Kesalahan masa lalu membuat seorang Kaynara Flora terus di sakiti oleh suaminya sendiri. Wanita itu sama sekali tak di anggap oleh sang suami. Kehadiran anak tak mampu meluluhkan hati prianya.
Akankah Kaynara akan tetap bertahan dalam pernikahannya atau justru menyerah dan memilih mengakhiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayu andita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Kegilaan Arkana
Flora baru saja menyelesaikan hari yang panjang di kantor.Kegelapan sudah mulai menyelimuti kota ketika dia keluar dari gedung, membawa tas kerjanya dengan langkah yang lelah. Jalanan masih cukup ramai, tetapi Flora berharap bisa segera sampai di rumah untuk beristirahat.
Dia memasuki mobilnya di tempat parkir dan menyalakan mesin. Setelah beberapa menit, dia sudah berada di jalan raya, mengikuti arus lalu lintas. Namun, saat melintasi jalan yang agak sepi di pinggiran kota, Flora merasakan sesuatu yang aneh. Mobilnya mulai bergoyang dan terdengar suara desis dari ban. Dengan cepat, dia menepi ke sisi jalan yang sepi dan minim penerangan.
Setelah keluar dan memeriksa ban, Flora mendapati salah satu bannya bocor. Dia menghela napas, merasa frustrasi. Dia membuka bagasi untuk mencari ban cadangan, namun tak menemukannya. Tanpa pilihan lain, Flora merogoh tasnya untuk mengambil ponsel dan mencoba menelepon bantuan, tetapi sinyal di daerah tersebut sangat lemah.
Saat Flora sedang bingung mencari solusi, sebuah mobil berhenti di dekatnya. Ketika pengemudi keluar, Flora mengenali sosok itu dengan segera – Arkana, mantan suaminya.
Hati Flora berdebar kencang, campuran antara kecemasan dan ketidaknyamanan. Arkana mendekat dengan senyum yang tampak ramah, tetapi ada sesuatu yang mengkhawatirkan dalam sorot matanya.
"Flora? Kamu baik-baik saja?" tanyanya dengan nada yang tampak penuh perhatian.
Flora berusaha tetap tenang. "Ban mobilku bocor. Aku sedang mencari bantuan," jawabnya singkat.
Arkana mengangguk. "Jangan khawatir, biar aku yang urus. Aku punya peralatan di mobil." Tanpa menunggu persetujuan Flora, dia berjalan kembali ke mobilnya untuk mengambil dongkrak dan ban cadangan.
Flora merasa tidak nyaman, tetapi dia merasa tidak punya banyak pilihan selain membiarkan Arkana membantu. Dia berdiri agak jauh, memperhatikan mantan suaminya bekerja dengan cekatan. Namun, perasaan gelisah terus menghantui dirinya.
Setelah beberapa saat, Arkana selesai mengganti ban dan berdiri sambil tersenyum. "Sudah beres. Kamu bisa melanjutkan perjalanan sekarang," katanya.
"Terima kasih, Arkana," jawab Flora singkat. "Aku harus segera pulang."
Namun, saat Flora hendak masuk ke mobil, Arkana meraih lengannya dengan cepat dan kuat. "Tunggu, Flora. Aku ingin bicara sebentar," katanya dengan nada mendesak.
Flora merasa jantungnya berdebar lebih kencang. "Arkana, lepaskan aku. Aku harus pulang," katanya dengan nada tegas, berusaha menarik lengannya.
Arkana menatap Flora dengan intensitas yang mengancam. "Flora, aku baru sadar jika selama ini mencintaimu. Kita bisa memperbaiki semuanya dan beri aku kesempatan," katanya sambil mendekat lebih dekat.
Flora merasa panik dan ketakutan. "Arkana, lepaskan aku! Ini salah," teriaknya sambil berusaha meronta.
Namun, Arkana tidak mendengarkan. Dengan kasar, dia menarik Flora lebih dekat dan mencoba mencium bibirnya dengan paksa. Flora meronta dengan sekuat tenaga, berhasil menampar wajah Arkana dengan keras. Arkana terhuyung mundur, terkejut dan marah. Namun, bukannya mundur, dia malah semakin agresif.
Arkana mencengkeram lengan Flora dengan lebih kuat, menekannya ke mobil. "Flora, jangan melawan. Kita bisa menyelesaikan ini dengan baik dan aku ingin memberikan Keyra adik," katanya dengan nada gelap dan seringai miring.
Flora merasa ngeri dan ketakutan. Dia berteriak minta tolong, berharap ada orang yang mendengar. Teriakan Flora seolah menggema di kesunyian malam. Arkana semakin kasar, mencoba menekan tubuh Flora lebih keras ke mobil.
Tiba-tiba, sebuah mobil lain melintas dan berhenti di dekat mereka. Pengemudi mobil tersebut keluar dan berteriak, "Hei, apa yang kamu lakukan?!"
