Bagaimana mungkin pria yang ia hormati sebagai ayah dari sahabat nya tiba-tiba menikahinya karena sebuah permintaan yang cukup berat diterima Serena.
---
Nayla, sahabat Serena sejak SMA gadis itu menderita sebuah penyakit dan berakhir meninggal dunia sebelum menghembuskan nafas terakhirnya nya Nayla mempunyai satu permintaan kepada Serena dan Ethan, ayah Nayla.
Karena sebuah permintaan itulah yang mengharuskan Serena dan Ethan menjadi terikat satu sama lain dan mempunyai tanggung jawab besar dalam kehidupan baru mereka.
Terlepas dari adanya cinta atau tidak itu akan menjadi urusan belakang yang mungkin akan menjadi penyesalan atau sebuah kebahagiaan diakhir kisah mereka.
MURNI KARYA AUTHOR MOHON MAAF JIKA ADA KESAMAAN DENGAN KARYA ORANG LAIN YANG TIDAK DI SENGAJA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adelita Gusti anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 23
KLEK....
" Siapa yang sakit. " tanya Marlo, sahabat sekampus Ethan di jaman kuliah.
Pemuda itu datang tergesa-gesa terlihat dari raut wajahnya yang mengeluarkan bulir keringat dan pakaian nya yang masih mengenakan piyama doraemon.
" Om! " seru Serena saat Ethan nekat menelepon dokter di jam segini dan benar saja dokter itu baru saja di telepon beberapa menit yang lalu langsung datang.
" Dia dokter wajar aja kok. " ucap Ethan enteng lelaki itu melipat tangan nya didepan dada.
" Bini Lo sakit? " tanya Marlo.
" Gue panggil lo kesini buat periksa bini gue kan? " ucap Ethan kesal.
" Hehehe sorry, efek lelah jaga di rumah sakit. " jawab Marlo mengambil alat stetoskop untuk pemeriksaan.
Beberapa menit kemudian setelah pemeriksaan dokter Marlo tampak kebingungan mengutarakan nya.
" Bagaimana? dia alergi atau masuk angin. " tanya Ethan penasaran.
" Ehm, gue agak ragu sih . tapi lebih baik diperiksakan di dokter kandungan aja. " ucap Marlo.
" Do-dokter apa? " tanya Serena syok sesaat.
" Dokter kandungan? sakit apa istri gue sampai harus di USG segala? apa penyakit dalam?! " tanya Ethan tegas.
" Y-ya lo bawa aja dulu, nanti Nyonya Serena tahu sendiri kok saya agak ragu mengatakannya. " ucap Marlo cepat.
" Nanti dibawa aja surat ini, dari dokter Marlo. " ucap Marlo menyerahkan resep surat yang ia tuliskan berbahasa dokter pada Serena.
" Oh iya, makasih ya. maaf sudah merepotkan datang jam segini. " ucap Serena tidak enak hati.
" Dia kan dokter biasa sudah baginya datang mendadak kan? " ucap Ethan.
" Ah- gak juga kok, tergantung dari si tuan rumahnya pemaksaan atau gak. " ucap Marlo menyindir Ethan.
" Saya pamit dulu ya nyonya Serena." ucap Marlo berpamitan pada Ethan dan Serena.
" Hati-hati dijalan ya Pak dokter. " ucap Serena.
...✿ ✿ ✿ ✿...
PAGI HARINYA...
Serena sudah siap dengan pakaian nya yang mengenakan celana cargo cream dan baju kaos longgar.
" Om sudah siap? " tanya Serena menghampiri suaminya itu yang masih berkaca didepan cermin.
" Sudah, ayo keburu antrian rumah panjang. " ucap Ethan menggenggam tangan istrinya pelan menuruni anak tangga.
" Bi Sum, saya pergi kerumah sakit dulu ya. " ucap Serena.
" Iya Non sakit apa atuh Non? " tanya Bi Sum.
" Belum tahu lagi Bi, makanya mau diperiksa titip rumah ya Bi. " ucap Ethan menimpali.
" Iya Den, hati-hati dijalan atuh. " ucap Bi Sum.
DIRUMAH SAKIT.
Baru saja menginjakan kaki didepan pintu rumah sakit, Ethan mendapat telepon penting dari pihak perusahaan nya. siapa lagi kalau bukan Frans!
DRRT....
DRRT...
DRRT...
" Halo, ada apa Frans? gue sudah bilang meeting hari ini lo aja yang wakilkan. gue harus kerumah sakit! " tegas Ethan.
" Iya, gue tahu masalahnya Ceo nya datang sendiri dia mau bertemu langsung sama pemiliknya. gak mau di wakilkan sama asisten dan sekretarisnya. " ucap Frans memelas.
" Batalkan saja kerjasama nya, gak bakal rugi juga kalau gue gak kerja sama sama Perusahaan nya. " ucap Ethan.
" Tapi dia perusahaan ternama di Eropa loh Tan! lo mau sia-siakan produk launching baru kita? " ucap Frans.
" Terserah, kalau dia masih kukuh mau ketemu gue. tunggu jam 15.00 saja gue bakal ke kantor kalau sekarang gue lagi gak bisa, istri gue lebih utama dari pada pekerjaan gue. "
" Kalau masih gak mau, batalkan kontraknya suruh cari investor lain saja. " sambung Ethan tanpa mau dibantah dimatikan nya sambungan telepon nya.
