brakk
"apa yang kalian lakukan?!"teriak seorang wanita cantik yang baru saja membuka paksa kamar di sebuah rumah mewah.
Kedua mata wanita itu seketika membulat sempurna saat mendapati pemandangan yang sangat memilukan di atas tempat tidur itu.
Tubuhnya seketika merosot jatuh di atas lantai. tepat di sebelah dua insan manusia yang tengah asik dengan dunianya itu.
Dia adalah Asmirandah Sheila Kumalasari. seorang wanita cantik, yang biasa di sapa dengan panggilan "Mira" itu, tidak pernah menyangka bahwa akan mendapatkan kejutan yang luar biasa Seperti ini.
Syok? tentu saja, perasaan itu yang tergambar dari raut wajah Mira saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya saat ini.
Padahal besok pagi, wanita cantik itu akan menikah dengan laki-laki yang masih terdiam di atas tempat tidur itu.
Akankah Mira dapat melewati semuanya, apakah rencana yang telah disusun oleh keluarganya untuk menghancurkan harapan wanita itu?
yuk simak ceritanya hanya ada di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhevy Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"aku ada di rumah Tiara. Bunda, memangnya ada apa?"tanya wanita itu Seraya mengulas senyum tipis.
Karena saat ini mereka tengah melakukan panggilan video call. tentu saja Asmirandah akan berpura-pura semua baik-baik saja agar kedua orang tuanya tidak kembali menerima konsekuensi seperti yang mereka alami beberapa hari yang lalu akibat ulah kakaknya itu.
"kenapa pagi-pagi sekali bertamu ke rumah orang lain?"tanya Chelsea menatap putrinya dari benda canggih itu.
Tentu saja hal itu membuat Asmirandah yang mendengarnya, seketika merasakan gelagapan. karena memang, peraturan di keluarga Orlando tidak memperbolehkan anggota keluarganya untuk bertamu ke rumah orang lain terlalu pagi atau terlalu sore. karena ditakutkan, akan mengganggu penghuni rumah yang mereka sambangi.
"ma... maaf Bunda, aku...."Asmirandah tampak tidak bisa untuk melanjutkan ucapannya.
Entah mengapa wanita cantik itu sama sekali tidak bisa berbohong kepada orang-orang yang ia sayangi. itu adalah salah satu kelemahan yang dimiliki oleh Asmirandah. yaitu tidak mudah berbohong kepada orang yang benar-benar telah menempati posisi tertinggi di hatinya. dan kebetulan sampai saat ini, yang menempati posisi tertinggi di hatinya adalah kedua orang tuanya.
"Maaf Tante. menyela, itu Tiara yang menghubungi Asmirandah untuk datang ke rumah. karena kebetulan, Tiara membutuhkan teman untuk mendengarkan isi hati Tiara."tiba-tiba saja, sahabat dari Asmirandah itu mengatakan sesuatu hal yang membuat nafas dari Asmirandah kembali normal.
Setelah sebelumnya, wanita itu seperti kehilangan oksigen yang sangat banyak akibat tidak bisa menjawab pertanyaan dari sang Bunda.
"oh begitu ya. baiklah kalau begitu. matematika dulu ya teleponnya, soalnya tante ingin kembali mendampingi Papanya Asmirandah untuk bekerja."sahut Chelsea dari seberang sana.
"iya Bun, hati-hati di sana jangan lupa kabari Mira sering-sering. dadah!"ucapan kita itu Seraya melampaikan tangan seperti seorang anak kecil pada kedua orang tuanya.
Tentu saja hal itu membuat Tiara yang melihatnya, seketika terkekeh pelan. membuat Asmirandah yang baru saja mematikan ponselnya, seketika merasa kebingungan saat melihat pemandangan itu.
"kamu kenapa?"tanya Asmirandah dengan raut wajah bingung.
"kamu lucu banget kayak anak kecil."sahut Tiara masih dengan senyuman geli di wajahnya.
Asmirandah yang mendengar itu, seketika cemberut."ih dasar!"ucapnya mencebik. bukannya menghentikan tawa, Tiara justru semakin tertawa besar.
"udah udah nggak usah cemberut lagi."Tiara dengan segera menarik tangan dari sahabatnya itu membawanya ke dapur.
Membuat Asmirandah yang melihat itu, seketika menautkan kedua alisnya."untuk apa kamu mengajak aku ke sini?"tanya wanita itu menatap ke arah sahabatnya.
"kita masak-masak aja ya."ucap Tiara Seraya menarik tangan Asmirandah untuk semakin masuk ke dalam dapurnya.
Kedua sahabat itu masuk ke dalam dapur keluarga Delano untuk membuat kue. tentu saja hal itu membuat semua orang yang hadir di sana, menyambut baik kedatangan Asmirandah. termasuk juga ibunda dari Tiara yang bernama Tika.
