NovelToon NovelToon
The Choice Queen

The Choice Queen

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Time Travel / Harem / Transmigrasi
Popularitas:851.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Zhuzhu

Li Fengran tidak pernah menyangka jika setelah mati, dirinya akan pergi ke dunia lain dan menjadi peserta kompetisi pemilihan ratu. Untuk melarikan diri, dia mencoba yang terbaik untuk gagal, namun perbuatannya justru menarik perhatian Raja dan Ratu Donghao dan membuatnya terlempar ke sisi Raja Donghao.
Hidup sebagai pendamping di sisi Raja, Li Fengran berhadapan dengan tiga siluman rubah yang terus mengganggunya dan menghadapi konflik istana serta Empat Wilayah.
Akankah Li Fengran mampu bertahan di istana dan membuang niatnya untuk melarikan diri? Akankah ia mengabaikan kasih sayang Raja dan memilih mengamankan dirinya sendiri?

*Cover by Pinterest

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TCQ 24: Dimarahi Raja

“Apa kamu gila? Jika aku tidak datang tepat waktu, kamu mungkin sudah celaka!”

Nangong Zirui mencekal lengan Li Fengran sambil terus memarahinya. Hari ini, dia benar-benar merasa kesal. Jika Xiang Wan tidak memberitahunya, Nangong Zirui tidak akan tahu ibunya hendak menghukum Li Fengran secara asal.

“Aku sudah menolak tapi pelayan itu berkata jika aku tidak pergi, Ibu Suri sendiri yang akan mendatangiku.”

“Selain itu, aku sudah melakukan pembelaan. Jika saja tidak tersandung batu, aku tidak akan jatuh dengan begitu memalukan di depanmu.”

“Masih berani membantah?”

Nangong Zirui terus menggerutu dan memarahi Li Fengran sepanjang jalan. Di dunia ini, hanya dia yang berhak memutuskan bagaimana menghukum Li Fengran.

Siapapun, termasuk ibunya, tidak memiliki hak untuk menyentuhnya. Dia menjadi sangat marah ketika mendengar seseorang mencoba menyakitinya.

Namun, Li Fengran tidak mendengarkan ocehannya dan wanita itu justru fokus menatap sesuatu. Tangan Nangong Zirui mencekalnya sambil berjalan, otomatis ujung jubahnya terangkat. Di sana, di dekat ibu jarinya, terdapat sebuah bekas gigitan berbentuk lingkaran berwarna biru.

“Yang Mulia, apakah aku juga menggigitmu?” tanyanya tiba-tiba. Li Fengran ingat dia pernah bermimpi menggigit para pelayan yang ingin membuangnya dan rasanya sangat nyata.

Seketika Nangong Zirui menyembunyikan tangannya dan menutupnya dengan jubah. Ekspresi marahnya berubah, ia mengerlingkan mata ke berbagai arah beberapa kali dan berdehem. “Bagaimana mungkin? Apakah aku, seorang raja, bisa digigit olehmu dengan mudah?”

“Tidak, itu adalah bekas gigitanku! Yang Mulia, aku benar-benar menggigitmu!”

Mau tidak mau Nangong Zirui akhirnya menarik paksa tangannya dan menyembunyikannya lagi. Rona merah di wajahnya mengembang, membuat kulit putihnya seketika seperti kepiting rebus. Baru kali ini dia merasa seperti tersengat listrik saat seorang wanita menarik paksa tangannya.

“Jika kamu sudah tahu, mengapa masih bicara?”

“Astaga! Yang Mulia, kamu tidak akan membunuhku, kan?”

“Apa yang ada di otakmu itu? Apa aku terlihat seperti orang yang suka membunuh?”

“Kalau begitu syukurlah. Yang Mulia memang baik hati.”

Pria itu tidak menanggapi. Adegan tadi sebetulnya sangat berbahaya. Ibunya berani menyentuh orang-orangnya, itu adalah pelanggaran yang fatal baginya.

