NovelToon NovelToon
Mencari Aku, Menemukan Kamu

Mencari Aku, Menemukan Kamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Enemy to Lovers / Slice of Life
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dylan_Write

"Aku menyukainya. Tapi kapan dia akan peka?" ー Asami

"Aku menyukaimu, tapi kurasa orang yang kamu sukai bukanlah aku" ー Mateo

"Aku menyukaimu, kamu menyukai dia, tapi dia menyukai orang lain. Meski begitu, akan aku buat kamu menyukaiku lagi!" ー Zayyan

.
.
.
Story © Dylan_Write
Character © Dylan_Write
Cover © Canva

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dylan_Write, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sweet Seventeen Yang Tak Terlupakan

Asami menghentak-hentakkan kaki. Wajahnya berseri tidak berhenti. Tangannya sibuk mengetik dan mengirim pesan ke grup chat sahabat-sahabatnya, juga orang-orang yang ia anggap berharga. Senyumnya semakin lebar ketika mendapat balasan yang sesuai dengan ekspektasinya.

Manik gold brown miliknya berbinar saat seseorang yang sedari tadi ia tunggu akhirnya masuk ke Ruos. Asami menaruh handphonenya di saku, ia lalu menghampiri Mateo dan memulai basa-basi.

"Dari mana?" Tanya Asami gugup.

"Muter nyari pembina tadi, tapi nggak ada. Padahal Kak Illa mau ngajuin proposal serah terima jabatan."

Asami mengangguk-angguk, sebenarnya tidak peduli dengan jawaban Mateo karena yang ingin ia tanya bukan itu.

"Kamu minggu ada acara?"

Mateo menoleh bingung, "minggu? Nggak tau deh. Emang kenapa?"

Asami menahan senyum gembiranya, "anu, saya ada acara ulang tahun hari minggu. Kalau kamu kosong dan berkenan, silakan datang ya."

Hening, Mateo menatap Asami selama beberapa detik. Asami lalu melanjutkan ucapannya, "a-ajak temanmu juga nggak apa kok. K-kalo kamu nggak mau sendirian. Tapi ... saya nggak maksa juga sih." Asami menggaruk pipinya yang tidak gatal.

Mateo mengangguk-angguk saat ingat sesuatu, "oh iya, ini Desember ya..." ia lalu menatap Asami lagi, "ulang tahun yang ke berapa?"

"T-tujuh belas."

"Sweet seventeen dong." Mateo terkekeh pelan. Asami mengangguk seraya ikut terkekeh.

"Saya insyaallah datang ya." Sambungnya.

Asami tidak bisa menahan senyumannya begitu mendengar jawaban Mateo. Ia memang tidak berharap Mateo datang, tapi bisa mendengar jawabannya saja sudah membuat Asami senang bukan main. Setidaknya Asami berani mengambil aksi untuk mengundang Mateo secara langsung.

Asami pun kembali duduk di tempatnya semula. Ia mengambil kembali handphone dari sakunya kemudian kembali memainkannya. Tanpa disadari, Mateo diam-diam melirik Asami lalu tersenyum.

...ΩΩΩΩ...

Hari minggu, Asami bangun lebih awal untuk bersiap-siap. Meski disebut bersiap-siap, sebenarnya Asami hanya memakai kaos lengan pendek berwarna putih dan celana jeans. Ia bahkan tidak memakai kacamatanya karena ia tahu yang datang hanya sahabat-sahabatnya.

Asami terus menunggu. Tangannya sibuk men-chat satu-satu orang-orang yang ia undang dua hari sebelumnya. Karena yang ia undang hanya sahabat-sahabatnya jadi Asami sedikit santai dan kalem.

Saat sedang asyik membalas pesan-pesan, tiba-tiba suara motor terdengar dan berhenti di depan rumah Asami. Asami sudah excited karena ia pikir itu adalah sahabatnya. Namun, begitu ia melihat seseorang yang turun dari motor, wajahnya langsung memerah. Apalagi saat suara familiar itu merambat ke telinganya.

