NovelToon NovelToon
Cintaku Bukan Kamu

Cintaku Bukan Kamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Arij Irma

Aira harus menelan pil pahit, ketika Andra kekasih yang selama ini dicintai dengan tulus memilih untuk mengakhiri hubungan mereka, karena terhalang restu oleh orang tua karena perbedaan keyakinan.
padahal Aira sedang mengandung anak dari kekasihnya.
apakah Aira akan mampu bertahan dengan segala ujian yang dihadapinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arij Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 18

Setibanya ditempat praktek bidan Siska, om Erik bergegas turun dari mobil dan menghampiri Aira. Om Erik tanpa pikir panjang lngsung membopong keponakannya, tanpa pamit dia langsung tergesa-gesa membawa masuk dan berteriak memanggil petugas yang ada. Sedangkan istrinya yang ditinggal begitu saja Hannya bisa bengong dengan kelakuan suaminya ini.

"Bu bidan! Bu bidan ! Tolong ponakan saya! cepetan Bu bidan! "

"bawa sini pak ! " perawat langsung mendorong kursi roda untuk meletakkan Aira.

Dengan pelan om Erik meletakkan aira. Aira meringis menahan sakit dibagian punggungnya.

"kenapa ini pak?" perawat tersebut bertanya.

"tolong sus, tadi ketubannya sudah pecah sus, sepertinya akan melahirkan, dia kesakitan sus cepetan sus," dengan rasa khawatirnya dia menjelaskan dengan gamblang.

"ayo pak, mari kita bawa tempat persalinan," perawat mendorong dengan pelan.

"iya sus, silahkan! Saya menyusul dibelakang bersama istri saya."

"ayo ma kita susul Ai- " om Erik kebingungan tidak menemukan istrinya disampingnya.

"loh... mamah Keman ya? " dengan masih kebingungan mencarinya.

"haduh...! Ketinggalan diparkiran," dia menepuk pelan keningnya.

"pah...!" dengan keras bulek memanggil suaminya.

"ish... kenapa tinggalin mamah sih!" kesal sekali bulek ditinggal begitu.

Belum sempat om Erik menyusul, dia sudah melihat istrinya masuk kedalam klinik.

"he he he" dia menggaruk kepala belakang.

"maaf mah, papah lupa tadi, papah takut Aira kenapa-kenapa, makanya langsung pergi gitu aja, pah kira mamah menyusul papah, tak tau nya malah masih ketinggalan."

" he he he "

"gak harus ditinggal juga kali pah!" jawabnya masih dengan perasaan kesal.

"iya, iya maaf mah," dengan tatapan mengiba mencoba meluluhkan kembali istrinya yang sedang ngambek.

"ya udah mah, ayo cepetan kita susul Aira didalam? " lanjutnya mencoba mengalihkan perhatian istrinya.

"ayo cepetan pah, kita ke Aira," bulek seketika menarik tangan suaminya.

sesampainya diruang bersalin, dia melihat Aira yang kesakitan langsung menghampirinya, diusap-usap tangan Aira dengan sayang.

"sabar ya Aira, tahan, sebentar lagi kamu akan bertemu dengan malaikat kecilmu?"

dengan sabar dan penuh kasih sayang bulek menenangkan Aira, agar tidak tegang.

"mah! papah mau kasih kabar mas Hamdan dulu ya!" ucap Om Erik sesaat setelah sampai.

"iya pah! "

Om Erik keluar untuk memberi kabar kakanya.

"hallo assalamualaikum mas."

"mas, hari ini Aira akan melahirkan! sekarang sudah ada di klinik, doakan ya mas semoga sehat anak dan ibunya," ucap Om Erik setelah panggilan diterima.

"iya mas, mas tenang saja, aku dan Sinta akan menjaga dan merawat Aira sepenuh hati. Ya sudah mas aku cuma mau mengabarkan itu saja. Aku akan kembali lagi kedalam melihat Aira. Assalamualaikum."

Setelah menelpon om Erik kembali kedalam kamar Aira, tapi sebelum itu dia menenangkan kembali pikirannya, supaya lebih tenang.

Sementara dikediaman keluarga Aira di Jawa.

Drrt... Drt... Drt ...

"waalaikumsalam, iya Erik, tolong jaga putri mas ya! tolong dampingi dulu sementara! Aku dan mbakmu nanti akan mencari penerbangan secepatnya untuk kesana."

"iya Erik, terimakasih, tolong bilang sama Aira kalau bapak dan mamaknya akan segera kesana, waalaikum salam."

"Mak...! Mak...! Mak...! " bapak Hamdan berteriak memanggil istrinya.

mamak yang mendengar bapak berteriak langsung berlari menghampirinya.

"ke-napa to pak? kok teriak-teriak?" tanyanya dengan nafas yang terputus-putus karena berlari.

" ini, tadi Erik memberi kabar, kalau putri kita hari ini akan melahirkan, sekarang sudah ditangani oleh bidan," jawab bapak dengan pelan.

" ya Allah pak... Terus bagaiman keadaan Puti kita pak... Kasian dia pak... disaat membutuhkan kita, tapi kita tidak ada pak..." sedih sekali si mamak.

"kita doakan saja Mak, semoga Aira dan bayinya selamat, tadi bapak sudah bilang sama Erik, kalau kita akan menyusul secepatnya," ucap bapak sambil mengusap tangan istrinya, supaya tenang.