Sejak menjadi Raja Donghao, Nangong Zirui belum pernah melihat ibunya menghukum orang yang tidak berhubungan dengannya. Ia rasa, ibunya yang kolot itu pasti sudah dipengaruhi seseorang.

 “Apakah Ibu Suri memang segalak itu?”

“Tidak. Meskipun pemikirannya kolot terhadap peran wanita, dia tidak akan menghukum orang yang tidak menyinggungnya secara langsung.”

“Jadi maksud Yang Mulia, seseorang sudah memprovokasi Ibu Suri?”

“Kamu juga berpikir begitu?”

Li Fengran malah mengedikkan bahu. Urusan Istana Belakang, ia tidak mau tahu dan tidak mau ikut campur. Jika bisa, dia tidak mau bertemu Ibu Suri lagi. Tetapi karena wanita itu sudah menyinggungnya, Li Fengran tidak mungkin tidak peduli.

Ia rasa, seseorang memang sudah memprovokasinya. Jika Ibu Suri betul-betul ingin menghukumya, seharusnya sudah dilakukan sejak beberapa hari yang lalu.

“Wanita yang hidup di balik tembok istana, tidak akan mudah bertindak gegabah, apalagi terhadap kaki tangan putranya sendiri,” ucap Li Fengran.

“Kamu baru sadar kalau kamu adalah kaki tanganku?”

Alih-alih menjawab, Li Fengran malah mengalihkan pandangannya ke arah lain dan membuat Nangong Zirui tersenyum kecil. Dalam benaknya, Li Fengran berpikir tidak ada salahnya tinggal di sisi Nangong Zirui.

Tempat paling berbahaya adalah tempat yang paling aman. Setidaknya jika ada Nangong Zirui, nyawanya yang kecil itu masih bisa dipertahankan.

“Sudahlah. Ikut denganku,” ucap pria itu. Kali ini, dia berjalan lebih dulu beberapa langkah, kemudian disusul oleh Li Fengran di belakangnya.

“Yang Mulia, sejak kapan kamu mulai memanggilku dengan sebutan Xiao Feng?” tanya Li Fengran.

“Nama yang kuberikan, apakah kamu tidak menyukainya?”

“Tidak, tidak, aku mana berani menolak. Menurutku cukup bagus.”

Nangong Zirui membawa Li Fengran ke penjara bawah tanah. Penjara itu terletak di utara Kementrian Hukum, dan merupakan penjara rahasia yang dibuat khusus oleh Nangong Zirui.

Ia sengaja menempatkannya di sana dan hanya dia dan beberapa bawahannya yang dapat memasuki tempat tersebut. Tahanan yang terpenjara di tempat itu kebanyakan adalah penjahat yang ditangkap hidup-hidup karena berkaitan dengan kasus rahasia.

Begitu Li Fengran masuk, aura kematian yang suram langsung menguar. Penjara ini bersih dan tidak gelap seperti yang digambarkan dalam komik atau drama, tetapi lebih menakutkan daripada tempat berhantu. Para tahanan semuanya memiliki luka yang parah di tubuh mereka, namun tidak membahayakan nyawa.

Li Fengran bergidik.

“Lihatlah. Apakah mereka yang ingin membuangmu malam itu?” tanya Nangong Zirui. Mereka tiba di sel paling ujung yang isinya terdapat beberapa orang berpakaian pelayan dan kasim istana.

Li Fengran terkejut dan langsung memperhatikan wajah para pelayan itu.

“Benar! Itu mereka! Mereka yang ingin membuangku dan mengatakan kalau aku ini hantu! Dari mana Yang Mulia tahu kalau mereka ingin membuangku karena menganggap aku sudah mati?”

“Menurutmu?” Nangong Zirui mengernyitkan dahinya.

“Apakah sebelum aku menggigitmu, aku mengigau?” tanya Li Fengran ragu.

Sebetulnya seberapa gila dia berbuat saat dirinya tidur malam itu? Tetapi bahkan Nangong Zirui sama sekali tidak berminat mengungkitnya.

