Fabby Alexandrina merupakan putri tunggal dari pengusaha kaya raya. Kedua orang tuanya meninggal karena mengalami kecelakaan, dan saat ini Fabby tinggal bersama Neneknya.
Neneknya ingin sekali melihat Fabby menikah hingga akhirnya Neneknya pun menjodohkan Fabby dengan seorang sekuriti. Awalnya Fabby menolak, namun Neneknya tetap memaksa.
Akankah Arga mampu membuat Fabby jatuh cinta kepadanya? dan apakah Fabby akan luluh dengan kesabaran Arga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16 Fabby Si Keras Kepala
Poppy kaget kala Andre mengirim pesan untuk bertemu dengannya. "Kenapa Pak Andre ingin bertemu denganku?" batin Poppy.
Poppy masih berdiri mematung di depan kantor, hingga tiba-tiba ponsel Poppy kembali berbunyi dan ada sebuah panggilan masuk. Terlihat nomor baru di sana, tapi Poppy tahu siapa yang menghubunginya karena nomornya sama dengan orang yang mengirim pesan kepadanya.
"Pak Andre ngapain nelepon aku?" batin Poppy gugup.
Poppy merasa takut kepada Andre, dia pun memilih untuk mendiamkannya apalagi Fabby sudah terang-terangan menyukai Andre. Poppy tidak mungkin membuat bosnya marah takutnya Fabby salah paham. Poppy pun segera keluar dari kantor dan menunggu taksi di depan kantor.
Andre segera melajukan mobilnya dan berhenti di depan Poppy. "Hai, mau pulang?" tanya Andre dengan membuka kaca mobilnya.
Poppy terdiam, dia kaget dengan kedatangan Andre yang tiba-tiba. Melihat Poppy diam saja, Andre pun keluar dari dalam mobilnya dan dengan cepat menghampiri Poppy. "Kok gak di jawab?" tanya Andre kembali.
"Ah, iya Pak. Kenapa Pak? tadi Bapak tanya apa?" Poppy terlihat sangat gugup.
Andre tersenyum. "Tadi aku tanya, kamu mau pulang?" Andre mengulang pertanyaannya.
"Iya, Pak."
"Ya sudah, aku antar kamu pulang," ucap Andre.
"Ah, tidak usah Pak, aku bisa pulang sendiri," sahut Poppy sedikit takut.
"Kamu kenapa? kok kaya yang ketakutan lihat aku? aku bukan orang jahat loh," ucap Andre.
Poppy hanya bisa tersenyum canggung, Poppy merasa sangat gugup karena ini pertama kalinya ada pria yang mendekatinya. Poppy belum pernah pacaran sama sekali, kegiatan dia setiap hari hanya kerja, kerja, dan kerja dan tidak ada waktu untuk mencari pasangan. Maka dari itu, tidak heran jika Poppy dan Fabby masih single di usia mereka yang terbilang sudah matang itu.
"Ini sudah malam, mending aku antar kamu pulang. Bahaya pulang sendirian malam-malam naik taksi mana kamu wanita lagi," ucap Andre.
"Tidak apa-apa Pak, aku sudah biasa kok," sahut Poppy dengan menundukkan kepalanya.
"Jangan takut, aku bukan orang jahat." Andre membukakan pintu mobil untuk Poppy.
"Ayo masuk!"
Poppy masih diam, dia masih ragu-ragu dengan tawaran Andre tapi hatinya mengatakan kalau Andre bukan orang jahat. Setelah berpikir keras, akhirnya Poppy pun menyetujui ajakan Andre dan masuk ke dalam mobil Andre. Andre menyunggingkan senyumannya, setelah Poppy masuk dia pun segera masuk pula ke dalam mobilnya.
"Kalau boleh tahu, kamu sudah lama kerja dengan Fabby?" tanya Andre.
"Iya, sudah lama banget," sahut Poppy.
"Oh iya, ngomong-ngomong ada yang marah tidak aku mengantarkan kamu pulang?" tanya Andre.
"Yang marah siapa?" Poppy bingung dengan pertanyaan Andre.
"Ya, kali aja nanti pacar kamu marah atau suami kamu mungkin," sahut Andre dengan senyumannya.
"Jangankan pacar, calon pacar pun tidak punya," ucap Poppy.
"Alhamdulillah, berarti aku aman dong. Oh iya, kenapa pesan aku tadi tidak dibalas? telepon aku pun tidak kamu angkat," ucap Andre.
