Diakhir hidupku, akira sangat menyesal karena tak pernah menikmati hidup dan jika tuhan memberi ia kehidupan kedua maka ia akan hidup bersenang senang.
Tapi nyatanya hidup tetaplah sebuah perjuangan bukan hanya tempat untuk bersenang senang.
"Adelia yang kamu selamatkan itu sudah mati, Jendral Agra. Dia sudah mati. Dan aku bukanlah Adelia Putri Kerajaan Akris, aku bukan adik dari sahabat mu, aku bukan tuan putri yang hidup lemah lembut dan pemalu. Aku adalah jiwa yang berasal dari masa depan."
Penasaran gimana Akira yang pindah ke tubuh Adelia menjalani hidup di dunia kuno yang penuh dengan trik,
cus baca 👉👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24
Kening Adelia berkerut mendengar hal itu, tidak pernah terpikir oleh nya kalau Jendral lah orang di belakang semua ini tapi entah kenapa Adelia masih merasa ada yang ganjal disini.
Disini Jendral ingin menyiksanya atau menyelamatkan dia?
Masih banyak hal yang masih menjadi pertanyaan di benak Adelia, ternyata tubuh ini memiliki masalah yang tidak semudah yang ia pikirkan.
'Huff aku pikir aku hanya akan menjadi istri Jendral yang memiliki konflik dengan selir selir saja, ternyata Adelia asli meninggalkan masalah yang begitu besar untukku.' ucap Adelia sambil mengelus kepalanya.
Asa yang melihat Adelia memegang kepalanya pun semakin merasa bersalah, sungguh ia melakukan semua ini demi Nyonya nya tak sedikitpun ia ingin Nyonya merasakan kesakitan.
Tapi tanpa Asa tau hal itulah yang membuat Adelia meninggal dunia dan digantikan dengan tubuh baru.
"Saat itu aku ketakutan dengan bentakan mereka, aku tak bisa untuk tidak berkata iya, aku takut jika tidak maka mereka akan memasukkan nyonya ke penjara lagi, aku tidak mau nyonya mendapatkan penghinaan yang lebih parah lagi, maafkan aku Nyonya." ucap Asa masih berlutut di depan Adelia.
"Kau tau Asa, apa yang kau lakukan itu lebih menyakitiku dari pada masuk ke dalam penjara bersama para penjahat itu, tidakkah kau lihat kemarin malam bagaimana mereka melihatku? Mereka menatapku lebih buruk dari sampah jalanan! mereka menggunakan harta Kerajaan ku sebagai hadiah seakan akan itu milik mereka, apa yang lebih memalukan dari hal itu Asa? Harta kekayaan Kerajaan ku dirampas paksa sedangkan rakyatku makan dengan mangais ngais isi hutan, Apa yang lebih menyakitkan dari itu Asa?" ucap Adelia dengan emosi aneh di matanya.
Adelia memiliki jiwa kepemimpinan dalam dirinya dan ia paling tidak bisa melihat anggotanya kesusahan apalagi ini rakyat yang tak bersalah.
Asa kembali menangis terisak Isak saat mendengar hal itu, ia tidak bisa berpikir jauh lagi.
"Lalu kau pikir apakah aku sekarang aku bisa bebas? Tidak Asa!! mereka membuat aku seperti burung dalam sangkar, dapat melihat jauh tapi aku tidak bisa menggapainya. Susah kabur dari penjara, lebih susah lagi kabur dari tangan Jendral lagi, dia memiliki mata mata dimana mana." ucap Adelia dengan suara serak.
Hembusan nafas kasar terdengar dari Adelia, dia mencoba untuk mengontrol emosinya karna percuma saja dis marah, gadis ini masih sangat kecil dan tidak mungkin bagi dia berpikir begitu jauh.
Adelia menyentuh bahu Ada dan menyuruh dia untuk berdiri.
"Berhentilah menangis, sekarang cari semua buku mengenai kekaisaran ini dan juga peta peta kerajaan dan kekaisaran terdekat aku ingin mendapatkannya segera." titah Adelia.
Asa mengangguk angguk lalu ia berlalu dengan cepat.
Tinggal lah Adelia di dalam kamar sendiri, ia memijit pelipisnya yang begitu pusing saat mengetahui fakta fakta baru.
'Huhh... hilang sudah bayangan untuk hidup damai, aku masih harus membalaskan dendam Adelia asli dan juga memenuhi sumpahnya pada rakyat kerajaan Akris.' ucap Adelia dalam hati.
Lalu mata Adelia tertuju pada satu benda, itu adalah sebuah kartu berwarna gold yang di miliki oleh Jendral, sepertinya itu tertinggal saat jendral tidur disini malam tadi.
Adelia tersenyum melihat kartu emas yang sudah berada ditangannya.
.
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote ya
salam hangat dari author