang
Agus Tina
pisah aja sama gery.
Dian Herliana: makasih, Kakak. love you 😍
total 1 replies
Agus Tina
bagus ceritanya
Agus Tina
Mampir, kayaknya bagus ceritanya ... lqbjut thor
Ma Em
Aku mendo,akan sekali kalau Dirga berjodoh dgn Nara biarkan si Gery dipecat jadi menantu , hidup cuma numpang sama mertua saja belagu biarkan Maya merasakan bagaimana hidupnya setelah bersama Gery
Ma Em
Dirga cepatlah ceraikan Maya dan mungkin Dirga bisa bertemu lagi dgn Nara dan berjodoh
Ma Em
Semoga Dirga mendapatkan pengganti Maya perempuan yg baik dan sayang sama keluarganya terutama anak anaknya.
Ma Em
Gery menikahlah kamu dgn Maya tapi nanti hidup mu pasti jadi pengangguran karena kala ketahuan mertuamu kamu pasti dipecat jadi menantu, Gery hidup kamu saja numpang sama mertua tapi belagu.
Ma Em
sudahlah Dirga lebih baik kamu ceraikan saja Maya pasti kamu akan mendapatkan istri pengganti Maya wanita yg baik sedangkan si Maya skrg dia lagi sama Gery yg ternyata si Gery itu menjadi CEO itu perusahaan mertuanya nanti kalau ketahuan sama istri dan mertuanya juga pasti ditendang dan Gery jadi gembel biar Maya tau rasa wanita yg tdk pernah bersyukur punya suami baik bertanggung jawab malah disia siakan
Dian Herliana: makasih Kakak supportnya
total 1 replies
Gladys
Perasaan campur aduk. 🤯
Lucielxv
terpukau dengan plot yang rumit namun teratur.
Dian Herliana: makasih, Kak/Smile/
total 1 replies
Pandaherooes
Seperti bacaan impianku! 💭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!