" ayo pak, kita berangkat sekarang!" dengan semangat mamak berkata.

"iya Mak, bapak akan coba usahakan untuk mencari penerbangan secepatnya."

...****************...

sedangkan Aira saat ini masih menunggu pembukaan lengkap, karena setelah diperiksa tadi masih pembukaan ke 3.

Aira menangis, merasakan sakitnya melahirkan tanpa didampingi suami dan orang tuanya. Dia harus berjuang antara hidup dan mati untuk melahirkan.

" ya Allah, begini kah rasanya melahirkan? Maaf kan aku ya Allah karena sudah menjadi anak durhaka. mamak maafkan Aira Mak... Maafkan anakmu ini, yang selalu melawan mamak..." dalam hatinya Aira selalu mengucapkan maaf untuk ibunya.

"Aira, kenapa? Mana yang sakit? Aira mau apa? " tanya bulek ketika tangganya mendapat cengkraman erat.

"sa-kit bulek, pe-rutku sakit, gak ku-at bu-lek, sa-kit ," Aira menangis menahan sakit.

"sabar ya Aira, tahan sayang, sebentar lagi ya!" jawab bulek.

Bu lek hanya bisa mengusap-usap tangan dan perut Aira

" ugh... Isshh..." Aira meringis ketika rasa sakit itu datang.

"sa-kit bulek, ish.... Ugh..." Aira mengencangkan pegangan tangannya pada bulek.

"iya sabar Aira, tahan ya!" bulek terus menenangkan Aira.

Om Erik tidak tega melihat ponakannya yang kesakitan, dia berlalu meninggalkan ruangan, dia tidak berani melihat.

"Bu bidan, tolong ! " teriak bulek yang melihat Aira makin kencang berpegangan.

bidan dan timnya yang sedang berjalan langsung berlari.

"ibu tolong keluar ya, biar disini saya yang menanganinya,"

Bulek langsung keluar untuk mempersilahkan bidan melakukan tindakan.

"bagaiman mah? Apa yang terjadi? " om Erik langsung bertanya ketika melihat istrinya keluar.

"tidak tahu pah! Mereka sedang melakukan tindakan pada Aira."

Sedangkan didalam ruangannya Aira sedang ditangani oleh bidan Siska dan rekannya.

"ibu, coba tarik nafas, lalu keluarkan! "

"coba ulangi lagi ibu!" bidan siska melakukan melakukan pemeriksaan pembukaan dengan mengucapkan kata itu.

"nah! sudah lengkap pembukaannya ya! silahkan atur nafasnya! Jagan mengejan dulu, tunggu aba-aba dari saya, baru nanti bisa mengejan," dengan sabar Bu Siska berbicara.

"sa-kit Bu, ugh... Sa-kit seka-li , a-ku gak ku-at" Aira mencoba untuk menahan rasa sakitnya.

"tahan ya Bu, Jagan mengejan dulu" Bu Siska terus melihat ke arah persalinan.

"ugh... Sa-kit."

"gak ku-at," Aira memegang tangan suster dengan kuat.

"nah, sekarang waktunya, ayo Bu! dorong! terus dorong," ucapnya sambil menahan kaki Aira.

"ugh.... Ugh...."

" ayo sekali lagi Bu! rambutnya sudah kelihatan! Ayo dorong!"

"suster ayo bangun ibunya, bantu dorong perutnya," Bu bidan menyuruh suster untuk membantu karena melihat Aira sudah kelelahan.

" Ayo Bu! Sekali lagi! ayo! Dorong! Dengan kuat!"

" argh......" Aira berusaha dengan keras agar bayinya keluar.

"ayo Bu! rambutnya sudah keliatan! Ya bagus! coba ibu ambil nafas dulu, terus keluarkan."

"hufft... Hah... Huft... hah"

" dorong Bu, sekarang! " perintah Bu Siska.

"ugh.....Argh ..."

" oek... Oek... Oek..."

Akhirnya dengan perjuangan yang sangat menguras tenaga, bayi Aira telah lahir dengan selamat dan sehat.

" selamat ibu, bayinya laki-laki," ucap Bu bidan dengan senyum karena berhasil membantu persalinan.

...****************...

Om Erik mondar-mandir menunggu dengan gelisah.

" pah, diam kenapa pah! Pusing mamah lihatnya! duduk saja kita berdoa agar keduanya selamat," ucap istrinya.

" duduk sini pah!" lanjutnya.

"huft... Aku takut mah, Aira sedang berjuang disana?" jawabnya masih dengan mondar-mandirnya.

"iya mamah tahu! tapi kalau papah mondar-mandir begini apa bisa membantu Aira? tidak kan! mendingan papah duduk disini, terus berdoa, itu lebih baik!" jawab istrinya dengan penuh penekanan.

" iya mah," karena tidak ingin melihat istrinya makin bawel, Mak dia langsung duduk disamping istrinya.

sekian lama menunggu, akhirnya

"oek... Oek... Oek..."

"Alhamdulillah," ucap syukur om Erik.

"Alhamdulillah," lanjut sang istri.

Mereka berpelukan karena bahagia.

.

.

.

.

Bersambung......

1
Chipmunks
Bikin nangis dan senyum sekaligus.
Gaara
Seru banget, gak bisa berhenti baca😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!