Aku Pun Ingin Bahagia

Malam ini Maisya kembali melanjutkan live nya, sekarang sudah ada dua karyawan baru yang akan membantu Maisya, semua karyawan itu merupakan teman Sari dari kampung yang kebetulan sedang mencari pekerjaan di ibu kota,Sari tidak langsung menerima begitu saja kedua sahabat nya,ada banyak tes yang Sari lakukan terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan di kemudian hari,Sari juga mengajar kan kedua sahabat nya bagaimana proses kerja mereka yang sesungguhnya dan Alhamdulillah nya kedua sahabat Sari cepat mengerti dengan apa yang Sari katakan.

Jumlah penonton pada live Maisya kembali bertambah banyak salah dua nya ada Digo serta Bu Endang yang juga ikut menonton.

Bu Endang menangis sesenggukan melihat perjuangan Maisya.menantu nya ini sangat mandiri dan pekerja keras.berpisah dari Digo seperti nya bukan lah sebuah masalah besar bagi Maisya, justru Digo sendiri yang nantinya akan menyesal karena membuang berlian demi kerikil kali.

" Menantu kita hebat ya Pa,Mama belum rela kehilangan dia." Ucap Bu Endang semakin terisak.

" Maisya akan tetap menjadi anak perempuan kita Ma,kita tidak akan kehilangan Maisya meskipun nantinya mereka resmi bercerai." balas Pak Wibowo yang sedang tidur terlentang di atas Sofa.

Pak Wibowo bersama istri nya sebenarnya sedang berada di negara yang sama seperti Elsa,hanya mereka bertiga yang tahu tentang penyakit Pak Wibowo.Digo yang merupakan anak pertama sengaja tidak di beri tahu karena ulah dia lah Pak Wibowo seperti ini dan Pak Wibowo pun masih marah kepada putra nya itu.

Elsa yang sudah mendengar tentang kisah pernikahan kakak nya bersama Kakak ipar tersayang nya pun ikut kecewa kepada Digo,jika saja Elsa masih berada di tanah air,akan Elsa hajar habis-habisan Digo yang sudah berani menyakiti hati seorang wanita terlebih lagi wanita itu adalah kakak ipar kesayangan nya.

" Iya Pa." balas Bu Endang sendu.

" Anak Papa itu benar - benar nggak punya hati,Elsa nggak percaya kalau punya kakak sebejat itu, padahal Mama juga perempuan begitu juga dengan Elsa ." ujar Elsa melipat tangan di dada.

Elsa sudah pernah mengenal bagaimana sosok Laura, meskipun wanita itu mantan tunangan dari kakak nya tetapi Elsa tidak pernah dekat dengan wanita sombong itu,Elsa selalu menghindar jika wanita itu sedang bertamu ke rumah nya,beda hal nya dengan Maisya ,tanpa di dekati oleh Maisya,Elsa sendiri yang meminta berteman dengan Maiysa, obrolan mereka selalu nyambung dan sifat Maisya jauh berbeda dengan Laura.

" Entah jampi-jampi apa yang sudah wanita itu kasih kepada kakak mu sampai membuat Kakak mu itu tergila-gila kepada nya." kecam Bu Endang yang sudah mengetahui bagaimana kebusukan Laura di belakang putra nya.

" Sudah tidak usah bahas dia lagi,kepala Papa rasa nya mau pecah kalau nama nya di sebut terus." pinta Pak Wibowo kepada istri serta anak bungsu nya.

Kedua wanita ini langsung patuh dengan cepat mengalihkan obrolan nya ke hal lain sedangkan Pak Wibowo sendiri sibuk dengan ponselnya.

" Orderan semalam sudah terkirim semua kan Sar?" tanya Maisya berbisik karena kamera ponsel nya masih menyala.

Bima pun sudah ikut bergabung dengan ketiga karyawan Maisya, seperti biasa bujang yang satu itu bertugas membuat kode barang.

"Sudah Kak, pesanan offline juga sudah di kirim semua." jawab Sari yang tengah sibuk memisahkan barang .

" Oke ,ayok kita lanjutkan lagi." Maisya kembali berdiri di depan kamera dengan mulut yang tidak berhenti berbicara.

