Seorang pendekar hebat mengalami peristiwa tragis, yang membuatnya bereinkarnasi ke dalam tubuh seorang bayi. Dengan ingatan masa lalu yang kuat, pendekar itu memadukan keahlian bela diri yang luar biasa dengan pengetahuan medis dan alkimia yang ia kuasai di kehidupan sebelumnya.
Dengan tekad untuk memanfaatkan kemampuannya demi kemanusiaan, pendekar ini merajut kembali jaringan yang terputus, menciptakan pil-pil tingkat tinggi yang dapat memulihkan bahkan orang-orang yang hampir mati. Dengan pil-pil ajaibnya, jiwa-jiwa yang hampir terlepas dari tubuh mereka diambang kematian, diberi kesempatan kedua untuk hidup. Kekuatan alkimia dan medisnya menjadikan pendekar ini sebagai penyelamat bagi banyak nyawa yang terancam lenyap.
Namun, dengan kekuatan besar dan tanggung jawab yang tak terelakkan, pendekar ini harus menghadapi konsekuensi moral dari tindakan-tindakannya yang mengganggu keseimbangan hidup dan kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Bukti
"Buka gerbangnya!"
Para penjaga gerbang kediaman pun saling memandang, wajah mereka terlihat pucat, apalagi setelah melihat 200 orang prajurit kekaisaran mendatangi kediaman. Salah seorang diantara mereka saat ini telah berlari menuju aula utama, untuk memberitahukan tuan besar mereka tentang kedatangan dari para prajurit istana itu.
"Tuan besar! Tuan besar! Gawat tuan!" teriak penjaga itu dengan nafas yang terengah-engah. Dia berlari dengan seluruh kekuatannya untuk bisa menggapai aula utama secepat mungkin, apalagi para penjaga gerbang yang lain belum tentu bisa menjaga, agar para prajurit itu tidak memaksa masuk ke dalam kediaman sebelum mendapatkan izin dari sang pemilik rumah.
Xia Shen beserta seluruh anggota keluarganya yang saat ini tengah berkumpul, akhirnya melirik ke arah pintu dan mendapati salah seorang penjaga gerbangnya yang kini masih membungkuk dengan wajah pucat.
"Apa yang terjadi?" tanya Xia Shen.
"Para prajurit istana berada di depan gerbang, mereka memaksa untuk dibukakan pintu." ujar penjaga itu.
"Periksa seluruh kediaman! Jangan sampai ada sedikitpun yang tertinggal, setelah itu biarkan mereka masuk!" ucap Xia Shen.
Meskipun jauh di lubuk hatinya dia juga merasakan kegelisahan yang sama, namun saat ini dia tak bisa membiarkan para prajurit lebih lama lagi di luar. Ini akan membuat kecurigaan pihak istana jauh lebih besar terhadap keluarganya.
Penjaga itu segera menganggukkan kepalanya, kemudian berlalu dari aula utama, dia memberitahukan rekan-rekannya untuk memeriksa sekali lagi, jangan sampai ada bukti-bukti yang tertinggal. Setelah itu dia pun berlari menuju gerbang, namun wajahnya dibuat semakin pucat, karena ternyata para prajurit itu telah memasuki halaman kediaman.
Wajah mereka terlihat beringas, karena harus menunggu sedikit lebih lama, hingga para penjaga gerbang membukakan pintu.
"Salam tuan prajurit!" ucap penjaga itu berusaha untuk menyembunyikan ketakutannya.
"Dimana tuan besar kalian? Kami datang atas perintah dari Kaisar, namun para penjaga gerbang itu dengan sombongnya telah berani menahan kami di luar hingga beberapa lama," ucap salah seorang prajurit sambil menatap ke arah penjaga itu dengan mata yang tajam.
"A-akan saya antar!" ucap penjaga itu dengan suara yang tergagap. Kali ini dia merasa bahwa tiang gantungan telah lebih dekat sejengkal ke arah lehernya, sehingga jika dia salah dalam satu kata saja, sudah dipastikan nyawanya akan melayang.
Para prajurit segera menganggukkan kepala, tak lama kemudian, penjaga itu pun mengantarkan mereka menunjuk ke aula utama, dimana Xia Shen beserta seluruh anggota keluarganya saat ini tengah berkumpul.
"Salam tuan besar!" ujar penjaga itu sambil membungkuk. Dia berpura-pura seolah dirinya baru saja mendatangi aula, padahal sebelumnya, dia adalah orang yang pertama kali memberitahukan Xia Shen beserta seluruh anggota keluarganya, tentang kedatangan para prajurit istana itu.
Xia Shen segera melirik, tak lama kemudian dia pun menyunggingkan senyuman tipis, "Katakan!"
"Para prajurit mendatangi kediaman atas perintah dari yang mulia Kaisar, mereka ingin berjumpa dengan tuan besar," ucap penjaga itu.
"Biarkan mereka masuk!" jawab Xia Shen dengan sangat tenang, dia benar-benar sangat pandai menyembunyikan hatinya, padahal saat ini dia benar-benar sangat risau.