Suara itu membuat Arkana terkejut dan melepaskan Flora. Melihat kesempatan itu, Flora segera berlari menjauh dan bersembunyi di balik mobil yang baru datang. Pengemudi mobil tersebut, ternyata Jonathan dengan wajah yang tegas, mendekati mereka.
"Apa yang kau lakukan, Brengshake?" tanya pria itu dengan nada tegas, matanya tertuju pada Arkana.
Arkana mencoba bersikap tenang. "Tidak ada apa-apa, Nathan. Kami hanya sedang menyelesaikan masalah pribadi," katanya sambil berusaha tersenyum.
Pria itu menatap Flora yang terlihat ketakutan dan terengah-engah. "Apakah Kamu baik-baik saja, Flo?" tanyanya kepada Flora.
Flora mengangguk dengan napas tersengal, masih gemetar. "Tolong, aku hanya ingin pergi dari sini Nat," jawabnya dengan suara gemetar.
Pria itu mengangguk dan berkata kepada Arkana dengan nada yang lebih tegas, "Aku pikir Kau sebaiknya pergi sekarang, sebelum aku menelepon polisi."
Arkana tampak marah, tetapi dia akhirnya mengalah dan kembali ke mobilnya. Dia melaju pergi dengan cepat, meninggalkan Flora yang masih terguncang. Pria tersebut membantu Flora berdiri dan menenangkannya.
"Dia tadi menciumku Nathan dan hampir menodaiku." gumam Flora dengan nada bergetar.
"Shit, Arkana memang brengshake." maki Jonathan.
"Ayo masuk ke mobil dan biar aku antar pulang." Keduanya masuk ke mobil, Jonathan menghubungi salah satu anak buahnya untuk mengurus mobil Flora dan membawanya ke bengkel.
brum
Mereka meninggalkan jalanan sepi malam itu.Jonathan mengantarkan Flora pulang ke rumahnya.Pria itu juga meminta maaf telah membuat Flora lembur di kantor.
Rumah Flora
Jonathan membawa Flora ke ruang tamu.Pria itu masih memeluk Flora yang masih menangis.Suara derap kaki membuat keduanya menoleh.Rumi dan Ares datang menghampiri keduanya.Ua sebelumnya Flora meminta Rumi dan keluarganya untuk menginap dirumah agar Keyra tak kesepian.
"Flo, kamu kenapa?" tanya Rumi. Jonathan langsung duduk di sofa lain dan membiarkan Rumi duduk disebelah Flora.
Jonathan menjelaskan kejadian tadi pada Rumi dan Ares.Rumi tentu saja kaget dan lekas memeluk adik angkatnya sekaligus tetangganya itu.
"Tadi aku sangat takut mbak, Arkana sangat gila dan nekat." gumam Flora lirih.
Rumi melepaskan pelukan, dia segera bangkit dan pergi ke dapur.Flora sendiri menghapus air matanya.Tak lama Rumi kembali dan menyerahkan secangkir teh pada Flora.
Wanita itu menyesapnya dengan pelan lalu menaruhnya di atas meja.Kejadian Ardi tentu saja menyisakan rasa sedikit trauma dibenak Flora. dia tak menyangka jika Arkana akan berbuat nekat dan gila seperti ini.
"Ini tidak bisa dibiarkan terus-menerka Flo.Sebaiknya kita laporkan ke polisi atas tindakan gila Arkana!" geram Rumi.
"Aku kenal bagaimana Arkana mbak, dia bisa manipulatif sama seperti Devina!"
"Kamu berangkat kerjanya bareng Jonathan atau besok izin aja dulu sehari atau dua hari." ucap Rumi.
Flora mengangguk, setelah itu bubar menuju ke kamar masing-masing. Jonathan sendiri pamit pulang setelah tugasnya selesai. Dia langsung istirahat di kamar setelah mandi.
Keesokan hari
Rumi pagi pagi menjemput Keyra dan mengantarkan kesekolah.Flora tentu saja merasa sungkan dengan Rumi.Kini wanita itu berada diruang tamu, dia telah izin hari ini. Tak lama Jonathan datang dan menyusulnya ke ruang tamu.
"Kau baik-baik saja Flo?"tanya Nathan.
"Iya aku baik-baik saja mas."jawab Flora. Jonathan mengenggam tangan Flora membuat wanita itu terkejut namun hanya diam saja.
"Aku akan menjagamu, Flo.Kamu jangan takut terhadap Arkana.Akan kupastikan pria itu tak akan menyentuhmu lagi!"
Jonathan menariknya ke dalam pelukan. Flora membalas pelukan dan menangis terisak, meluapkan kesedihannya.
tetap terus berkarya kak 👍👍❤️❤️
devina meninggal knp tu terkejut bacanya
semangat thoor..