Menjadi penanggung jawab atas kesalahan yang tidak dia lakukan, itulah yang harus dilakukan oleh Arumi. Menanggung luka atas goresan yang tak pernah dia ciptakan. Terlebih lagi orang yang menyebabkan lukanya adalah lelaki yang dia cintai. Setiap pembelaan yang dia ucapkan hanya dianggap omong kosong. Kekuasaan membungkam semuanya.
Bintang, polisi tampan yang menangani kasus kematian adik kandungnya sendiri. hingga sebuah fakta dia dapatkan sehingga memaksanya untuk memilih antara cinta dan keluarga.
Pengorbanan, cinta, air mata, dan siksa akan menjadi satu dalam cerita ini. selamat membaca
ig : @nonamarwa_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Marwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
HAPPY READING
"Dan sepertinya sudah pasti bahwa saudara Arumi adalah tersangka, karena pihaknya tidak bisa membuktikan bahwa apakah ada nama " Tirani" yang lain selain Arumi Tirani," ucap Harun yang semakin menyudutkan Arumi dan Agnes yang ada di pihaknya.
Semangat yang tadinya timbul di diri Arumi seolah memudar setelah mendengar pernyataan yang disampaikan pihak keluarga Bintang. Kenapa semuanya berjalan seperti ini ya Allah,? Aku bahkan tidak mengenal siapa Kintani, kenapa harus aku yang bersangkutan dalam kasus ini? Batin Arumi sambil merenung dan berpikir langkah apa yang akan dia ambil. Jawaban apa yang akan diberikannya untuk menjawab pernyataan ini.
“Bagaimana saudara terdakwa Arumi? Fakta apa yang bisa saudari berikan untuk memutuskan kebenaran dari bukti pembelaan dan penangguhan gugatan anda ini?” tanya Hakim kepada Arumi.
Arumi menghela nafas. “Mohon izin yang mulia. Sekali lagi saya menegaskan bahwa saya sama sekali tidak ada sangkutannya dengan kejadian dalam kasus ini. Saya tidak mengenal korban yang bernama Kintani dan saya tidak pernah bersekolah di sekolah yang sama dengan Almarhumah. Yang saya kenal hanyalah Saudara kandungnya yang membawa saya dalam kesengsaraan ini, ” Ucap Arumi menjawab pertanyaan Hakim yang diakhiri dengan gumam sendu Arumi dalam hatinya.
Ya, bagaimana tidak, bahkan kehamilannya yang jelas disebabkan oleh Bintang pun masih Arumi rahasiakan oleh, entah hati seperti apa yang dimiliki Arumi. Terlihat kuat dan memberi perlindungan, tetapi ternyata dari dalam sangat rapuh dan malah menyakiti pemiliknya sendiri.
“Mohon izin yang mulia, menambahkan pernyataan terdakwa, pihak kami juga akan memberikan bukti tambahan jika sidang ini dilanjutkan pada tahap selanjutnya, yang mulia," ucap Agnes menambahkan pernyataan Arumi.
Kamu harus kuat Arumi. aku tidak akan menyerah sebatas ini saja. kesabaranmu, ketabahanmu, dan keikhlasanmu mengajarkan kami secara tidak langsung akan kenyataan yang harus dihadapi dan bagaimana sikap kita memilih jalan penyelesaian nya. batin Agnes menyemangati dirinya yang sedang berjuang bersama tim nya untuk keadilan Arumi.
“Tidak masalah. Bukti – bukti yang bisa dikumpulkan untuk menguatkan eksepsi dan replik silahkan disampaikan di persidangan selanjutnya. Dengan begitu, sidang ini saya putuskan akan ditunda sampai satu minggu kedepan. Tok-tok-tok!" Ucap hakim yang diakhiri bunyi palu gavel atau palu hakim yang menandakan persidangan telah berakhir.
Semua yang menghadiri sidang mulai berjalan. meninggalkan ruang sidang satu persatu. Lain dengan Bintang yang masih duduk di tempatnya. lekaki itu masih berusaha mencermati jalan nya persidangan tadi. Hati dan pikiran nya lagi dan lagi dibingungkan dengan perjalanan kasus yang dimulainya sendiri.
Mulai timbul keraguan dalam hatinya bahwa apakah memang Arumi dalang kematian adiknya ataukah orang lain yang tidak terpikirkan siapa orang tersebut.
Keluarga Hutama pun ikut meninggalkan ruangan sidang yang dipimpin oleh Hutama yang lebih dulu berjalan di depan. Hutama dan pihaknya sengaja tidak memberikan tanggapan dari keputusan hakim yang memutuskan menunda persidangan sampai seminggu kedepan. Karena memang apa yang sudah direncanakan nya, masih berjalan mulus sesuai jalurnya.
Namun Tyas yang melihat cucunya masih duduk di tempat Bintang melihat persidangan tadi. Dari awal Tyas mendengar pernyataan Arumi, ia melihat ke arah Bintang yang tidak menunjukkan ekspresi kesal atau marah.
Tyas menyadari apa yang dirasakan oleh Bintang, namun dia hanya berusaha tidak terlalu banyak mencampuri urusan peradilan ini karena dia tau, Hutama akan marah jika dia bereaksi berlebihan.
"belum mau pergi,Nak? Kasus akan dilanjutkan minggu depan. Keadilan untuk adikmu pasti akan menemukan titik terangnya. Bangunlah, kita harus pergi” Ucap Tyas menyadarkan Bintang.
Bintang menghela nafas. Lelaki itu mengangkat kepalanya menatap tyas lalu mengangguk. Bintang yang akan melangkah menghentikan langkahnya karena bertepatan dengan Arumi yang juga berjalan keluar ruangan sidang. tatapan mereka bertemu. bintang memandang Arumi dengan tatapan sendu. banyak hal yang ingin bintang sampaikan lewat tatapannya. sedangkan Arumi memilih tersenyum. "Permisi, Tuan Muda Nagara," ucap Arumi yang membuat bintang terdiam.