Mendengar persetujuan dari majikannya, penjaga itu pun segera memberitahukan para prajurit, bahwa saat ini mereka telah diberikan izin untuk memasuki aula. Tak lama kemudian, tiga orang prajurit segera masuk dan sedikit membungkuk di hadapan Xia Shen beserta seluruh anggota keluarganya.
"Salam tuan besar Xia! Kami datang atas perintah yang mulia Kaisar untuk melakukan penggeledahan, setelah mendapatkan laporan bahwa anda beserta seluruh anggota keluarga Xia telah bekerja sama dengan para bandit hutan, untuk menculik tuan muda Wang beserta beberapa orang penduduk desa." ucap salah seorang prajurit sambil memberikan gulungan surat yang diberikan oleh kaisar.
Penjaga itu pun segera mengambil gulungan surat dari tangan prajurit, kemudian memberikannya dengan sangat sopan ke arah Xia Shen, wajah seluruh anggota keluarga Xia nampak pucat, sedangkan tuan besar mereka masih tetap tenang di tempatnya. Dia sedikitpun tidak menunjukkan rasa takut, apalagi saat ini dirinya merasa yakin, bahwa orang-orang yang bekerja di bawah naungannya itu sudah menyingkirkan bukti-bukti tentang Keterlibatan keluarganya dalam penculikan Wang Zeming beserta para penduduk desa.
Xia Shen menerima gulungan surat itu, kemudian membacanya. Keningnya beberapa kali mengernyit, namun tak lama kemudian, dia pun segera memberikan persetujuannya.
"Jika memang yang mulia memerintahkan kalian untuk menggeledah kediamanku, maka apa yang bisa dilakukan oleh pria tua ini? Lakukan dengan cepat!" ucap Xia Shen sambil menggulung kembali surat itu, kemudian menyimpannya.
Para prajurit segera mengangguk dan keluar dari aula utama, mereka mulai menyebar untuk mencari bukti-bukti yang diinginkan oleh kaisar. Pada saat Jenderal Wang keluar dari hutan, dia memang telah memberikan perintah kepada beberapa orang prajuritnya untuk melapor ke istana, agar Kaisar Zhao Liang segera bertindak, apalagi dirinya benar-benar tak habis pikir dengan keluarga Xia, padahal putri mereka adalah menantu di keluarga Wang, namun ternyata diam-diam keluarga Xia bekerja sama dengan pihak lain untuk menculik Wang Zeming beserta warga desa.
Apalagi saat Jenderal Wang beserta orang-orangnya menemukan keadaan Wang Zeming yang sangat memprihatinkan, hal itu tentu saja membuatnya sangat marah, hingga dia pun meminta agar Kaisar memberikan keadilan terhadap putranya, yang telah mengalami penyiksaan selama 10 tahun terakhir.
"Ikuti para prajurit itu! Pastikan agar mereka tidak mendapatkan apa yang diinginkannya!" ucap Xia Shen kepada penjaga itu.
Pria itu pun segera mengangguk, kemudian berjalan mengikuti para prajurit. Sedangkan Xia Shen beserta seluruh anggota keluarganya masih tetap diam di tempat, mereka berusaha untuk meredam ketakutan masing-masing.
"Ayaah! Apa kau yakin telah menghilangkan semua bukti-bukti keterlibatan kita?" tanya Xia He dengan wajah yang sangat khawatir.
"Kau tidak perlu takut, ayahmu ini telah memerintahkan para penjaga itu untuk membersihkan kediaman. Tidak akan ada satupun bukti yang didapatkan oleh para prajurit, kau bisa tenang sekarang," jawab Xia Shen sambil menyeruput teh yang ada di tangannya.
Xia He langsung tersenyum, wajahnya terlihat sedikit lebih tenang dari sebelumnya, setelah mendapatkan jawaban dari Xia Shen.
Sedangkan para prajurit terus saja memeriksa satu persatu ruangan yang berada di kediaman keluarga Xia, dari paviliun 1 menuju paviliun lainnya, bahkan gudang beserta halaman belakang pun menjadi sasaran pencarian mereka.
"Apa kau menemukan sesuatu yang mencurigakan?" tanya salah seorang prajurit kepada rekan-rekannya, namun mereka hanya menggelengkan kepala.
Setelah mencari ke seluruh penjuru kediaman, nyatanya tidak ada satupun bukti yang dapat ditemukan, hal itu tentu saja membuat para prajurit menjadi sangat cemas, Kaisar pasti akan sangat marah, apalagi Jenderal Wang, dia tidak akan pernah berdiam diri, setelah mengetahui keterlibatan dari anggota keluarga Xia dalam penindasan yang menimpa putra kesayangannya.
Saat para prajurit itu bergerak untuk meninggalkan kediaman, sebuah suara membuat langkah mereka terhenti, kemudian berbalik ke belakang untuk mengetahui penyebabnya.
Brugh...