NovelToon NovelToon
Obsesi Tuan Pemaksa

Obsesi Tuan Pemaksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Pengantin Pengganti Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Panda Merah

"Anda yakin Mrs. Aquielo?"

"Jangan asal mengubah nama ku seenakmu, aku masih seorang Rainer asal kau tahu saja."

"Ya untuk sekarang kau mang masih seorang Rainer, tapi sebentar lagi kau akan segera mengganti nama belakangmu itu dengan nama keluargaku."

"Seperti aku mau saja dengan dirimu."

"Oh apa kau lupa yang aku katakan dipesawat kemarin Ms. Rainer."

Viona hanya dapat terdiam tentu ia tidak lupa dengan ancaman pria gila ini kemarin. Dan sialnya kalau semua yang dikatakan nya benar adanya maka tidak ada jalan lain lagi bagi Viona untuk menolak semua keinginan pria itu.

Itu buruk....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panda Merah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

Viona membuka matanya dan terbangun dikamar yang berbeda, tidak seluas kamarnya saat masih tinggal dirumah Papanya dulu tapi cukup besar untuk ukuran sendiri.

Ya,,, dan Viona benar-benar tidak masalah dengan hal itu toh dulu saat sedang berasa diIndonesia kamarnya jauh lebih kecil dari kamar ini.

Sudah tiga minggu Viona tinggal diApartemen yang diberikan Papanya itu, dan selama itu juga ia belum pernah menemui Kakak ataupun Papanya karena mereka berdua yang benar-benar sibuk.

Dengan mata yang masih mengantuk Viona berjalan keluar kamarnya menuju kamar mandi, karena kamarnya disini tidak memiliki kamar mandi dalam seperti dirumah Papanya kemarin.

Tidak ada juga walk in closet yang luas hanya ada beberapa buah lemari besar saja dan itupun sudah cukup bagi Viona, ia tidak ingin kemewahan yang diinginkannya hanya keluarga yang baik-baik saja.

Viona duduk didepan kaca meja rias yang terletak disudut kamar tidurnya, setelah membersihkan diri dikamar mandi sekarang ia harus bersiap untuk pergi ketempat ia bekerja.

Ya setelah surat lamarannya diterima minggu kemarin sekarang Viona sudah aktif bekerja disebuah perusahaan yang cukup besar dan bergabung dalam tim administrasi.

Sementara itu Jeremy pria paruh baya itu belum mengetahui kalau Viona sudah mulai bekerja, dan Viona sengaja menutupi hal itu darinya karena sudah pasti Papanya itu akan langsung menyuruhnya berhenti bekerja kalau ia tahu.

Setelah selesai merias wajahnya Viona segera memakai pakaian kerjanya.

Hari ini Viona memilih memakai kemeja berwarna coklat serta rok span berwarna hitam.

Saat dirasa semuanya sudah beres Viona pun segera bergegas pergi kekantor tempatnya bekerja dengan menggunakan taxi karena sebelumnya ia tidak mau memakai mobil mewah pemberian Papanya kekantor.

Dan selama seminggu ia bekerja disana tidak seorangpun yang tahu kalau ia anak dari seorang pengusaha terkenal.

"Morning Becca..." Sapa Viona ramah pada perempuan berambut ikal serta memakai kaca mata bulat diwajahnya yang sudah datang lebih dahulu daripada dirinya.

"Morning Vio..." Balas Becca sambil tersenyum menatap Viona tampak takjub. "Seperti biasa kau selalu tampak lebih bersinar daripada yang lainnya!" puji Becca sambil terus tersenyum mengagumi sosok Viona.

"Kau berlebihan Becca... Kau juga tampak lebih bersinar dengan warna rambut barumu itu." Balas Viona sambil tersenyum.

Mendengar ucapan Viona, Becca langsung menyeringai sambil memegang rambut berwarna merahnya.

"Kau tahu warna merah ini merupakan kesalahan, aku mewarnai rambutku sendiri saat sedang mabuk kemarin awalnya aku yakin warna yang kupilih adalah warna coklat, karena aku ingin memiliki rambut coklat seperti dirimu. Tapi sialnya saat aku terbagun pagi harinya ternyata rambutku sudah berwarna merah seperti ini." Jelas Becca panjang lebar.