"Asami."

Asami ngacir, masuk ke kamar dan menutupnya. Ia salah tingkah bukan main. Asami mencubit pipinya sendiri saking tidak percayanya. Crush nya datang ke acara ulang tahunnya! Seperti mimpi yang jadi kenyataan!

Tapi tunggu...

Kenapa Asami malah bersembunyi di dalam kamar? Bukannya ia harusnya menyapa Mateo dan mempersilakannya masuk?

Asami blushing parah. Bulir keringat dingin sampai membasahi seluruh keningnya. Jantungnya tidak bisa berdegup dengan stabil. Asami mencoba menenangkan diri, menarik napas dalam sebelum akhirnya keluar dari kamar.

"H-halo, saya kira kamu nggak datang." Ucap Asami kikuk.

"Saya bilang kan insyaallah." Ujar Mateo.

Asami pun duduk berhadapan dengan Mateo. Ia berulang kali mengalihkan tatapan dari Mateo, Asami sungguh malu dan gugup.

Sementara Mateo, entah ada magnet apa dalam diri Asami hari ini sampai-sampai ia tidak bisa mengalihkan tatapannya dari Asami. Di mata Mateo, Asami yang sekarang begitu berbeda dari Asami yang ia kenal di sekolah dan OSIS.

"Beda banget ya, Asami?" bisik Mateo pada Teguh, ketua kelas mereka yang sengaja Mateo ajak dalam acara ini. Matanya berbinar dan senyuman tak henti ia tunjukkan.

"iya ya." Teguh menjawab seadanya.

Karena tidak nyaman diperhatikan terus, Asami pun izin kembali ke kamar. Kini, ia sibuk merapikan diri, mulai dari rambut, baju, bahkan Asami menyemprotkan lebih banyak parfum ke bajunya, tak lupa kali ini ia memakai kacamatanya. Asami bercermin, mengusap wajahnya lalu menampar pipinya sendiri.

"Aku harus tenang... Tenang..." Ucapnya mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Selesai merapikan diri, Asami keluar dari kamar. Momennya tepat sekali saat sahabat-sahabat yang ditunggunya datang. Asami menoleh ke arah teras lalu tersenyum senang, melupakan sejenak kegugupannya.

"Yo, Asami." Seorang laki-laki berbadan paling besar masuk lebih dulu, disusul oleh laki-laki bertubuh tidak jauh beda dari laki-laki sebelumnya, "Yo."

"Loh? Satria kemana?" Asami celingak-celinguk mencari satu sahabatnya yang menghilang.

"Nggak jadi datang dia, ada urusan." Ucap Kiki seraya mengkode laki-laki di sebelahnya, Rovio.

Asami percaya saja dan mempersilakan keduanya duduk di dalam. Tidak lama kemudian, tiba-tiba ada yang datang lagi. Dan itu adalah orang yang tidak terduga.

"Assalamualaikum."

Seorang laki-laki bertubuh kecil dan pendiam yang tidak lain adalah Satria membuat Asami keheranan.

"Loh kok? Katanyaー" Belum sempat menyelesaikan kalimat, tiba-tiba Satria menyodorkan sebuah kado pada Asami.

"Nih, buat lu dari kita bertiga."

Asami merona, ini kali pertama dalam hidupnya ia diberi hadiah di hari ulang tahunnya. Asami mengambilnya dengan senang hati.

"Tapi tadi katanya..." Asami mencoba mencari penjelasan akan perkataan Kiki tadi bahwa Satria tidak bisa datang.

"Sebenernya gua udah datang dari tadi, tapi motornya gua matiin, terus nunggu mereka masuk duluan. Niatnya mau bikin surprise buat lu. Tapi ... kayaknya nggak jadi surprise ya?" Satria terkekeh seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Asami berbinar-binar, ia tersenyum hangat pada Satria. Ini merupakan kado terindah dari persahabatan mereka. Asami menggeleng lalu berterimakasih, "surprise kok, buktinya tadi gua kaget."