" Om, kalau mau ke perusahaan, gak apa-apa kesana aja. aku bisa sendiri kok. " ucap Serena menimpali.
" Saya, gak bisa tinggalin kamu sendirian disini?! " ucap Ethan.
" Gak apa-apa yang penting aku sudah dirumah sakit aku bisa pesan Maxima nanti pulang nya. " ucap Serena.
" Saya mau lihat kamu sakit apa sayang! nanti kamu bohong sama saya kalau sakitnya parah gimana?! " ucap Ethan cemas.
" Ck, aku bakal kasih tahu semuanya sama kamu kok tenang aja. mending pergi ke perusahaan aja. "
" Kalau kamu bersikap kayak gitu seenaknya gak ada yang mau jadi klien dan kerjasama sama perusahaan kamu loh. "
" Aku gak mau punya suami melalaikan pekerjaan nya, selagi aku bisa dan gak sakit parah. gak apa-apa Om. Om pergi aja. " sambung Serena.
" Tapi setiap jam kamu harus kabarin saya ya, kalau minta jemput telepon saya. " ucap Ethan.
" Iya, Om. Om pergi aja gih nanti antrian ku kelewatan lagi. " ucap Serena mendorong pria itu pelan untuk segera pergi.
" Saya pergi dulu, jaga diri kamu ya. " ucap Ethan mengecup kening Serena singkat dan berlalu pergi.
Setelah kepergian Ethan, Serena memasuki poli kandungan yang disarankan dokter Marlo sahabat suaminya beruntung nya nomor antrian online nya tidak terlewat wanita itu mendudukkan dirinya yang agak jauh dari kerumunan ibu-ibu yang suka bergosip ria.
Serena hanya malas, menanggapi pertanyaan ibu-ibu rempong yang suka bergosip. seperti dimana suaminya? kok gak temenin kasihan istrinya masih muda sudah ditinggal, atau mau periksa? sudah hamil berapa bulan? masih muda kok cepat hamil harusnya ditunda dulu. suaminya gak pengertian ya istri hamil muda disuruh periksa sendiri.
Pertanyaan nya sangat-sangat mengesalkan dikira, suami nya gak ada pekerjaan apa yang seharusnya sadar diri adalah para ibu-ibu itu yang periksa saja sendirian kok bilangin orang lain.
Belum tentu lagi setiap yang periksa sedang hamil saja kan seperti dirinya yang belum tentu pasti penyakit nya apa.
" Ny. Serena Azalia Sanusi. " panggil suster yang bertugas didepan.
" Silahkan masuk kedalam Ny. Serena. " ucap suster itu membuka pintu ruangan bidan.
KLEK...
BLAM...
" Silahkan duduk Ny. Serena betul? " tanya seorang dokter lelaki memakai masker dan kaca matanya.
" Iya dok. " ucap Serena mengiyakan.
Dokter lelaki itu mengangkat wajah sejenak.
" Loh Rena? " ucap dokter lelaki itu tidak percaya.
" Hah? siapa ya? " tanya Serena agak gagu ia merasa tidak mengenal pria dihadapan nya karena memakai masker.
" Aku Ser, Rendy. " ucap Dokter Rendy membuka maskernya.
" Kak Rendy?! " pekik Serena tidak percaya.
" Kak Ren yang sering ke Cafe Unicoffe itu? " tanya Serena lagi.
" Iya, itu Gue. udah lama kita gak ketemu gimana kabarnya sekarang. " tanya Rendy terkekeh geli melihat Serena tampak mencerna semuanya.
" Gue baik-baik aja kak, gue cuman kaget aja kak Rendy sudah jadi dokter. " ucap Serena.
" Ya masa gue selalu duduk di bangku kuliah terus, sudah 3 tahun berlalu loh Ser. " ucap Kak Rendy.
" Eh BTW, pas gue mau lulusan lo dimana? gue cariin lo di cafe tempat lo kerja kata pemiliknya lo berhenti sudah lama? kenapa gak kabarin gue? " tanya kak Rendy.
" Gue cuman mau cari pekerjaan yang gak tabrakan sama sekolah gue saat itu sih kak makanya gue berhenti. gue kira lo gak bakal cariin gue kan gue cuman sekedar anak ingusan yang kerja part time tiba-tiba ketemu pelanggan asik kayak lo. " ucap Serena.
" Yeh! pelanggan gini kita kan dekat, gue aja sering nongkrong di cafe tempat lo kerja hampir 24 jam malahan. " ucap Kak Rendy.
" Tapi kak Rendy kapan lulusnya? " tanya Serena.
" hampir 2 tahun kalau gak salah deh, terus gue melamar pekerjaan disini. " sambung Kak Rendy.
" Tapi lo sakit apaan? kenapa tiba-tiba ke poli kandungan? " tanya Kak Rendy penuh selidik menatap Serena dari ujung kepala sampai kaki.
tadi baca cuma angka 3 . itu mksdnya usia papa Nayla 3 thn gitu
tadi bacanya kq cuma angka 3 aja mksdnya usianya 3 thn gitu