Silih berganti baju yang Maisya tawar kan kepada penonton nya , tidak ada yang bisa menolak bujuk rayu Maisya, beberapa model baju bahkan sudah kosong tidak bersisa hanya dalam waktu sekejap.

Sementara di dalam sebuah ruangan pencakar langit,Digo kembali menonton Maisya yang sedang melakukan live.Digo bisa melihat penampilan Maisya yang sudah berubah drastis dan kepribadian Maisya juga berubah total.lebih lembut, sering tertawa meskipun di iringi cerita lucu nya.

Malam ini Digo terpaksa lembur dengan di temani oleh Nina dan juga Deri,namun bukan nya menyelesaikan pekerjaan,Digo malah sibuk menonton live Maisya.

Sebuah komentar yang masuk ke live memuji kecantikan serta keanggunan Maisya membuat Digo kesal terlebih lagi Maisya malah tertawa lepas setelah membalas dengan kata terimakasih.

" Sok cantik banget jadi perempuan,baru di puji gitu aja udah kepanasan." ujar Digo dengan nada tidak suka.

" Eh tapi kenapa gue yang kesal ya? Apa jangan-jangan." Digo bingung sendiri.tanpa menyelesaikan pekerjaan nya,Digo bangkit lalu mengajak Deri serta Nina untuk segera keluar dari gedung pencakar langit ini.mood nya sudah hancur tidak bisa di ajak kompromi lagi.

Digo mengendarai mobil nya dengan kecepatan tinggi,dia sudah tidak sabar lagi ingin menerkam wanita bayaran yang sudah menunggu nya di dalam apartemen.hanya dengan cara ini pikiran Digo bisa plong tubuh nya pun menjadi ringan karena habis olahraga yang menyenangkan.

Digo terus melajukan mobilnya,namun tiba-tiba saja ada seorang wanita yang melintas di depan mobil nya , membuat Digo terkejut bukan main dan segera menginjak rem yang ada di kaki nya.

Digo terpaksa mengarah kan setir ke arah lain karena laju mobil nya sangat tinggi dan dia takut terjadi sesuatu kepada wanita di depan sana.

Namun wanita itu sengaja menjatuhkan diri nya karena memang sudah menargetkan Digo.

Begitu mendengar bahwa Digo akan kembali ke apartemen nya, wanita ini segera mengatur posisi nya dan berhasil menjerat Digo masuk ke dalam permainan nya .

" Sial! Bisa-bisa nya gue nggak bisa fokus menyetir, ini semua gara-gara Maisya." ada-ada saja pria ini, sudah salah malah menyalahkan orang lain, Maisya tidak pernah minta di pikiran oleh dia, memang dia sendiri yang sok sibuk mikirin Maisya.

Digo langsung keluar dari mobil menghampiri seorang wanita yang masih duduk merintih di jalanan yang lengang.

Hiks..Hiks... Wanita ini sengaja menangis sesedih mungkin, kesempatan langka ini tidak boleh terlewatkan begitu saja.

Digo yang mendengar suara tangisan yang menyayat hati sontak berlari menghampiri wanita tersebut,dari suara nya seperti nya Digo mengenali suara yang sudah lama tidak dia dengar dan sangat dia rindukan.

" Apa ada yang sakit Mbak?" tanya Digo pelan.

Wanita tersebut langsung memutar kepala menatap wajah Digo.

" Laura..." pekik Digo tak terpercaya.

" Digo,Kamu masih ingat Aku?" tanya Laura balik, dalam hati sangat senang melihat respon Digo.

Kelengahan anak buah Pak Wibowo dalam menjaga nya sengaja di manfaatkan oleh Laura,dalam sekejap mata wanita ini sudah berhasil kembali ke ibu kota dan meninggalkan semua nya dengan begitu kejam.

Digo berjongkok memeluk tubuh Laura dengan sangat erat,rasa kesal karena tidak bisa bercinta dengan wanita bayaran nya musnah sudah.

Digo sangat bersyukur bisa menemukan keberadaan Laura secara tidak sengaja, padahal selama ini sudah banyak uang yang di keluarkan oleh Digo hanya demi mendapatkan Laura nya kembali.