"Bisa-bisanya kau mabuk sambil mewarnai rambut, tapi warna merah tampak bagus juga. Mungkin aku akan mempertimbangkan untuk mewarnai rambutku dengan warna merah juga." Ucap Viona jujur sambil duduk dimeja kerjanya lalu mulai menyalakan komputernya.

"Kau harus mencobanya Vio." Gurau Becca.

Dan seperti hari-hari sebelumnya Viona akan bekerja bersama timnya lalu istirahat saat waktunya makan siang.

"Ayo pergi makan siang Becca... Perutku sudah lapar dari tadi!" seru Viona sambil berdiri disamping meja kerja Becca.

"Baiklah ayo pergi dasar monster makanan." Gurau Becca yang hanya dibalas cubitan kecil oleh Viona.

Memang semenjak ia mulai bekerja Becca yang langsung akrab dengannya dan sering bercanda. Mungkin karena umur mereka yang tidak terlalu jauh dan mereka sama-sama blasteran Amerika-Asia. Kalau Viona Ibunya yang berasal dari Indonesia sedangkan Becca Ayahnya yang merupakan orang Asia asli yang berasal dari negara Korea Selatan.

"Kita akan makan dimana kali ini?" tanya Becca, karena seperti biasanya setelah ia berteman dengan Viona ia tidak pernah makan siang dikantin kantor lagi karena Viona yang malas selalu dirayu para karyawan disana.

"Bagai mana kalau direstoran yang disana!" seru Viona sambil menunjuk restoran cina diseberang jalan.

"Kau mau aku jatuh miskin ya, itu restoran kelas atas. Mungkin gajiku dalam sebulan hanya cukup untuk makan lima kali saja ditempat itu, kita cari tempat lain saja!" seru Becca.

"Tapi aku mau makan disitu, bagaimana kalau aku yang bayar." Usul Viona lagi dan hanya dibalas delikan tajam oleh Becca.

"Kau pikir kau anak konglomerat, kau bahkan belum menerima gaji pertamamu dan beniat mentraktirku ditempat semewah itu. Jangan aneh-aneh lebih baik kita makan disana saja," ucap Becca sambil menunjuk restoran yang lebih sederhana.

"Tidak mau aku mau makan disitu!" seru Viona keras kepala sambil terus menyeret tubuh Becca.

Rebecca hanya dapat mendengus kesal saat ia sudah duduk didalam restoran dan sudah tersaji berbagai macam mie dan juga daging dihadapan mereka sekarang.

"Kenapa... Apa kau tidak suka makanan yang kupesan?" tanya Viona saat melihat wajah kesal Becca.

"Bukannya tidak suka pada makanan ini, aku hanya tidak suka kau menghambur-hamburkan uang mu hanya untuk makan siang. Kau bahkan membayar puluhan dolar hanya untuk beberapa mangkuk makanan ini. Apa kau benar-benar anak seorang konglomerat?" tanya Becca pada akhirnya dan Viona hanya menggeleng pelan sambil memakan mienya yang masih setengah panas.

"Papa ku bukan konglomerat tapi dia punya cukup banyak uang." Jawab Viona jujur.

"Sudah ku duga kau bukan orang biasa, dapat dilihat dari auramu. Dan kau juga selalu memakai pakaian dan barang-barang dari brand ternama!" seru Becca.

"Lalu kenapa kau malah memilih bekerja seperti kami kalau kau anak orang kaya?" tanya Becca heran.

"Aku ingin memiliki banyak uang dari hasil kerja keras ku sendiri, bukan dari pemberian orang tua ku." Jelas Viona dan Becca hanya mengangguk paham.

"Lalu kenapa kau tidak mencari jenis pekerjaan lain yang bisa membuatmu mendapat lebih banyak uang!" seru Becca lagi.

"Entahlah..." Jawab Viona singkat lalu segera memakan mie nya dengan lahap karena sudah cukup dingin.

"Ck,,, pelan-pelan kalau makan kau itu perempuan." Ucap Becca lalu ikut memakan makanannya juga.

