Mengubah Takdirku

Ruangan itu sontak menjadi hening. Jason adalah orang yang pertama kali tertawa, setelah itu yang lain tidak bisa menahan tawa.

"Hahaha! Leon si pecundang itu? membantu menegosiasikan kerja sama dengan Group MoonLight? Astaga, ini luar biasa!"

"Hebat.... hebat sekali Leon. Dia bisa dengan mudahnya melakukan hal yang tidak dapat ditangani oleh semua orang di seluruh Kota Golden. Coba kutebak kenapa Leon bisa begitu membual. Apa jangan-jangan dia tuan muda misterius Keluarga Carson dari Kota Minnesota? Haha!"

Aurel benar-benar dipermalukan. Semuanya bicara tanpa ragu dan mulai menghina Leon. Perkataan beracun menyakiti, perkataan jahat seperti anak panah. Kata-kata mereka sepertinya telah berubah menjadi puluhan ribu anak panah yang tajam, melaju dengan kekuatan penuh dan menghujam hati Aurel.

Dari begitu banyak orang di sana, tidak ada satu pun yang angkat bicara untuk membantu Aurel. Hal ini membuat Aurel sangat putus asa.

"Sayang, sudah waktunya kita pulang." Saat ini, suara hangat seperti angin musim semi di bulan Februari datang menyelimuti Aurel dan membuat hatinya bergetar. Kalimat ini seperti perisai terkuat di dunia, menghalangi kata-kata beracun dan panah tajam dari luar sana.

"Kamu lagi? Beraninya kamu masuk sembarangan ke ruang rapat Keluarga Bimasena? Kamu cari mati!" teriak Jason dengan marah.

"Aku ulangi! Aku tidak tertarik dengan rapatmu, aku disini hanya untuk menjemput istriku dan membawanya pulang," kata Leon dengan santai, lalu maju dua langkah dan meraih tangan kecil Aurel.

Semua orang tercengang, adegan ini terlihat sangat familiar. Terakhir kali, Leon juga tiba-tiba muncul dan mengucapkan kata-kata ini, kemudian bertaruh dengan Jason. Lalu Leon menang atas taruhan itu.Kali ini, apa yang akan di lakukan Leon?

"Apa yang akan kamu lakukan?" Jason sedikit goyah. Sekarang saat dia melihat Leon, dia merasa sedikit ketakutan. Meski dia bisa melanggar taruhan dan merebut secara paksa usaha aurel lalu membuatnya menjadi dirinya, dia tahu kebenarannya jauh lebih baik dari pada orang lain. jadi, dia pun tanpa sadar panik saat menghadapi Leon.

"Aurel, sebagai manager umum sekarang aku memerintahkanmu untuk mengusir suamimu!" teriak Jason dengan keras.

"Haha." Leon tertawa dingin, "mulai sekarang, Aurel sudah mengundurkan diri dari semua posisi di perusahaan Keluarga Bimasena, jadi kamu sebagai manager umum, tidak bisa mengendalikannya lagi."

Semua orang kaget, apa Leon ini gila? Dia bilang Aurel mengundurkan diri dari posisinya di perusahaan, apa dia berniat melepaskan diri dari Keluarga Bimasena?

"Leon, kamu gila, ya?" Aurel merendahkan nada suaranya sambil menatap Leon dengan tatapan kosong.

"Percayalah padaku, aku tidak akan membiarkanmu menderita," jawab Leon dengan serius tanpa menolehkan kepalanya. Aurel tercengang, bagaimana dia bisa memercayainya?

Kehidupan keluarga mereka didukung oleh gaji Aurel. Jika sekarang dia mengundurkan diri, bagaimana keluarga mereka akan bertahan? Namun, mendengar kata-kata serius Leon, Aurel pun bersedia memercayainya lagi.

"Anggap saja aku mendengarkannya sekali ini demi air gula merah parutan jahe yang dia buatkan semalam," ujar Aurel dalam hatinya. Nyonya Besar Bimasena berdiri dengan wajah muram lalu bertanya sambil menatap Aurel, " Aurel, ide siapa ini?"

Meskipun dia tidak peduli dengan Aurel, Tapi Aurel adalah anggota Keluarga Bimasena. Jika Aurel meninggalkan perusahaan dan pergi bekerja di tempat lain, bukankah itu akan menjadi tamparan bagi Keluarga Bimasena?

