Update rutin 1-5 Bab ... Selamat membaca.
Jangan lupa tinggalkan jejak di komentar...
Long Tian, seorang pendekar jenius yang lahir di Alam Dewa, membawa bakat dan kekuatan yang melampaui batas. Namun, kehebatannya justru menjadi kutukan. Dibenci dan ditakuti oleh para pendekar lainnya, ia dianggap ancaman yang tak bisa dibiarkan. Suatu hari, empat pendekar terkuat dari ranah yang sama bersatu untuk menghancurkannya. Dalam pertarungan epik, Long Tian harus menghadapi kekuatan gabungan yang mengancam nyawanya—apakah ia mampu bertahan, ataukah takdir Alam Dewa akan berubah selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Pagi itu... Tetua Yan sedang duduk dengan ekspresi serius. Seorang informan dari luar sekte berdiri di depannya, menyampaikan laporan dengan nada tegas.
"Tetua Yan, ada hal yang mencurigakan terkait Sekte Pedang Langit. Dalam satu bulan terakhir, mereka telah membeli pil tingkat tinggi dan senjata spiritual dalam jumlah besar dari berbagai pedagang dan sekte kecil di wilayah sekitar. Aktivitas ini tidak seperti biasanya," ujar informan tersebut.
Tetua Yan mengerutkan alisnya, pikirannya mulai bekerja cepat. "Pil tingkat tinggi dan senjata spiritual dalam jumlah besar? Apa mereka sedang mempersiapkan sesuatu? Apakah kau memiliki informasi tambahan?"
Informan itu menggeleng. "Sayangnya, sumber saya hanya bisa mengungkapkan bahwa transaksi-transaksi ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan sering kali melalui perantara. Namun, jumlahnya terlalu besar untuk dianggap wajar, bahkan bagi sekte sebesar mereka. Ini menimbulkan banyak pertanyaan."
Tetua Yan mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja, ekspresinya semakin serius. "Apakah ada kabar lain tentang pergerakan mereka?"
"Belum ada laporan pasti tentang pergerakan besar, Tetua. Tetapi desas-desus ini sudah mulai menyebar di kalangan sekte kecil dan pedagang yang bekerja sama dengan mereka. Beberapa bahkan berspekulasi bahwa Sekte Pedang Langit sedang bersiap untuk sesuatu yang besar," jawab informan.
Tetua Yan menarik napas panjang, pandangannya berubah tajam. "Jika benar mereka sedang mempersiapkan sesuatu, kemungkinan besar itu bukan kabar baik bagi kita. Latih tanding yang baru saja terjadi bisa saja menjadi langkah awal untuk menilai kekuatan kita."
Informan itu mengangguk. "Saya juga berpikir demikian, Tetua. Mereka sepertinya sedang menyusun rencana besar, dan Sekte Api Emas mungkin menjadi salah satu target mereka."
Tetua Yan bangkit dari kursinya, berjalan mondar-mandir sambil merenung. "Ini kabar buruk, tetapi juga menjadi peringatan bagi kita. Jika Sekte Pedang Langit benar-benar berencana menyerang, kita harus segera bersiap. Informan, lanjutkan pengawasanmu. Laporkan setiap pergerakan mereka, sekecil apapun."
"Baik, Tetua," jawab informan sebelum memberi hormat dan meninggalkan aula.
Setelah dia pergi, Tetua Yan berdiri di depan jendela, menatap jauh ke arah pegunungan yang mengelilingi Sekte Api Emas. Dalam hati, dia merasa gelisah. Jika benar Sekte Pedang Langit sedang merencanakan sesuatu, maka Sekte Api Emas harus bersiap menghadapi badai yang akan datang.
"Long Tian," gumamnya pelan. "Aku tidak tahu mengapa, tetapi aku merasa kau akan menjadi kunci penting di masa depan sekte ini."
Di tempat yang lain, di tengah kesunyian pagoda kecil di puncak bukit Sekte Api Emas, patriark sekte duduk bersila dengan mata terpejam. Aura tenang namun penuh kekuatan mengelilinginya, menciptakan suasana sakral. Qi spiritual di sekitarnya berputar lambat, mengikuti ritme nafasnya yang stabil. Namun, ketenangan itu terganggu ketika Tetua Yan dengan tergesa-gesa tiba di hadapan pintu pagoda, wajahnya menampakkan kekhawatiran.
"Patriark, maaf mengganggu, tetapi saya membawa kabar yang sangat penting," kata Tetua Yan sambil memberi hormat dalam-dalam.
Patriark membuka matanya perlahan, tatapannya tajam namun tenang. "Masuklah, Yan. Apa yang membuatmu terlihat gelisah?"
Tetua Yan masuk dan menjelaskan semua yang ia ketahui tentang laporan dari informan. Patriark mendengarkan dengan saksama, ekspresinya berubah serius seiring penjelasan yang terus berlanjut. Ketika tetua Yan selesai berbicara, patriark berdiri, auranya yang penuh wibawa memenuhi ruangan.
"Jika desas-desus ini benar, maka Sekte Pedang Langit kemungkinan besar sedang merencanakan serangan terhadap kita," ujar patriark dengan suara berat. "Kita tidak boleh meremehkan mereka, terutama setelah latih tanding yang memperlihatkan perbedaan kekuatan antara kedua sekte."
Patriark melangkah keluar dari pagoda kecil itu, tatapannya mengarah ke kejauhan. "Panggil semua tetua. Kita akan berkumpul di aula utama untuk membahas ini lebih lanjut. Keamanan sekte ini tidak boleh dikompromikan."