Ini tidak seperti gayanya. Pria itu biasanya suka langsung mencari perhitungan dan membalasnya di tempat, tapi entah mengapa kali ini dia tidak bicara dan justru malah memperlihatkan orang-orang ini padanya.

Jadi secara alami, pertanyaan-pertanyaan lain akan kepribadian dan sifat asli Nangong Zirui kembali datang seiring dengan berubahnya cara Li Fengran memandang pria itu dari waktu ke waktu. Nangong Zirui bahkan sampai berselisih dengan ibunya.

“Aku sudah meminta Mo Wei menyelidiki siapa yang telah meracunimu. Sementara orang-orang ini, kamu bisa membalas mereka sesuka hatimu.”

Li Fengran lebih terkejut lagi. Pantas saja dia tidak melihat keberadaan Mo Wei di manapun sejak hari perkelahiannya itu.

Rupanya, rajanya kembali membuangnya dengan dalih menyelidiki kasus. Li Fengran juga ingin tahu siapa yang meracuninya, tapi tidak pernah membayangkan akan ada seseorang yang membantunya dengan cara seperti ini.

Wanita itu lantas memasuki sel dan berjongkok di hadapan para pelayan yang menunduk takut. Ada bekas penyiksaan di tubuh mereka. “Siapa yang memerintahkan kalian untuk membuangku? Aku bahkan belum mati saat itu.”

Para pelayan saling pandang dan enggan bicara. Li Fengran geram, ia bertanya lagi dengan nada yang lebih tinggi, namun lagi-lagi para pelayan itu hanya diam.

Tampaknya, mulut mereka sudah disumpal dengan suap yang sangat besar. Jika mereka bisa menutup mulut mereka hingga serapat ini, maka dalang di baliknya tidak main-main.

“Lihat baik-baik, siapa yang berdiri di depan kalian!” seru Li Fengran, dia menunjuk Nangong Zirui yang berdiri dengan ekspresi datar. Matanya menatap para pelayan, aura dingin dan kejam seketika menguar dari wajahnya yang rupawan.

“Kalian bahkan berani bersikap lancang di depan Yang Mulia. Aku rasa, orang itu pasti menginginkan lebih dari sekadar kematianku, kan?”

Li Fengran menyunggingkan senyum licik. Orang lain bisa bermain trik, maka dia juga bisa. “Oh, jangan-jangan, orang itu menginginkan Yang Mulia?”

“Yang Mulia, bagaimana menurutmu?” tanya Li Fengran. Dia mengedipkan sebelah matanya meminta Nangong Zirui untuk bekerja sama dengannya.

“Mati.”

“Oh benar, mati. Meskipun kalian tidak menyayangi nyawa sendiri, tapi tidak mungkin tidak peduli pada orang-orang dekat kalian, kan? Ah, Yang Mulia, apakah Yang Mulia sudah menerima dokumen catatan riwayat keluarga orang-orang ini?”

“Tentu.”

Wajah para pelayan itu seketika memucat. Tidak masalah jika mereka mati, tetapi kalau harus menyeret keluarga, itu tidak bisa diterima. Para pelayan itu seketika saling pandang, antara mengatakan atau tidak, mereka dilema.

Bayaran yang diberikan untuk harga nyawa mereka dapat digunakan untuk menghidup keluarga selama beberapa tahun, tapi apa gunanya jika keluarga yang dihidupi dengan mengorbankan nyawa itu pada akhirnya mati?

“Yang Mulia, ampuni nyawa keluarga kami!” salah seorang pelayan akhirnya mau bersuara. Dengan tatapan memohon, dia merangkak ke kaki Nangong Zirui dan hendak meraih jubahnya, namun tangan Li Fengran dengan cepat mengadangnya dengan pedang yang masih berada di sarungnya.

“Kami, kami hanya orang kecil yang bekerja untuk menafkahi keluarga. Kami tergiur oleh bayaran besar. Tapi kami bersumpah, kami tidak tahu maksud orang itu dan apa tujuannya mengincar Pemangku Pedang,” ucap pelayan tersebut. Sepertinya, dia adalah pemimpin para pelayan ini.