Selain itu, dia juga tahu tentang situasi di rumah Aurel. Leon mungkin gila tetapi Aurel tidak akan mungkin pernah gila bersama dengan pria itu.

"Aku... Aku mendengarkannya." Aurel terdiam sejenak, kemudian tatapan matanya tertuju pada Nyonya Besar Bimasena. Semua orang semakin tercengang. Ini benar-benar tidak masuk akal.

Semua orang tahu kalau Aurel sangat membenci Leon. Sekarang Aurel malah berkata dia bersedia mendengarkan Leon? Astaga! Bagaimana mungkin? Akan tetapi, Bagi Jason, masalah ini sesuai keinginannya. Bagus sekali!

"Kamu kira setelah Group Bimasena kehilangan kalian, kita sekeluarga tidak bisa hidup? Kalau mau pergi, ya pergi sekarang juga!"

"Semoga nanti kalian jangan menyesal lalu meminta Aurel kembali." Leon menatap Jason untuk beberapa saat, kemudian berbalik dan membawa Aurel pergi. "Omong kosong! Aku memohon kepada kalian? Kalian kira kalian siapa?" terdengar bentakkan Jason dari belakang.

Di dalam rumah Aurel....

"Leon! Kamu bilang hanya menyuruh Aurel putuskan kontrak, tapi sekarang berani-beraninya kamu menyuruh Aurel berhenti bekerja! Sebenarnya apa yang kamu mau lakukan?

Siska marah besar, kejadian ini benar-benar di luar pikirannya. Nyali Leon besar sekali, berani-beraninya dia membuat keputusan buat Aurel, untuk mereka sekeluarga?

Daniel juga mengernyit sambil menatap Aurel, dia berkata, "Gel, kenapa kalian membuat keputusan semena-mena?"

Setelah Aurel terdiam beberapa saat, akhirnya dia menjawab, "aku akan memercayainya untuk terakhir kalinya."

"Hebat! Hebat sekali! Kalian terus buat aku marah! Masih mau tunggu mereka memohon kepada kalian? Kalian tunggu saja!" Siska menunjuk Leon dan Aurel, dia benar-benar murka.

Siska merasa Aurel pasti sudah dicuci otak oleh Leon. Kalau tidak, bagaimana mungkin Aurel mau mendengarkan kata-kata orang tak berguna itu?

"Dia pasti akan kemari memohon pada Aurel," ucap Leon yang sedang duduk di sofa dengan datar.

"Jangan bilang aku tidak memberimu kesempatan. malam ini sebelum jam dua belas malam, kalau kamu tidak bisa melakukan seperti perkataanmu, ambil barangmu dan keluar dari rumah ini!" teriak Siska dengan marah sambil menunjuk Leon.

Aurel juga melirik Leon, kali ini dia tidak menghentikan Siska. Kali ini Aurel mempertaruhkan semuanya pada Leon. Jika Aurel kalah, maka dia tidak akan mengasihani Leon lagi.

Aurel memilih memercayai Leon, tapi masih belum tahu apakah Leon akan mengecewakannya atau tidak. Leon menganggukkan kepala tanpa bersuara. Dalam hati di berpikir, "Jam dua belas? Mepet sekali."

Di Group Bimasena, setelah Leon dan lainnya pergi, ada orang yang datang ke perusahaan. Semua orang langsung panik ketika mengetahui orang yang datang adalah manager dari Group MoonLight.

Bahkan Nyonya Besar Bimasena sendiri pergi ikut mengantar manager Group MoonLight ke ruang tamu. Iwan, Jason dan beberapa anggota Keluarga Bimasena pun menyambut tamu. Seolah-olah mereka sedang menyambut menteri kekaisaran.

Walaupun Iwan dan CEO perusahaan, dia biasanya tidak bersikap begini hormat kepada manager lain. Akan tetapi, tamu ini adalah manager Group MoonLight, apa dia bisa dibandingkan dengan manager perusahaan lain? Bahkan, meskipun yang datang adalah pengawal Group MoonLight, statusnya jauh lebih tinggi dari seorang bos kecil.

"Selamat siang, kami datang untuk mengonfirmasi mengenai urusan kerja sama dengan Group Bimasena, apakah nona Aurel Bimasena ada?" Bapak tersebut membuka laptop yang dibawanya, matanya tertuju pada layar.