Tetua Yan mengangguk tegas. "Baik, Patriark. Saya akan memastikan semua tetua segera hadir di aula utama."
Dalam waktu singkat, para tetua Sekte Api Emas berkumpul di aula utama yang megah. Ruangan itu dipenuhi dengan aura para pendekar kuat, masing-masing menunjukkan ekspresi serius. Patriark sekte berdiri di tengah aula, auranya yang tenang namun penuh tekanan membuat semua orang memperhatikannya dengan saksama.
"Tetua sekalian," patriark memulai dengan suara tegas, "kita telah menerima laporan bahwa Sekte Pedang Langit mungkin sedang mempersiapkan sesuatu yang besar. Mereka membeli banyak pil tingkat tinggi dan senjata spiritual dalam jumlah besar, sesuatu yang tidak wajar bahkan untuk sekte mereka. Jika ini adalah persiapan untuk menyerang kita, kita harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk."
Para tetua saling pandang, bisik-bisik kecil terdengar di antara mereka. Salah satu tetua angkat bicara. "Patriark, apakah kita yakin ini adalah ancaman langsung? Bisa saja mereka hanya memperkuat sekte mereka untuk alasan lain."
Patriark mengangguk pelan. "Benar, ini masih dugaan. Tetapi kita tidak bisa menunggu hingga semuanya terlambat. Mulai sekarang, kita akan meningkatkan keamanan sekte. Latihan para murid harus ditingkatkan, dan setiap informasi tentang Sekte Pedang Langit harus segera dilaporkan. Saya tidak ingin ada kelengahan sedikitpun."
Tetua Yan menambahkan, "Selain itu, kita harus mempertimbangkan kekuatan formasi pertahanan sekte. Jika memang terjadi serangan, formasi ini akan menjadi garis pertahanan pertama kita."
Patriark mengangguk. "Setuju. Tetua Li, kau bertanggung jawab memperkuat formasi. Tetua Yan, teruskan penyelidikanmu dengan informan kita. Jika ada kabar baru, laporkan segera."
Semua tetua mengangguk setuju. Suasana di aula utama terasa tegang, tetapi juga penuh tekad. Sekte Api Emas kini bersiap menghadapi potensi badai yang mungkin datang dari Sekte Pedang Langit.
Setelah pertemuan berakhir, Tetua Li segera memimpin para tetua lainnya menuju area inti Sekte Api Emas. Mereka bergerak dengan langkah cepat, membawa berbagai gulungan formasi kuno dan batu energi tingkat tinggi. Di tengah kompleks sekte, sebuah altar besar yang dihiasi dengan ukiran api dan emas menjadi pusat persiapan mereka.
"Kita akan mengaktifkan Perisai Emas Abadi," ujar Tetua Li dengan suara tegas, tatapannya penuh keseriusan. "Formasi ini membutuhkan koordinasi sempurna dari kita semua. Bersiaplah, ini bukan tugas yang mudah."
Para tetua lainnya mengangguk, menunjukkan kesungguhan mereka. Mereka mulai menyusun batu energi di titik-titik tertentu di sekitar altar. Batu-batu itu bersinar dengan intensitas yang semakin kuat, menandakan bahwa energi spiritual yang terkandung di dalamnya sangat besar.
Tetua Li mengangkat tangannya, memegang gulungan formasi utama yang berisi pola Perisai Emas Abadi. Gulungan itu memancarkan cahaya keemasan, dan simbol-simbol kuno di atasnya mulai bergerak seperti hidup. "Mulai!" serunya.
Para tetua segera duduk di posisi masing-masing, membentuk lingkaran di sekitar altar. Mereka menyalurkan Qi mereka ke dalam batu energi, menciptakan aliran energi yang menghubungkan semua titik formasi. Aura emas yang kuat mulai muncul, perlahan-lahan menyelimuti seluruh area Sekte Api Emas.
"Perisai Emas Abadi, aktifkan!" seru Tetua Li dengan suara lantang.
Cahaya emas yang menyilaukan meledak dari altar, memancar ke segala arah. Cahaya itu dengan cepat meluas, menciptakan kubah transparan raksasa yang melindungi seluruh wilayah sekte. Formasi ini tidak hanya berfungsi sebagai pelindung fisik, tetapi juga mampu menyerap dan menetralisir serangan energi tingkat tinggi.
"Formasi ini luar biasa," ujar salah satu tetua sambil mengamati kubah emas yang berkilauan. "Aura perlindungannya sangat stabil. Dengan ini, kita bisa bertahan dari serangan besar sekalipun."
Tetua Li mengangguk, tetapi ekspresinya tetap serius. "Jangan lengah. Formasi ini memang kuat, tetapi membutuhkan energi besar untuk tetap aktif. Kita harus memastikan batu energi yang digunakan tetap terisi penuh. Tetua Yan, pastikan cadangan batu energi kita cukup jika terjadi pertempuran panjang."
"Tentu," jawab Tetua Yan dengan tegas.
Dengan aktifnya Perisai Emas Abadi, Sekte Api Emas kini memiliki pertahanan yang tangguh. Namun, mereka semua tahu bahwa ini hanyalah langkah awal dalam persiapan menghadapi ancaman dari Sekte Pedang Langit. Di tengah kilauan cahaya emas yang menyelimuti sekte, para tetua berdiri dengan tekad yang membara, siap melindungi rumah mereka dari segala ancaman.
🤭🤭🤭🤭