Terikat Kesalahan Gus Zayn

Zayn masih memaku di tempatnya, tangannya masih menggenggam alat tes kehamilan yang sudah Alexa gunakan sebelumnya, satu garis merah muda membuat Zayn tidak puas dengan hasilnya.

Haruskah Zayn mengulang dosa demi membuat dua garis merah mufa di genggaman tangannya? Jiwa iblis dalam diri Zayn berkelakar.

Tidak-tidak itu tidak benar, mengulang membuat dosa adalah hal yang paling di benci Tuhannya, ia sudah bertaubat tidak sepatutnya Zayn berpikir demikian.

Zayn mendongak dengan keduatangan berkacak pinggang. Bayang-bayang tentang malam itu benar-brnar tidak bisa ia lenyapkan.

Inikah cara Allah menghukum hambanya, rasa penyesalan itu membuat Zayn tak tenang menjalani hari-harinya. Sekali lagi Xayn menatap alas tes kehamilan dengan perasaan yang sulit ia jelaskan. Zayn seperti seorang pria dewasa yang sudah lama menikah dan ia menginginkan seorang bayi untuk melengkapi hidupnya.

Lain perasaan Alexa dan Zayn sangat berlawanan, jika Alexa sangat senang akan hasil dari tes itu.

Tok ... Tok ...

Pintu ruangan Zayn di ketuk dari luar membuat Zayn dengan sigap membereskan semua alat tes kehamilan itu dan memasukannya kedalam tas kerja miliknya. Zayn tidak ingin ada yang pengetahui pasal kejadian malam itu.

"Masuk!" Zayn memberikan perintah kala ia sudah selesai membereskan alat itu.

Lula dan Yuni masuk bersamaan menuju ruangan Zayn, untuk mengumpukan rangkuman yang baru Yuni selesaikan sekarang, padahal seharusnya Yuni menyelesaikan tugasnya minggu lalu. Lula hanya mengantar temannya saja

Melihat Yuni berada di sana membuat Zayn mengingat kembali cerita yang pernah Alexa sampaikan tentang makan malam antara Alexa, Aksa dan Yuni sebelum malam panjang itu terjadi. Dan kebetulan sekali Yuni berada di sana, ia perlu menanyakan bebrapa hal kepada gadis itu.

"Lula, boleh tinggalkan aku dan Yuni sebentar. Ada sesuatu hal yang perlu ku tanyakan pada Yuni." Zayn berujar tanpa ekspresi.

"Memangnya ada hal penting apa Pak? sehingga saya harus pergi." Lula bertanya, hatinya sedikit tak nyaman juga sedikit gerah saat mengetahui pria pujaannya ingin berbicara berdua dengan temannya.

"Itu urasan saya." ujar Zayn lempeng.

Yuni yang mendengar hal itu mesem-mesem sendiri, ia pikir Zayn sudah mulai tertarik terhadapnya sehingga Dosen killer itu ingin berbicara hanya berdua dengannya. Percaya diri sekali si Yuni ini.

Dengan berat hati Lula meninggalkan Yuni di ruangan Zayn. Sepanjang perjalanan Lula bertanya dalam hati akan apa yang akan di bicarakan Zayn kepada temannya itu.

Selepas kepergian Lula Zayn menyuruh Yuni untuk duduk di kursi yang berada tepat di sebrang meja kerjanya. Hati Yuni ketar-jetir juga harap-harap cemas akan apa yang akan di sampaikan pria tampan dengan sejuta pesona di hadapannya. Gambaran sosok pria sempurna ada pada Zayn.

"Jawab dengan jujur atas semua pertanyaan saya. Jika tidak kau akan berada dalam masalah besar." Zayn membuka pembicaraan lebih dulu, membuat Yuni mendapat serangan panik secara tiba-tiba, ia gugup saat Zayn menatapnya lekat dengan mata elangnya.

"Apa yang kau lakukan tanggal 19 maret dari mulai pukul 3 sore sampai pukul 9 malam?" Zayn mengajukan pertanyaan pada mahasiswi di hadapannya.

Yuni terlihat berpikir, keningnya sampai mengerut dalam menciptakan tiga garis lurus di dahinya. Tanggal 19 itu artinya 17 hari lalu.

"Lebih tepatnya malam sabtu." Zayn memberi tau malam itu malam apa.

"Sebentar. Pak, biasanya saya memiliki agenda di ponsel saya jika belum terhapus." Yuni meraih ponselnya, karna ia lupa apa yang ia lakukan di hari itu, ingatannya cukup buruk sehingga ia selalu mencatatkan kegiatannya di ponsel pintarnya. Yuni juga memiliki pekerjaan sampingan sama seperti Alexa, ia juga seorang konten kteator meskipun tidak seterkenal Alexa. Yuni juga belajar banyak hal dari gadis itu.

Yuni mencari beberapa kali, tapi sepertinya ia sudah menghapus agendanya di hari itu sehingga ia menaruh kembali ponselnya.

"Biar saya ingat-ingat terlebih dulu."

"Sepuluh menit." Zayn tak ingin membuang waktunya yang berharga.

Setelah mengingat dengan waktu yang lumayan lama akhirnya Yuni dapat mengingat apa saja yang ia lakukan di hari itu.