"Buna sama Yaya mau pergi keluar sebentar ya sayang, kamu hati-hati di rumah sama Mira."ucap wanita paruh baya itu saat menghampiri Putri dan sahabatnya.
"iya Buna, hati-hati ya."ucap wanita itu Seraya tersenyum simpul.
Mereka segera melanjutkan aktivitas masak-memasaknya setelah mengantar kepergian kedua orang tua Tiara sampai ke Lembang pintu.
"ayo Asmirandah kita lanjut."ucap wanita itu Seraya menarik tangan sahabatnya untuk melanjutkan aktivitas yang tertunda itu.
Setelah semuanya selesai, mereka segera menuju ke ruang tamu untuk menikmati makanan itu. tak lupa kedua sahabat karib itu, membagikan hasil karya mereka kepada orang-orang yang ada di sana. tentu saja, hal itu disambut baik oleh para pekerja itu.
Tentu saja hal itu membuat Asmirandah merasa sangat bahagia. karena jerih payahnya, sangat dihargai oleh orang-orang itu. walaupun mungkin, masakan yang ia buat tidak terlalu nikmat ataupun lezat. namun mereka menghargai usaha keras dari wanita itu.
"bagaimana rasanya?"tanya Asmirandah dengan raut wajah sedikit cemas. karena memang, Ini baru pertama kali dirinya membuat kue. karena keluarganya, sama sekali tidak mengizinkan Asmirandah untuk terjun ke dapur. bahkan wanita itu akan langsung mendapat omelan dari sang ibu jika ketahuan masuk dapur.
Tentu saja Asmirandah merasa sangat bahagia pada awalnya. namun sekarang, wanita itu sedikit menyesal karena tidak pernah mengenal alat-alat seperti itu sebelumnya. mungkin itu juga alasannya kenapa Naomi menyiramkan kuah ke atas kepalanya.
Karena mungkin masakan yang dibuat oleh Asmirandah, sangatlah tidak enak. Karena Wanita itu membuatnya, dengan hati yang terluka dan juga ilmu yang didapat dari media sosial. tentu saja semua tidak akan pernah sama.
"ini enak Nona."ucap para pekerja itu dengan serempak. membuat Asmirandah yang mendengar itu, seketika membulatkan kedua matanya.
"serius itu enak?"tanya wanita itu dengan raut wajah tidak percaya. Karena Wanita itu berpikir, para pekerja di rumah sahabatnya itu hanya ingin menghibur dirinya agar tidak bersedih jika mengetahui masakannya tidak enak.
"iya Nona, ini memang benar-benar enak!"ucap salah satu dari mereka dengan raut wajah yang berseri-seri.
Asmirandah yang mendengar itu, masih merasa tidak percaya. kemudian, tangannya terulur. mengambil sepotong kue yang ada di atas meja itu.
Seketika, kedua matanya membulat sempurna. saat lidahnya menyentuh kue yang begitu lembut dan lumer di dalam mulutnya itu.
"bagaimana kamu sudah percaya kan, sekarang?"tanya Tiara mencibir.
"hihihi maaf. aku pikir kalian hanya bercanda dan juga hanya ingin membuatku tersenyum dan terhibur karena masakanku tidak enak. tapi ternyata, kue ini benar-benar enak."ucap wanita itu tersenyum girang.
"itu kan juga buatanku."sergah Tiara dengan cepat. membuat Asmirandah yang mendengar itu, hanya dapat nyengir.
Mereka semua akhirnya menikmati bolu itu dengan sesekali bercerita. tiba-tiba saja, Tiara terdiam. membuat Asmirandah menatap sahabatnya itu, dengan tatapan bingung.
"kenapa Ti?"tanya Asmirandah.
"aku baru ingat di sekitar rumah Ini kan ada panti asuhan. bagaimana, kalau kita berbagi kebahagiaan dengan mereka dengan cara membagi makanan ini kepada mereka?"tanya Tiara memberikan usul.
Tentu saja hal itu membuat Asmirandah yang mendengarnya, seketika merasa sangat senang."baik kalau begitu aku setuju."ucapnya dengan cepat. dan dengan sekejap, kue buatan mereka itu sudah tersusun rapi di sebuah kotak-kotak kecil yang telah disediakan oleh keluarga Tiara.
"apa hanya ini saja?"tanya Asmirandah menatap ke arah sahabatnya.
"memangnya, kamu mau menambahkan apa?"tanya Tiara menatap Asmirandah.
Sejenak, Asmirandah berpikir. hingga sebuah ide seketika muncul di kepalanya."bagaimana kalau kita membeli cemilan dan juga beberapa boneka di minimarket itu."usulnya Seraya menunjuk ke arah pusat perbelanjaan yang tidak jauh dari kediaman keluarga Tiara.