Namun Viona tidak menghiraukan ucapan nya dan berakhir tersedak. Melihat hal itu Becca langsung memberinya air putih.

"Kau ini padahal tampilanmu sudah elegan bak tuan putri tapi kalau makan seperti orang yang tidak pernah makan saja!" seru Becca sambil menepuk pelan punggung Viona.

"Terima kasih Becca." Ucap Viona tulus lalu kembali menikmati menu makanan yang lainnya.

Melihat tingkah Viona Becca hanya dapat menggeleng pelan, memang tidak ada yang sempurna didunia ini, pikirnya.

Saat selesai makan dua wanita itu langsung beranjak pergi dari restoran dan berniat untuk kembali bekerja.

"Aku tidak tahu seberapa kaya orang tuamu, tapi lebih baik kau tidak menghambur-hamburkan uang yang diberinya padamu karna itu tidak baik!" seru Becca saat mereka sudah berada didalam kantor.

"Sebenarnya aku juga tidak mau boros, tapi Papa ku akan marah kalau pengeluaran ku bulan ini tidak sampai seratus ribu dolar." Jelas Viona jujur pada Becca, entah kenapa dia merasa aman memberitahukan semuanya pada Becca meski mereka baru berteman selama seminggu.

"Wow,,, seratus ribu dolar itu target minimum pengeluaranmu dalam sebulan, Jadi sebenarnya seberapa kaya keluarmu itu?" tanya Becca penasaran.

Awalnya Viona ingin menjawab pertanyaan Becca tapi tidak jadi karena salah satu rekan mereka sudah kembali setelah makan siangnya, dan dengan satu isyarat Viona mengatakan kalau pembicaan mereka barusan harus menjadi rahasia diantara mereka saja.

"Tadi aku dan Jason melihat kalian berdua memasuki restoran mahal rupanya teman barumu cukup kaya juga ya, kau memang pintar dalam hal memilih teman ya Becca!" seru Kimberly rekan kerja mereka sambil menatap Becca mencemooh.

"Ah apa kau yakin aku pintar dalam hal memilih teman... Tapi kenapa aku malah pernah memiliki teman seperti dirimu ya." Jawab Becca sarkas. "Bukankah itu artinya aku cukup bodoh dalam hal itu," tambahnya lagi lalu segera memulai pekerjaannya tanpa memperdulikan rutukan Kimberly dibelakangnya.

Sementara itu Viona hanya diam karena ia tidak tahu ada masalah apa diantara kedua wanita itu sebenarnya.

"Aku tidak tahu seberapa kaya dirimu, tapi aku yakin kau mendapatkan semua uang itu pasti dari seorang pria yang rela membayarmu bukan." Ucap Kimberly tiba-tiba membuat Viona menatap wanita itu kesal.

"Lebih tepatkan pria itu memberikan uangnya padaku bukan membayar karena aku tidak menjual apapun." Jawab Viona datar.

"Ah pria yang malang,,, ia mengeluarkan banyak uang untukmu tapi tak kau berikan apa-apa. Biar kutebak pria itu pasti sudah sangat tua sehingga tidak mampu menyentuh dirimu lagi," mendengar ucapan wanita itu Viona langsung mengeram marah, apa-apaan wanita ini...

Apa dia mengatai Papanya tua, ya meskipun memang papanya sudah cukup tua sekarang tapi tetap saja Viona tidak terima.

"Tutup mulutmu Kimberly, tinggalkan dia dan kembali kemejamu sekarang!" seru Jason yang sedari tadi hanya diam.

"Ck,,, menyebalkan sekali. Aku bingung pada semua pria disini kenapa kalian begitu memuja dia padahal aku juga tak kalah cantik darinya." Gerutu Kimberly sambil berjalan menjauhi Viola lalu kembali kemeja kerjanya.

"Jangan hiraukan dia, wanita itu hanya iri pada kecantikan mu. Ya wajar saja diakan merasa hanya dirinya wanita yang paling cantik dikantor ini dan kehadiranmu membuat dia merasa terancam!" Seru Becca sambil tersenyum.kearah Viona yang hanya dibalas senyuman singkat oleh Viona.

1
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!