"Maaf Pak, aku tidak mau menanggapi hal begituan soalnya yang aku urus hanya kerjaan saja," sahut Poppy.
"Jangan panggil Pak, ini 'kan diluar jam kerja panggil Andre saja," ucap Andre.
Lagi-lagi Poppy hanya bisa tersenyum canggung. Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya mereka pun sampai di depan rumah Poppy. "Terima kasih ya Pak, eh Mas Andre sudah mau mengantar aku pulang. Maaf aku tidak bisa membawa Mas Andre masuk karena sudah malam gak enak," ucap Poppy merasa tidak enak.
"Oke, tidak apa-apa. Oh iya, lain kali kalau aku kirim pesan tolong balas ya," ucap Andre.
Poppy tersenyum sembari menganggukkan kepalanya. "Ya sudah, kalau begitu aku pulang dulu," ucap Andre.
"Iya, Hati-hati Mas di jalan."
"Oke."
Andre pun segera meninggalkan rumah Poppy, Poppy memperhatikan mobil Andre sampai menghilang. Poppy masuk ke dalam rumahnya dengan hati yang berbunga-bunga, entah kenapa hatinya begitu sangat bahagia bisa diantar pulang oleh Andre. "Ternyata Mas Andre baik juga," batin Poppy dengan senyumannya.
***
Keesokan harinya...
Fabby mulai menggerakkan tubuhnya, dia merasa terganggu dengan bunyi ponselnya yang sangat berisik itu. "Astaga, siapa sih yang menghubungiku pagi-pagi seperti ini," geram Fabby.
Fabby segera mengambil ponselnya dan melihat nama Arga di layar ponselnya itu. "Ngapain dia nelepon aku?" gumam Fabby.
Fabby mulai bangkit dan bangun, dia pun segera menyambar handuk dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Dia sama sekali tidak memperdulikan panggilan telepon dari Arga. Beberapa saat kemudian, Fabby pun selesai mandi dan melihat ada sepuluh panggilan dari Arga.
"Ngapain sih, telepon aku terus kaya yang penting saja," kesal Fabby sembari melempar ponselnya ke atas kasur.
Dia pun segera bersiap-siap untuk pergi ke kantor, setelah siap dia segera turun ke bawah untuk sarapan karena perutnya sudah sangat lapar. "Pagi, Nek!" sapa Fabby.
"Pagi. Kata Arga kamu tidak angkat telepon darinya, kenapa?" tanya Nenek Andin.
"Idih, dasar tukang adu. Memangnya ada apa dia telepon Fabby pagi-pagi?" tanya Fabby sembari menyantap nasi goreng.
"Hari ini Arga pulang dan Arga ingin kamu menjemputnya ke rumah sakit," sahut Nenek Andin.
"Astaga, manja banget. Bukanya di rumah sakit ada orang tuanya? pulang saja sama mereka," ketus Fabby.
"Fabby, Arga adalah suami kamu harus berapa kali nenek bilang seperti itu. Kewajiban kamu sebagai istri adalah mendampinginya!" bentak Nenek Andin.
"Tapi Fabby sedang banyak pekerjaan nenek, Fabby gak bisa meninggalkan pekerjaan Fabby hanya demi menjemput Arga pulang," sahut Fabby dengan kesalnya.
"Kamu benar-benar keterlaluan Fabby, Arga itu laki-laki yang baik jarang sekali ada laki-laki seperti itu. Kebanyakan sekarang yang mendekati kamu itu hanya demi uang kamu bukan karena cinta, pokoknya nenek gak mau tahu, pagi ini kamu harus ke rumah sakit jemput Arga pulang," tegas Nenek Andin.
"Tapi Nek----"
"Tidak ada tapi-tapian, kalau kamu tidak mau nurut nenek akan berikan perusahaan itu kepada sepupu kamu," ancam Nenek Andin.
"Kok nenek jadi ngancam-ngancam seperti itu sih? enak saja, perusahaan itu aku yang bangun sendiri sampai menjadi perusahaan sukses seperti sekarang ini jadi mana boleh nenek dengan mudahnya memberikan perusahaan itu kepada sepupu aku yang jelas-jelas tidak ada kontribusinya sama sekali," kesal Fabby.
"Ya, kalau begitu turuti semua keinginan nenek jangan banyak membantah!" bentak Nenek Andin.
Fabby tidak bisa membantah lagi selain menuruti semua keinginan neneknya itu. Akhirnya dengan perasaan kesal, mau tidak mau Fabby pun harus ke rumah sakit untuk menjemput Arga.
