New Journey Of The Legendary King

"Perempuan...?

Perempuan mana yang kau maksud , Reynold?! "

Mendengar jawaban Marissa, Reynold Waseso langsung tersenyum smirk ( seringai kecil di satu sudut bibir). Dia tahu bahwa Marissa Wijaya akan melakukan hal itu. Dengan santainya ia langsung bertepuk tangan.

Plloookkk... plloookkk... plloookkk!

"Nona Marissa Wijaya Nona Marissa Wijaya..

Aku tahu kau akan bertanya seperti itu. Anak buah ku sudah melapor bahwa kau dan anak buah mu yang membebaskan perempuan itu di tempat ku. Memandang wajah Bos Besar Wijaya, aku tidak akan pernah mempermasalahkan apa yang kau lakukan pada mereka. Tetapi...

Jika kau masih bersikeras untuk melindungi perempuan itu, maka jangan salahkan aku jika sampai memaksa mu untuk mengatakannya!! "

"Mengatakannya? Mengatakan apa, hei Reynold Waseso?!!

Lagipula aku tidak memiliki kepentingan dengan siapapun. Kalaupun aku tahu dimana perempuan itu, aku tidak punya alasan untuk memberitahukan nya kepada mu. Aku jadi penasaran, apa yang membuat seorang Reynold Waseso yang terkenal playboy kelas berat dan punya banyak wanita masih mengejar seorang perempuan? ", pancing Marissa yang ingin tahu alasan di balik semua itu.

" Nona Marissa memang hebat...

Baiklah, aku akan berterus terang kepada mu. Aku sama sekali tidak tertarik dengan perempuan itu. Wajahnya bahkan tidak secantik dirimu, Nona. Tetapi yang aku butuhkan dari nya hanyalah sebuah keterangan tentang tunangan nya. Itu saja.. Kau puas sekarang? ", Reynold Waseso merentangkan kedua tangan nya penuh kesombongan.

Sementara Marissa dan Jay pun cukup terkejut mendengar jawaban Reynold Waseso itu. Keduanya saling melirik satu sama lainnya.

" Tunangan?

Memang kau ada masalah apa dengan tunangan nya, Reynold?! Jujur aja, aku penasaran dengan apa yang baru kau katakan", tanya Marissa lagi.

"Aku tidak ada masalah dengan tunangan nya itu, Nona Marissa. Tetapi ada seseorang yang ingin ia lenyap dari muka bumi ini dan dia sudah membayar mahal untuk itu.

Jadi sekarang katakan dimana perempuan itu bersembunyi? Jangan mencoba untuk menipu ku Nona, jangan pernah!! ", penekanan kata kata Reynold Waseso terakhir benar-benar bernada ancaman serius.

Jay mengepalkan erat erat tangan kirinya mendengar keterangan itu. Jelas sekali bahwa kecelakaan yang tempo hari mencelakai si pemilik tubuh asli itu ada hubungannya dengan Reynold Waseso. Tetapi ia berusaha keras untuk tidak bergerak lebih dulu karena melihat tatapan empat orang berpakaian hitam di belakang Reynold sedang tertuju ke arah nya.

Jay memejamkan matanya sebentar. Begitu ia membuka mata, manik mata nya berubah warna menjadi kuning keemasan. Rupanya Jay yang sekarang sudah bisa menggunakan Ajian Terawangan yang membuat nama Prabu Jayabaya begitu terkenal sebagai raja yang bisa meramal masa depan.

Dalam ilmu terawangan yang bisa ia gunakan hanya sesaat saja karena belum cukupnya tenaga dan ilmu batin, dia jelas melihat bahwa keempat orang inilah yang akan menjadi musuh tangguh. Selain itu ia juga melihat Reynold Waseso menyelipkan sebuah pistol di pinggang. Jelas orang orang ini sangat berbahaya.

"Hohohohohoho...

Hebat sekali Tuan Muda Reynold Waseso, berani mengancam ku di kawasan Grup Wijaya. Apa kau sudah berpikir jernih mengenai hal ini?! ", nada lembut Marissa terdengar mulai sengit.

" Nona Marissa, jangan membuat ku hilang kesabaran karena menghadapi mu!!

Katakan dimana perempuan itu? Kalau tidak... "

"Kalau tidak apa hah?! Mau menganiaya ku??! Kau benar-benar salah mencari musuh, Tuan Muda Waseso!! "

Reynold Waseso menggeram keras mendengar jawaban Marissa ini. Dia segera memberikan isyarat kepada anak buahnya untuk bergerak.

"Paksa mereka untuk bicara..!!!! "

Tanpa menunggu perintah dua kali, anak buah Reynold Waseso langsung menerjang ke arah anak buah Teddy. Pertarungan antara mereka pun tak terhindarkan lagi.

Henry yang sudah lama ingin menjajal kemampuan bertarung Teddy, langsung melompat ke arah sopir sekaligus pengawal pribadi Marissa Wijaya ini. Mereka pun saling adu jotos berusaha untuk menjatuhkan lawan.

Suwarno alias No Kepruk, juru parkir Terminal Bungurasih yang juga dikenal sebagai penguasa terminal paling sibuk di Kota Surabaya ini langsung menerjang ke arah Jay. Sedari awal masuk dalam rumah itu, No Kepruk memang sudah tidak suka melihat Jay.

Jay dengan lincah berkelit menghindari tendangan cepat No Kepruk sambil memutar tubuhnya. Saat itu juga, dia melayangkan sikut nya ke arah dagu lawan.

Whhhhuuuuuuuggghhh!!!

No Kepruk yang tak menduga bahwa lelaki muda tampan yang terlihat seperti pekerja kantoran itu mampu menghindari serangan cepat nya, hanya bisa meraung saat sikut Jay menghajar dagunya.