Dari jarak jauh, anak buah Pak Wibowo tetep fokus memantau pergerakan Laura, mereka sengaja memberi celah agar Laura bisa kabur dari tempat pengasingan,semua atas perintah dari Pak Wibowo.

" Aku kangen banget sama Kamu, Honey." ucap Digo tidak berniat melepas pelukan nya.

" Aku juga kangen sama Kamu , Honey." balas Laura tak kalah lebay.

" Kamu ikut Aku ya." pinta Digo lebih ke memaksa dan Laura dengan cepat mengangguk kan kepala nya.

Berada di tangan Digo ,Laura merasa aman dan Pak Wibowo tidak akan pernah berani mengusik nya lagi,sudah cukup rasa nya bagi dia untuk bertahan dengan pria tua itu serta seseorang yang tidak pernah dia harapkan dalam hidup nya.sekarang Laura hanya ingin memikirkan hidup nya sendiri.

Digo membawa Laura masuk ke dalam mobil nya,di dalam mobil Digo masih terus memeluk tubuh Laura bahkan tanpa segan mencium wajah wanita yang kata nya masih begitu di cintai nya.

" Kita mau kemana Honey,maaf karena dulu Aku sudah meninggalkan Kamu." ucap Laura memasang wajah bersalah.

" Kita tidak usah bahas itu dulu, yang penting kita pulang dulu,Kamu masih cinta dan sayang kan sama Aku?" tanya Digo begitu bodoh nya.

" Cinta ku selalu untuk Kamu dan tidak pernah pudar Honey,kemarin Aku di culik dan di bawa ke sebuah tempat yang cukup jauh, begitu punya kesempatan untuk kabur,Aku langsung pergi sejauh mungkin dan tuhan ternyata mempertemukan kita kembali." ujar Laura panjang lebar.

Padahal dia sendiri yang memutuskan untuk kabur karena malu dengan kehamilan nya.bahkan sampai tega menyakiti ibu kandung nya sendiri hingga meninggal secara tragis karena mengalami depresi berat.

Selama berhubungan dengan Digo,Laura juga bermain api dengan ayah tiri nya sampai membuat dia hamil dan hubungan itu sudah terjalin begitu lama, bodoh nya lagi Ibu kandung Laura yang tinggal satu atap dengan anak nya tak pernah mengetahui perselingkuhan itu hingga Laura sendiri yang membuka kisah menjijikan itu karena tidak mau menanggung aib nya sendiri dan Laura memaksa mengajak Ayah tirinya pergi jauh meninggalkan sang Ibu tanpa harta sepeserpun.

Sedangkan Digo sampai sekarang pun tidak pernah di beri tahu tentang kejadian yang sebenarnya oleh Pak Wibowo karena Digo yang sangat keras kepala membela wanita licik itu.

" Siapa yang sudah berani menculik Kamu?" tanya Digo dengan wajah emosi.

" Aku juga nggak tahu honey,kata mereka hanya di suruh seseorang yang menyimpan dendam sama Mama .hingga Aku lah yang harus membayar semua nya." Jawab Laura semulus jalan tol.begitu pintar wanita ini bersilat lidah sampai membuat Digo kembali percaya begitu saja kepada ucapan nya.

" Aku akan menyelidiki semua nya, sekarang kita pulang dulu,Kamu pasti sangat lelah setelah menempuh perjalanan cukup jauh." Digo mengecup kening Laura dan Laura dengan sengaja menyandarkan tubuhnya di bahu Digo.

" Kena Lo! Laura tidak pernah bisa di kalah kan." Laura membatin penuh kemenangan.

Tujuan Digo kali ini adalah hotel terdekat,mana mungkin dia membawa Laura pulang ke apartemen nya sedang kan di dalam apartemen masih ada wanita seksi yang setia menunggu kedatangan nya.

Bagaikan mendapatkan rezeki nomplok,Digo terus mengecup sebelah tangan Laura dengan penuh cinta yang dia miliki.

" Dasar anak bodoh!" umpat Pak Wibowo dari belahan dunia lain.

Bersambung.