"Aku bisa menjadi mommy-mu."
"Apa kau kaya?"
"Tentu saja! Aku sangat kaya dari para orang kaya di negara ini."
"Setuju, Mommy!"
Bukan kisah anak genius, melainkan kisah sederhana penguasa muda yang terlambat jatuh cinta. Melalui perantara manis, keduanya dipertemukan lagi sebagai sosok yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejadian Berulang
Oliver dan yang lainnya akhirnya berpamitan. Liam sudah terlelap lebih dulu di pundaknya. Tyler berniat mengambil alih, namun Oliver tidak keberatan membawa Liam sampai mereka kembali ke rumah.
Keheningan pun kembali terjadi selama di perjalanan pulang yang cukup panjang. Setelah dilihat, rupanya ada satu orang lagi yang tertidur sambil memeluk bocah kecil. Untuk kesekian kalinya, Tyler kembali terpana pada sosok bak boneka yang sangat tenang dalam tidurnya.
Tyler mengulurkan tangannya untuk menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Oliver. Nafasnya yang teratur menunjukkan wanita itu tidak terganggu sama sekali.
"Nona memang sering tidur di mobil, Sir. Di jok belakang ada bantal dan selimut milik nona," jelas Oscar dengan pelan. Bisa gawat jika tidur sang nona terganggu. Wanita itu bisa mengomel jika terbangun tiba-tiba.
"Setiap hari?"
"Bisa dibilang begitu."
"Bukankah dia selalu tepat waktu?" tanya Tyler. Oliver tidak pernah terlambat saat datang maupun pulang bekerja. Begitu salah satu gosip yang beredar.
"Justru itu, Tuan. Tepat waktu bukan berarti dia beristirahat setelahnya. Nona bisa bekerja lagi saat di rumah hingga tengah malam bahkan subuh." Bisa dibilang, hidup Oliver hanya tahu bekerja saja. "Jika sampai subuh, nona tidak akan tidur lagi, itu sebabnya nona hanya bisa mencuri tidur di mobil."
Masih ingatkan alasan Oliver tidak tidur lagi saat subuh? (Bab 15: Berubah)
Tyler sendiri mulai mengeraskan rahangnya dengan tangan sedikit mengepal. Bukankah Oliver terlalu memaksakan diri? Apa wanita itu berniat menjadi sempurna?
"Pasti lelah menjadi harapan orang lain. Aku tidak berniat menjadi pewaris sepertimu jika posisi kita sama," kata Oliver.
"Lalu, apa yang akan kau lakukan setelah ini?"
"Menjadi pelukis. Aku akan membuat galeriku sendiri."
Padahal Oliver mengatakannya dengan sangat yakin saat itu. Pada akhirnya inilah pilihan Oliver? Menjadi ekspetasi orang lain?
Kau pasti lelah, kan? batin Tyler iba. Ia benar-benar menyesal telah melepaskan wanita ini sendirian. Seharusnya ia tetap di sisinya demi sebuah mimpi yang akan membuat wanita itu tersenyum bahagia tanpa memaksakan dirinya sendiri.
"Dia benci dingin. Pastikan dia hangat saat diluar," perintah Tyler tanpa dibantah. Oscar terdiam, lalu mengangguk cepat.
"Baik, Tuan!" jawabnya. Pria itu tersenyum pada akhirnya. Ahh ... ini hanya masalah waktu, kan? Keduanya sebenarnya bukan sekedar pasangan pura-pura, namun ada hal lain yang menyusup di antara mereka.
Jeremy diam-diam ikut tersenyum. Mungkin memikirkan hal yang sama seperti Oscar. Tuannya tidak pernah peduli atau meladeni siapapun selama ini, tapi ia bahkan peduli pada wanita yang pastinya akan sangat sulit untuk dikendalikan. Pasti sangat menantang!
Kedua orang di kursi depan itu saling larut dalam pikiran, hingga—
Brakk!!
Tubuh keduanya tersentak ke depan, begitupun Tyler serta Oliver dan Liam yang tertarik tubuhnya. Untungnya, Tyler dengan sigap memeluk Oliver serta Liam.
Lagi ...! batin Oscar menjerit. Kejadian ini sangat tidak asing baginya sekarang.
"Jeremy ...!" desis Tyler. Pria yang disebut namanya itu hanya menelan salivanya kasar. Dirinya tidak sengaja menabrak seseorang di depan karena terlena dengan pikirannya. Sungguh baru kali ini ia ceroboh!
Habislah aku. Oscar tidak kalah resah. Pasalnya ia melihat mata Oliver yang menyorot tajam dari spion tengah sambil menatap mereka. Nonanya terlihat seperti hantu sekarang, namun hantu yang ini bisa membunuh orang!
"Apa yang kalian tunggu! Cepat lihat?!" bentak Oliver. Dengan cepat keduanya keluar dari mobil.
"Ada apa, Mommy?" Liam sedikit ketakutan di tempatnya.
"Tidak apa-apa. Kau dengan daddymu dulu, ok!"
"Biar aku saja," tawar Tyler.
"Aku saja." Oliver memindahkan Liam ke pangkuan Tyler.
_
-
-
-
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Niatnya mau tulis lebih panjang lagi, tapi ga keburu. besok lagi ya sayy
tuhkan klo bukan dokter sendiri yg bicara si abang nie g bakalan percaya.hidup mati tuh udah digaris abang jgn takut lagi....si olie bakalan stong klo dpt dukungan dr abang tyl er 😁😄
ttp semangat ka ros lupyupull