Bryan Sang Ahli Waris

Pagi hari kanaya bangun dan terkejut, kepala pusing dan melihat sekelilingnya seperti bukan kamarnya.

"ezzz.. kepalaku masih pusing." cicit Kanaya pelan

Sambil mengingat jika dia semalam minum di club mengikuti bondan dan pasti semalam dia mabuk karena buktinya dia berada di kamar yang asing untuknya.

Saat menurunkan kaki dari ranjang tidurnya Kanaya melihat meja makan plus dengan nota dan dia yakin itu dari bondan.

" makan sarapannya tuan putri, aku ada kelas pagi."

Kanaya tersenyum membaca nota dari bondan dan menyantap sarapan paginya lalu ke kamar mandi membersihkan diri.

Di kamar mandi sendiri bondan sudah menyiapkan handuk dan juga sikat gigi baru untuk di pakai Kanaya.

Bondan adalah pria baik di mata Kanaya, seandainya saja dia memiliki perasaan kepadanya pasti hal seperti ini sudah membuatnya "Baper" dan sayang untuk saat ini Kanaya hanya memiliki perasaan pertemanan untuk bondan.

Selesai mandi Kanaya memakai baju yang di siapkan bondan dan pasti kaos yang di pakainya kali ini adalah milik bondan.

Walau kebesaran Kanaya memakainya daripada memakai baju semalam pasti tidak nyaman karena pasti ada bau minuman semalam.

Dengan naik taxi Kanaya pulang kerumah dan berganti pakaian, beruntung orang tua nya sudah berangkat pergi keluar kota.

Jika tidak pasti Kanaya sudah terkena omelan dan berbuntut panjang, seperti nya dia harus berterimakasih kepada bondan karena tidak membawanya pulang di saat seperti keadaan semalam yang sedang mabuk.

"Aku harus bertemu bondan nanti." kata Kanaya dalam hati

Bondan sendiri hari ini sedang berada di kampus, setelah pelajaran pagi nya dia menuju lapangan basket bersama teman temannya.

Bermain basket juga menjadi hobinya dari dulu dan kebetulan dia bertemu dengan teman teman yang mempunyai hobi sama sepertinya.

Selain basket bondan juga senang panjat tebing baru baru ini dan itu membuat adrenalin nya terpacu saat melakukan hal itu.

Kadang dia harus bersyukur karena mempunyai orangtua yang kaya dan selama ini neneknya tidak melarang semua aktivitasnya.

Untuk mamanya sudah pasti dia tidak terlalu peduli selama semua berjalan baik baik saja tidak mengganggu urusannya.

Seminggu dua kali sudah menjadi rutinitasnya datang ke kantor untuk bekerja di kantor papanya menjadi staf biasa seperti anak magang.

Kata tantri untuk belajar bekerja saat nanti tidak terlalu asing dengan dunia perkantoran dan bondan sudah melakukan hal itu selama ini.

Walaupun semua orang kantor tahunya jika dia anak magang biasa dan itu membuat bondan tidak di perlakukan khusus oleh karyawan lainnya.

Tantri sudah mengatur semua dengan papa nya dan bondan hanya menjalankan semua, walaupun kadang ingin protes tapi bondan sadar semua yang di lakukan mereka demi kebaikannya nanti.

Selama ini kadang dia merasa kesal dengan kehidupannya, tidak di pungkiri pengaturan dalam kehidupannya kadang tidak sesuai dengan keinginannya.

Ingin berontak tentu saja tidak bisa, tanpa kekayaan keluarga dia bukanlah apa apa dan bondan hanya menjalani semua tanpa protes.

Di lapangan basket, bryan yang sedang berjalan hampir saja terkena bola basket dan beruntung tangannya sangat reflek menangkap bola yang menghampirinya.

"sory bro ngk sengaja." kata beni teman bondan

bryan mengembalikan bola basket dan menganggukkan kepala berjalan meninggalkan lapangan.