Tidak ada pergerakan dari bintang, Arumi memilih untuk sedikit menyenggol lengan Bintang. arumi berhasil lewat dengan Agnes dan timnya yang berjalan dibelakang Arumi. Arumi dikawal dua polisi wanita untuk dibawa kembali ke ruang tahanan nya.
Sesaat setelah keluar ruangan sidang, Agnes menyampaikan sesuatu kepada Arumi.
“Tunggu sebentar Arumi,” Arumi menghentikan langkahnua. dia meminta izin kepada polisi untuk berbicara sebentar dengan Agnes.
kedua polisi itu mengangguk. "Silahkan," ucap salah satu dari mereka.
Arumi berjalan mendekat kepada tim pengacaranya.
“Tetaplah tegar Arumi, apa yang akan terjadi di minggu depan akan benar benar menentukan nasib kebebasanmu. Dan kami akan benar – benar berusaha mengumpulkan segala bukti pendukung yang akan membuatmu dinyatakan tidak bersalah. Doakan kami agar bisa membuatmu mendapatkan keadilan yang sebenarnya," ucap Agnes yang berusaha menguatkan Arumi.
Dengan tenang sambil memegang tangan Agnes Arumi berkata. “Aku akan melakukan usaha terbaik ku, doa ku tidak pernah terhenti ku ucapkan untuk kalian yang sudah membantuku sejauh ini. Dan terimakasih sekali lagi atas ketulusan kalian."
“Memang manusia bukan tempatnya berharap, tapi kali ini, aku mempercayakan kalian yang berusaha membantuku menemukan keadilan disini,” lanjut Arumi sambil tersenyum menatap Agnes dan tim nya.
Kau wanita terkuat yang pernah kutemui Arumi. Batin Agnes sendu melihat Arumi yang sudah dibawa lagi oleh dua polisi wanita untuk kembali ke kamar tahanan nya
,,,,,,
Sesampainya di ruang tahanan, Arumi kembali menuju sudut sel tahanan dan membentangkan sajadah.
Arumi melaksanakan sholat dan berdoa kembali kepada Sang Pencipta untuk meminta perlindungan. “Ya Allah, engkau maha membolak balikkan hati manusia. jika dalam kasus ini, ada seseorang yang berniat untuk sengaja menyengsarakanku, aku mohon berikanlah petunjuk pada hatinya” Ucap Arumi dengan air mata yang membasahi pipinya tanpa permisi.
Arumi menyadari apa yang dilakukan oleh keluarga Hutama terhadap dirinya bisa jadi imbas dari hubungan nya dengan Bintang.
“Aku sudah mengikhlaskan hatiku dari Bintang, aku menyesal karena pernah menggantungkan hidupku padanya. Aku salah, Ya Allah. Aku salah,” lanjut Arumi dalam doanya.
Kali ini Arumi benar – benar mengikhlaskan hati dan perasaan nya, karena Arumi juga tidak meilhat respon baik dari Bintang di dalam persidangan yang barusan dilewatinya.
"Sesungguhnya hidup dan mati hamba hanya engkau yang memutuskan, Ya Allah. Semoga kebaikan selalu menyertai tim pengacara hamba dalam mencari titik terang kasus ini. Aamiin," ucap Arumi mengakhiri doanya.
tangan Arumi bergerak mengusap perutnya. “Bunda akan jaga kamu baik – baik nak. Dan Bunda janji kalau Bunda akan membesarkanmu dengan kasih sayang sepenuhnya sebagai Ibu dan juga sebagai Ayahmu” Ucap Arumi sambil mengelus lembut bagian tengah mukenahnya.
.....
Sedangkan Agnes dan timnya baru saja sampai di kantor. mereka langsung menyusun strategi untuk persidangan selanjutnya.
Kali ini Agnes, Rendi, dan Tasya tidak ingin kehilangan momentum untuk membuktikan kebenaran dalam kasus yang sedang mereka hadapi ini.
“Besok pagi kita harus kembali ke sekolah itu. kita punya modal surat dari persidangan untuk membawa buku data siswa di sekolah itu. Dan kali ini, kita harus betul – betul memastikan semua hal yang ada kaitanya dengan kematian Kintani dan semua siswa yang bernama Tirani. Kali ini, kita harus bergerak lebih cepat dari pihak korban, jangan sampai keduluan oleh mereka," Ucap Agnes kepada Rendi dan Tasya tentang strategi yang akan mereka jalankan.
“Kita lakukan yang terbaik. Kali ini, bukan hanya nama baik dan reputasi kita sebagai penasihat hukum yang dipertaruhkan, tetapi juga keadlian yang seharusnya didapatkan oleh Arumi yang dituduh sebagai terdakwa dalam kasus ini, ” timpal Rendi kepada Agnes dan Tasya.
“Mari gunakan sisi manusiawi kita untuk menolong sesama. Kasus kali ini, benar-benar menyudutkan terdakwa karena di pihak korban, mereka mempunyai segalanya untuk berbuat," tambah Tasya menyemangati tim nya.
“Kali ini kami pasti bisa."
...****************...
anakku setiap harinya juga gitu "dedek sayang mama"
"mama lebih sayang dedek"
yg sabar ya jihan. derita ibumu berat
cerita yang alurnya banyak menguras emosi dan sumpah serapah karna kelakuan dua pria. yang satu bintang nyaris tak berhati. kedua kakeknya yang emang ga punya hati. harus off lama? ahh semoga saja setelah ini kamu ator akan rajin Up