Tiga tahun menjalin hubungan pernikahan, Gempita mengetahui kalau suaminya telah berselingkuh dengan wanita yang lebih muda.
Dalam situasi seperti ini, ia menghadapi kebingungan. Satu alasan yang tidak bisa diungkap. Apakah bercerai atau mendiamkan perbuatan Melvin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon renita april, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Khilaf
Gempi dan Cal kembali melanjutkan acara jalan-jalan mereka. Setelah sorenya sempat beristirahat sejenak, keduanya memutuskan untuk pergi makan malam bersama.
Setelah itu, menikmati malam di Milan dan terakhir mengunjungi Night Club. Ya, Gempi dan Cal berdansa bersama sembari menikmati minuman yang sedikit mengandung alkohol.
"Musiknya terlalu keren!" teriak Gempi.
Cal tertawa, memegang tangan Gempi dan melompat bersama. Semua masalah seakan hilang setelah masuk ke gedung hiburan ini. Gempita lebih lepas dengan melompat, menggerakkan kepala dan menggoyangkan tubuhnya.
Mata keduanya bertabrakan. Gempi dan Cal saling menatap sejenak. Entah siapa yang memulai lebih dulu, bibir itu sudah saling menyentuh.
Semakin lama, kecupan itu terasa nyaman hingga Gempi mengulurkan tangan ke leher Cal dan sebaliknya, Cal menangkup kedua pipi Gempi.
Cukup lama mereka beradu hingga keduanya memutuskan untuk keluar dari gedung hiburan. Cal dan Gempi tertawa bersama dengan berlari kecil menuju jalan besar.
Mereka kembali menyatukan bibir seakan lupa dengan segala-galanya. Cal menghentikan taksi, keduanya masuk dan kembali melanjutkan adegan mesra itu.
Sopir yang melihat kemesraan itu hanya diam, malah menghidupkan musik romantis untuk menemani keduanya.
Tiba di hotel, Gempi dan Cal bergegas menuju kamar. Kali ini, Gempi yang bertandang ke bilik pria itu. Keduanya melepas blazer yang melekat seraya menyatukan bibir.
Gempi terjatuh di atas tempat tidur, sedangkan Cal membuka habis pakaiannya, lalu menindih wanita itu.
Cal mengecup lembut kening Gempi, lalu bibir turun menyentuh kelopak mata, hidung mancung serta bibir yang mungil.
Gempita pun seakan menikmatinya. Lupa bahwa ia telah terikat secara sah dengan pria lain. Sentuhan itu begitu ia rindukan dan damba. Semua mengalir saja. Saat-saat Cal melucuti satu per satu pakaiannya.
Helaan napas tercetus dari bibir Gempi saat Cal mencucup ujung kelembutan miliknya secara bergantian. Semakin turun, Gempi melebarkan kaki, membebaskan Cal bermain-main di area bawah.
Cengkeraman kuat di ujung bantal, pertanda Gempi menikmati sesapan indra perasa yang Cal berikan. Indra tidak bertulang itu menggelitik ke area sekitar dan membuat Gempi menginginkan lebih lanjut pada gerakan selanjutnya.
Cal beringsut bangun, mengecup sekali lagi bibir Gempi dan mulai melakukan permainan utama. Saat masuk, segala keresahan menghilang, terganti dengan kenikmatan yang tiada tara.
"Gempita ...." Cal bergerak lembut, membuat Gempi mencengkeram dengan kedua kakinya yang dikaitkan pada pinggang pria itu.
"Teruskan," ucap Gempi seraya memegang kedua sisi kelembutan yang ia miliki. Ia memijatnya, dan Cal terus saja mengecup bibir yang menceracau itu.
"Kamu milikku," bisik Cal dengan membalik tubuh Gempi ke belakang. Dari sana, ia bergerak cepat hingga lepas kendali dan sama-sama mencapai kepuasan. Gempi mengatur napas. Kantuk mulai mendera dan ia memejamkan mata. Begitu pula Cal, ia mengecup pundak polos Gempi, lalu menyusul dalam tidur.
Gempita membuka mata. Dilihat dari kondisi ruangan sekitar, sepertinya ini sudah pagi. Ia hendak bangun, tetapi merasakan beban berat di tubuh dan rasa dingin yang menerpa pada pundak.
Tangan kekar masih memeluknya, gempi menutup bibir dengan satu tangannya, ia menoleh ke samping dan lebih kaget lagi karena Cal tidur tanpa pakaian atas.
Selimut yang menyelimuti tersisih saat Gempi beringsut bangun dan ia tersadar kalau mereka tidur tanpa pakaian serta baju berserakan di lantai.