Di sisi lain, Mateo menatap kedua insan yang sedang bercengkrama di depan matanya itu dengan tatapan tidak suka, namun ia menutupinya dengan senyuman tipis.

Asami pun menyuruh Satria duduk. Sembari menunggu nasi tumpeng yang belum matang, Asami mencoba menghubungi temannya satu lagi yang kemarin sudah janji akan datang. Asami coba menelpon namun tidak terhubung.

Ya sudahlah, yang penting sudah berusaha.

Nasi tumpeng pun sudah jadi. Asami memotong dan memakannya sebagai pembukaan, lalu masing-masing mulai mengambil nasi tersebut dan memakannya.

Selesai makan-makan, semua saling bicara satu sama lain. Walau awalnya canggung, namun Mateo dan sahabat-sahabat Asami bisa akrab.

Ditengah-tengah perbincangan, tiba-tiba ada lagi yang datang.

"Assalamualaikum, Asami."

"Waalaikumsalam. Masuk sini."

Laki-laki bertubuh kecil dengan wajah yang lebih dewasa dari umurnya masuk ke ruang tamu. Asami mengerucutkan bibir, "telat banget. Udah habis nih." Ledeknya.

"Tau, nih." Kiki menimpali.

"Boss mah sibuk, ya nggak?" Rovio terkekeh. Dibalas kekehan kecil oleh Mito, "tadi ada urusan bentar."

"Kan boss." Rovio makin senang menggodanya.

"Makan dulu, To." Asami menyuguhkan piring kosong agar Mito bisa mengambil makanannya sendiri.

"Duh, jadi enak." Ledek Mito seraya menyendok nasi tumpeng ke piringnya. Asami memukul punggungnya pelan.

Semua kembali berbincang sembari Mito memakan makanannya. Asami menyikut Kiki, memberi kode sambil melirik Mateo. Kiki yang mengerti kode Asami langsung tersenyum sembari memasang wajah meledek.

"Cie~" bisiknya sangat amat pelan. Asami memukul bahu Kiki sambil tertawa.

Setelah semuanya selesai makan, Asami mengusulkan untuk foto bersama. Semuanya menyetujui usul Asami dan berfotolah mereka bertujuh di teras rumah Asami.

Di sana, hanya Asami satu-satunya perempuan karena sahabat-sahabatnya memang laki-laki semua dan kedatangan Mateo dengan ketua kelasnya adalah hal yang tidak terduga.

Di dalam foto, tampak Mateo malu-malu saat berfoto tidak sengaja bersebelahan dengan Asami. Sementara Asami justru menunjukkan kebahagiaannya.

...******...

1
ussy kusumawati
semangat💪🏻💪🏻
Anna🌻
kak aku mampir, semangat terus ya💖
Dylan_Write: Halo Anna, terima kasih sudah mampir~
Semangat juga dalam beraktivitas^^
total 1 replies
Aurora79
😂😂😂😂😂😂
Aurora79
Foolback ya kak! 😁
Aurora79
Mampir aku kak KenKen... Sepertinya menarik...😊🍻
Ind
semangat kak,saya malah lagi ongoing bab 6 🥹🥹
masih jauh...saling support yaa
Dylan_Write
Halo~
Ini karya pertamaku di sini. Hope this book can make all of you enjoy reading!
Masih banyak kekurangan dalam buku ini, tapi aku selalu berusaha memperbaikinya hari demi hari.
Mohon dukungannya~!
Anonymous
NEXXTTTTT
Gresiaa_.
semangat thorr...
Arisena
Coba-coba baca novel romansa, kyknya oke juga
smgt thor💪
Dylan_Write: Terima kasih banyakkkk
total 1 replies
Salsabila
mampir juga ya ke cerita ku💕
Salsabila
cerita nya seru
Una loca(。・`ω´・)
Memikirkan ulang
Dylan_Write: Terima kasih sudah mampir dan membaca. Dukunganmu sangat berharga(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!