Dhhhuuuuugggg... Uuuuggghhh!!!

Tubuh preman terminal Bungurasih itu langsung terjatuh ke lantai rumah Marissa. Melihat No Kepruk jatuh, Ujang hendak bergerak tetapi No Kepruk langsung menghentikan nya.

"Ojo melu melu Jang! Jancok jaran iki bagian ku!!

( Jangan ikut campur, Jang! Bangsat ini bagian ku!!) "

"Hadeuh Kang, sok atuh jangan sombong. Eta simorokokok teh sudah bisa menjatuhkan akang dengan sekali serang.. ", sahut Ujang yang asli dari Bandung.

" Diam kau!! Aku tadi hanya lengah! Minggir sana! "

Ujang hendak menjawab tapi Diego langsung memberinya isyarat untuk tidak meneruskan omongannya. Ujang yang paham memilih untuk tidak bicara lagi.

No Kepruk langsung menggeleng-gelengkan kepalanya yang terasa pusing sebelum mempersiapkan kuda-kuda ilmu pencak silat dor nya.

"Tadi aku sedikit meremehkan mu. Kau bisa menjatuhkan sekali tapi itu adalah kemenangan terakhir mu! "

Setelah berkata demikian, No Kepruk langsung kembali menerjang ke arah Jay dengan ilmu pencak silat nya. Kali ini serangannya tak seceroboh tadi. Jay pun menghadapi nya dengan ilmu silat yang sudah dikuasai oleh Prabu Jayabaya sejak ribuan tahun yang lalu.

Whhhuuuuutttt whhhuuuuutttt..

Pllaaaakkkkk daaaaasssshhh!!!

Sekeras apapun No Kepruk berusaha untuk menjatuhkan Jay, lelaki muda tampan ini ternyata mampu mengimbangi nya. Bahkan terlihat gerakan Jay mampu mengungguli kemampuan No Kepruk. Beberapa pukulan keras dan tendangan Jay sudah berulang kali mendarat di tubuh preman Terminal Bungurasih itu.

Dhhuuugghhh dhhuuugghhh..

Oooouuuugggghhhh!!!

Dua pukulan beruntun Jay membuat No Kepruk kembali mencium lantai rumah Marissa Wijaya. Melihat itu, Ujang yang sudah gatal ingin maju langsung melompat ke arah Jay sambil melayangkan tendangan kerasnya.

Whhhhuuuuuuuggghhh!!!

Jay menghindar dari serangan maut itu dengan menggeser sedikit tubuh nya namun ia dengan cepat menangkap betis kaki kanan Ujang. Lalu dengan sekuat tenaga Jay memutar tubuhnya yang membuat Ujang ikut berputar-putar. Selepas itu, Jay melepaskannya yang membuat Ujang terlempar ke arah guci besar di sudut ruangan.

Brruuuuuaaaaaakkkkkk..!!

Ujang melengguh kesakitan karena tubuhnya menabrak guci besar itu hingga hancur berkeping-keping. Melihat Ujang jatuh, Diego dan No Kepruk yang baru saja bangkit dari jatuhnya langsung mengeroyok Jay dari dua arah yang berbeda.

Reynold Waseso terkejut melihat anak buah andalan nya berhasil dijatuhkan oleh Jay. Terlebih lagi setelah Diego, No Kepruk dan Ujang yang geram setelah dijatuhkan dengan mudah oleh Jay, mengeroyok pemuda ini tetapi tak terlihat Jay kerepotan menghadapi mereka bertiga.

'Sial! Darimana Marissa mendapatkan orang ini? Bahkan tiga pilar Geng Macan Hitam pun masih belum juga bisa menghabisinya.. Ini benar benar di luar prediksi ku', batin Reynold Waseso sambil melirik ke arah Babah Hu Tian Hauw yang masih terlihat tenang sambil menatap ke arah pertarungan Jay melawan Diego, No Kepruk dan Ujang.

'Sepertinya hanya Babah Hu yang bisa mengatasi anak buah Marissa ini'

Di keroyok oleh tiga orang yang memiliki kemampuan beladiri beda aliran tak membuat Jay mundur sedikitpun. Meski beberapa pukulan dan tendangan mengenai tubuhnya, tetapi dia masih bisa membuat Diego, No Kepruk dan Ujang babak belur dengan ilmu silat nya.

Diego menerjang dengan tendangan kerasnya, Jay merendahkan tubuhnya sembari dengan cepat mencengkeram betis kaki musuh. Dari belakang Ujang melompat sambil mengarahkan dengkul nya ke arah Jay. Dengan gerakan cepat, Jay menarik tubuh Diego hingga terlempar ke arah gerakan Ujang. Dan..

Dhhhiiiiieeeeessshhhh!!!

Uuuuggghhh....!!!!

Diego meraung keras setelah dengkul Ujang menghajar rusuk kiri nya. Jay bergerak mundur, No Kepruk maju dengan kepalan tangannya mengarah ke tengkuk Jay. Tahu hal itu terjadi Jay membuka lebar kaki nya hingga tinju keras No Kepruk langsung menghantam kepala Ujang. Akibatnya, Ujang dan Diego roboh bersamaan.

Tak berhenti sampai disitu, Jay dengan gesit bergerak menjepit kaki No Kepruk dan memutarnya. No Kepruk jatuh telungkup dan Jay pun langsung menggunakan tumit kaki nya untuk menghantam tengkuk No Kepruk sekuat tenaga.

Daaaaasssshhh!!

No Kepruk pun pingsan saat itu juga. Jay pun bangkit dari lantai dan mengusap sisa darah di sudut mulutnya.

Setelah itu, dia menatap tajam ke arah Hu Tian Hauw yang mulai melepas kacamata hitam nya sambil berkata,

"Kau selanjutnya... "