Li Fengran berjongkok lagi dan memandangi pelayan tersebut. “Berapa bayaran yang dia berikan?”

“Xiao Feng, untuk apa kamu menanyakan ini?”

“Yang Mulia, aku harus tahu berapa banyak bayaran yang diberikan untuk membayar harga nyawaku ini.”

Pria itu menggelengkan kepalanya, heran dengan kelakuan Pemangku Pedangnya. Saat ini, dia hanya ingin tahu siapa yang telah meminta mereka membuang Li Fengran malam itu.

Orang di baliknya pasti sudah tahu Li Fengran diracuni sejak dari Dongchuan dan tahu efeknya akan memuncak pada malam tersebut. Bisa dibilang, semuanya sudah direncanakan.

“Siapa yang menyuruh kalian?” Li Fengran kali ini bertanya lagi dengan tidak sabar. “Aku bisa menjamin nyawa keluarga kalian. Yang Mulia bukan orang yang tidak punya belas kasih. Dia bisa mengampuni kalian jika kalian bicara jujur.”

Dalam hatinya, Nangong Zirui berkata, “Sejak kapan wanita ini memahami temperamenku?”

Wajah pelayan semuanya sudah memucat dan sesak sampai hampir mati. Bagi mereka yang kecil ini, tidak ada jalan mundur.

“Pelayan benar-benar tidak tahu. Sore sebelum waktu kejadian itu, seseorang datang dan meminta kami melakukan pekerjaan. Yang Mulia, sungguh, hanya itu yang kami tahu!”

Tidak ada gunanya terus bertanya. Para pelayan ini mungkin saja bicara jujur, karena orang di balik semua ini tidak akan menunjukkan diri dengan mudah. Satu-satunya yang Li Fengran pikirkan adalah orang itu merupakan orang besar dan memahami betul kondisi Li Fengran dulu.

“Xiao Feng, bagaimana menurutmu?”

“Tidak ada gunanya. Bagaimana menghukumnya, Yang Mulia, lakukan saja sesuai dengan aturanmu.”

Setelah itu, Li Fengran beranjak pergi. Penjara rahasia ini tidak nyaman ditinggali dan berbau kesedihan dan penyesalan. Biarkan Nangong Zirui yang menyelidikinya sampai tuntas. Saat ini, Li Fengran hanya ingin menenangkan dirinya sebelum menghadapi hari esok yang pastinya lebih berat lagi.

“Apa yang kamu pikirkan?” tanya Nangong Zirui setelah keluar dari penjara.

Li Fengran menghela napasnya.

“Orang yang ingin membunuhku, kemungkinan berasal dari rumah Tuan Besar Dongchuan sendiri.”

1
Eda Eda
👍
Endang Nurhayati
😂😂😂 keberuntungan yang memihak, cuma tidur dapat burung Phoenix
isgiyarsi isgi
Luar biasa
Vani_27
lahh cewek anehh, terlalu memaksakan diri, karakter pemangku pedang ini kesen nya gmna yahh memaksaa 🤣🤣🤣
segala apk
Luar biasa
Jeffie Firmansyah
terhanyut dalam cerita sehingga membuat kesedihan dalam dada😭
Jeffie Firmansyah
sumpah ngakak abis seruuu Thor 💪
afifah aefa
Luar biasa
Febriani Nazularahmatika
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Noni Diani
Luar biasa
Yanti Suryantini
Biasa
Yanti Suryantini
Buruk
Ayu Dani
berat
Bzaa
semangat terus ya kak
Bzaa
kerennn dan penuh dengan akal..
Bzaa
raja benar-benar kuat, saLuttt
Bzaa
raja bener2 peka dan pengertian 😄
Bzaa
kerennnn
Bzaa
jgn2 tangan raja yg di gigit nya😁
Bzaa
pengawal mo, ketempuhan😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!