Saat itu bondan dengan suara nya mengajak bryan untuk tanding bola, walaupun sebenarnya bryan enggan menanggapi tapi ada perkataan pria di depannya yang membuatnya menerima tantangan basket itu.

"Gue pengin tahu kelebihan loe selain wajah, apa lagi yang loe punyai .! " kata bondan

lapangan basket menjadi ramai karena tanding basket antara bondan dan bryan.

Para netizen begitu cepat menggerakkan jemari mereka dalam waktu sekejap lapangan menjadi ramai karena ulah mereka.

Kanaya yang baru datang kekampus segera ke lapangan untuk melihat hal itu, dua pria yang dia kenal dan memiliki tempat di kehidupannya akan tanding basket.

Teman dan pria yang dia sukai akan bertanding walaupun tidak tahu kenapa pertandingan itu terjadi karena apa tapi Kanaya juga ingin tahu siapa diantara mereka yang jago dalam bermain basket.

Kebetulan kelas siang akan di mulai satu jam lagi dan Kanaya masih bisa melihat pertandingan itu.

Tanpa sepengetahuan bryan tapi tidak dengan bondan, dia tahu jika Kanaya ada di antara para penonton dadakan.

sedangkan bryan tidak peduli dengan para penonton, baginya cukup ingin membungkam mulut pria di depannya agar tidak sombong di hadapannya.

Permainan basket sangat sengit di akui oleh bryan jika bondan juga jago dalam permainan basket.

Tapi sayang bondan harus mengakui jika bryan selain tampan dia layak di gandrungi banyak wanita Karena pemuda yang sedikit dewasa di hadapannya ini memang keren dia jago bermain basket.

Setelah selesai pertandingan basket bryan kembali ke kelas dan tidak di ragukan lagi setelah pertandingan di lapangan membuat fans wanitanya bertambah.

Hal biasa yang dia rasakan penggemar wanita banyak tapi dia jomblo sejati, selama ini belum ada wanita yang bisa menggerakkan hatinya.

Kanaya menghampiri bryan mengajaknya ke kantin dan seperti biasa dia akan menolak ajakan gadis gigih itu.

Apalagi bryan tahu jika bondan pria yang tadi siang tanding basket tadi alasan mereka berada di lapangan.

"Naya.. tidak hari ini, aku akan ke kafe karena tadi darren sudah menelfon. " tolak bryan dengan ajakan kanaya.

"Ok .. kalau gitu aku ikut ke kafe boleh kan.?" tanya kanaya

Bryan sendiri hanya diam dan meninggalkan gadis di depannya itu, walau tidak secara langsung menolak tapi bryan membiarkan kanaya mengartikan lain semua itu.

Dengan rasa tidak peka nya kananya ikut menyusul bryan ke kafe, walaupun dia mengajak teman teman nya ke tempat itu.

Sedangkan bryan sebenarnya tidak ke kafe karena nanti dia akan pulang ke surabaya jadi dia harus bersiap.

Sampai di kafe BnF Kanaya dan teman nya mencari tempat duduk, seperti biasanya Kanaya menghampiri darren dan bertanya kepada nya.

"Kak darren, bryan mana di ruangannya ya.? " tanya kanaya

Memang Kanaya kenal dengan karyawan di kafe Bnf karena mereka juga mahasiswa di universitas yang sama dan juga Kanaya sering datang untuk bryan ke kafe.

"kay.. bryan ngk ke kafe hari ini karena dia akan pulang kampung di jodohkan sama orang tuannya. " kata darren tersenyum menggoda

"Isss.. Kak darren. " kata Kanaya menepuk lengan darren

Walaupun dalam hatinya sedikit penasaran dengan ucapan darren tapi dia tahu jika itu hanya candaan darren untuknya.

Kanaya tahu jika darren mengetahui perasaannya kepada bryan karena itu dia suka menggoda nya jika datang ke kafe.

"bryan pulang kampung,kenapa?" tanya hati kanaya penasaran.