"Kami membuat konten bersama untuk satu produk. Maksud saya, saya dan Alexa membuat iklan suatu peroduk dengan Aksa yang kami tugaskan untuk mengedit video yang sudah kami rekam karna tim saya maupun tim Alexa sedang ada keperluan sehingga kami menggunakan jasa Aksa." Yuni terlihat santai saat mengemukaan pendapatnya, ia merasa tidak ada hal yang aneh.

"Memangnya ada masalah apa? Pak."

"Ada seseorang yang berniat buruk pada Alexa. Dan pihak kepolisian tengah menyelidiki kasus ini." Zayn selalu menampilkan wajah serius saat berkata membuat Yuni mempercayai ucapan dosennya.

"Tapi pak, saya tidak tau apa-apa, sungguh." Yuni terlihat ketakutan.

"Kau tidak perlu panik jika tidak melakukan apapun. Cukup jawab pertanyaan saya, dan rahasiahkan hal ini dari siapapun." Zayn sedikit membuat Yuni tenang.

"Sampai jam berapa kalian bersama?" Zayn bertanya kembali.

"Sampai pukul 7 malam. Lalu setelah itu kami berniat pulang. Tapi di karnakan kami belum makan malam Aksa mengajak kami makan lebih dulu di restoran. Kamipun mengikuti ajakan Aksa karna saya dan Alexa pun belum makan, kami memesan beberapa makanan, cukup lama kami menunggu. Alexa pamit untuk shalat isya terlebih dahulu. Saya dan Aksa masih menunggu makanan kami tiba, tapi sebelum pesanan kami tiba saya ke toilet lebih dulu karna tiba-tiba perut saya mulas. Lalu saat saya kembali Alexa dan Aksa dudah berada di sana dengan pesanan kami yang sudah tertata di atas meja. Kami makan bersama-sama." Yuni terlihat berterus terang tapi Zayn belum bisa menyimpulkan apapun.

"Alexa menyanyikan sebuah lagu atas permintaan followernya. Tapi awalnya sungguh saya tidak tau apa yang terjadi, Alexa tiba-tiba terlihat murung, hingga di saat Alexa selesai bernyanyi dan pamit pulang satu keluarga menyerang dan mengatai Alexa bahkan satu ibu-ibu menyiramkan jus jeruk ke atas kepala Alexa, ternyata itu ibunya Bang Adam pak. Sumpah saya ingin nampol wajah ibu-ibu dan kedua dayangnya itu menggunakan sepatu yang saya kenakan pak. Bang Adam tidak membela kekasihnya sama sekali, dasar pria tak tau diri, bahkan ia bersama wanita lainnya. Ingin rasanya saya menyelipkan kembang di telinga Adam itu." Yuni terlihat jengkel saat berbicara tentang Adam.

"Ingin rasanya saya menyelipkan kembang di telinga Bang Adam Pak."

"Kau menyukai Adam?"

"Ih, najong banget Pak, pria tidak ada cool-coolnya, masa kekasihnya di hina dia diam saja."

"Adam bukan kekasih Alexa lagi, mereka sudah putus."

"Oh, benarkah?"

"Hm, untuk apa kau ingin menaruh kembang di telinga Adam jika kau tidak menyukainya?" Zayn masih penasaran saat Yuni belum menjawab pertanyaannya.

"Maksud saya kembang api Pak. Saya ingin meledakan wajah si Adam yang pas-pasan itu." ujar Yuni dengan tampang tengilnya, Zayn bahkan tertawa, ia seakan memiliki sekutu saat Yuni juga tidak menyukai adam.

"Menurutmu tampan siapa aky dan Adam?" Zayn tiba-tiba narsis.

"Tentu saja tampan Bapak ke mana-mana lah, ketinggalan jauh lah Bang Adam jika di bandingkan dengan Bapak." ujar Yuni, meski kenyataannya seperti itu, tapi Yuni sedikit menjadi penjilat tentu saja agar ia mendapat nilai bagus.

"Jawaban yang tepat Yuni. Nilai kamu A+ dalam tugas kali ini." Zayn berujar saking senangnya.

Tuhkan Yuni pintar, bisa mengambil hati dosen killer itu.

"Ah, terimakasih Pak."

"Oh Ya, jika Bapak menyukai Alexa, saya bersedia nyomblangin Bapak, asal nilai saya aman." Zayn merasa dirinya mendapatkan angin segar.

Yuni sendiri pandai memanfaatkan situasi.

"Oke, baiklah nanti coba saya pikirkan lagi." Biasanya Zayn akan menolak jika menyangkut sogok menyogok, tapi menyangkut Alexa ia berat untuk menolak.

"Jangan lama-lama mikirnya pak. Saya tidak bisa menjamin, Alexa sangat di minati oleh semua pria dari berbagai kalangan." ujar Yuni memperingati.

"Ya saya tau itu."

Lanjut pembahasan.

"Tapi malam itu Alexa terlihat aneh Pak, terlihat lebih gelisah dan terburu-buru pulang. Bahkan Aksa sampai panik saat Alexa pulang bersama kami. Padahal Aksa sudah memesan taksi untukku dan akan mengantarkan pulang Alexa."

Ini dia, Aksa adalah tersangka selanjutnya yang wajib Zayn introgasi juga.

Zayn ingin tau siapa dalang dari ini semua, ia akan memberi pelajaran bagi orang itu.