"Apa yang kulakukan?" Gempi syok, ia tidak mungkin melakulan hal tidak senonoh bersama pria lain yang bukan suaminya.
Cal pun sadar dari tidurnya. Ia meregangkan tubuh, menggosok mata agar terbuka sepenuhnya.
"Gempi, kamu sudah bangun?" Cal beringsut bangun, ia turun dari tempat tidur dan berjalan menuju lemari, mengambil handuk.
"Aku mau kembali ke kamarku." Gempi bergegas mengambil pakaiannya. Dengan selimut di tubuh, ia masuk ke kamar mandi. Cal yang melihat itu jadi heran.
Tidak lama Gempi keluar dengan memakai pakaian lengkap. Sebelum benar-benar pergi, Gempi memeriksa semua kelengkapan. Ia takut ada barang yang tertinggal.
"Aku akan pesan sarapan untuk kita," kata Cal.
"Tidak perlu. Aku akan sarapan sendiri saja."
Cal tersenyum, berjalan mendekat, lalu memeluk Gempi dari belakang. "Hei, ada apa?"
"Cukup, Cal!" Gempi melepas pelukan itu. Ia berbalik memandang Cal yang kaget akan reaksi tersebut. "Anggap saja tadi malam adalah kesalahan. Tidak! Anggap saja kita tidak pernah melakukannya."
"Apa maksudmu, Gempi?" Cal bingung.
"Kumohon, Cal. Jangan dekati aku. Terima kasih untuk sehari penuh yang kau habiskan bersamaku. Jangan temui aku dan anggap kita ini orang asing."
"Apa? Kamu mengatakan itu setelah kita menghabiskan malam bersama." Cal berdecak. "Kita melakukannya karena suka. Kita berdua sadar, Gempi."
"Ini semua kesalahan. Aku tidak sadar!" Gempi bertekad mempertahankan argumennya itu. "Anggap seperti itu, Cal."
"Apa masalahmu?"
"Aku sudah memiliki suami. Aku telah melakukan kesalahan besar. Bagaimana jika Melvin tahu?" Gempi ingin menangis, tapi ia menahannya. "Ini tidak benar."
Cal menyadari jika ia telah tidur dengan perempuan yang telah memiliki suami. Sungguh! Ia tidak berpikir begitu saat bersama Gempita.
"Tenanglah, Gempi. Aku tidak akan mengatakan apa pun. Tapi, jangan jauhi aku." Cal mengulurkan tangan.
Gempita menolak. Ia lekas keluar dan kembali ke kamarnya sendiri. Ini di luar kendali Gempi dan kenapa ia bisa melakukan hal itu lagi bersama Cal?
Cal menyusul, ia mengutuk pintu dan memanggil Gempita. Namun, sudah tiga kali panggilan itu tidak digubris, Cal kembali ke kamar. Ia akan membiarkan Gempita seorang diri dulu.
Di kamar, Gempi membaca puluhan pesan dan panggilan dari Melvin. Tentu suaminya itu menanyakan kabar karena tidak ada pesan berbalas dari Gempi.
"Aku harus telepon Sifa. Aku harus cerita."
Pada saat ingin men-dial kontak Sifa, panggilan dari Melvin masuk. Mau tidak mau Gempita mengangkat panggilan video itu dan mengubah raut wajahnya.
"Hai!" Gempita tersenyum.
"Kamu baru bangun, Sayang?" Melvin tengah bersantai di kursi pantai dan hanya terlihat memakai celana pendek. Terlihat suami Gempi ini tengah berada di tepi kolam renang.
"Iya, aku sedikit lelah. Kamu lagi santai sore?"
"Iya, aku lagi santai sore. Kamu ngapain aja di sana. Senang enggak?"
"Aku jalan-jalan, belanja." Gempi tersenyum tidak enak. "Kamu masih di Bali?"
"Besok lusa pulang. Setelah itu, aku bakal susul kamu ke Italia."
"Kurasa enggak perlu. Aku memperpanjang liburanku menjadi 3 Minggu."
"Aku bakal susul kamu. Kita bulan madu kedua."
"Terserah kamu kalau begitu."
"Sayang!" Nindi tiba-tiba muncul dengan pakaian renang dan mengecup pipi Melvin.
Gempita yang melihat itu, lekas mengalihkan pandangannya. "Sepertinya kamu sibuk. Aku tutup dulu."
Panggilan itu diputus Gempi. Suasana hatinya semakin buruk setelah bertatapan muka dengan Melvin.