"Maafkan aku, tak bisa menepati janjiku untuk tetap setia padamu, sayang. Pada akhirnya aku kalah dengan nafssu." Jeff bersimpuh di depan istrinya, Queen Ariana. Pria itu menyesal karena tak bisa menepati janji nya pada sang istri, untuk tetap setia dengan nya.
"Aku sudah menyiapkan hatiku saat hal ini terjadi, aku cukup tau diri, Mas." Queen tersenyum manis, nyatanya sudah dari lama dia mengantisipasi hal ini.
"Aku hanya wanita pelampiasan hasrat, sadarlah Kirana. Kau tak berarti apapun bagi tuan Jeff, karena dia mencintai istrinya." Kirana Andriana, perempuan yang mengorbankan masa depan nya sendiri, demi melunasi hutang-hutang yang di tinggalkan sang ayah.
Akankah Jeff membuka hatinya untuk Kirana? Setelah banyak malam yang mereka lewati bersama, akankah perasaan nya berubah pada Kirana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 - Perasaan Seorang Istri
"Kirana, sadarlah. Kiran, jangan membuat aku khawatir, sayang." Jeff menepuk pipi Kirana pelan, tapi nihil perempuan itu tak bergerak sedikit pun.
"Sebaiknya Nona Kirana di bawa ke ruang perawatan Tuan, dia pasti sangat shock." Saran dokter itu, dia berniat membantu membawa Kirana, namun tangan nya di tepis dengan kasar oleh Jeff.
"Jangan berani menyentuh Kirana ku!" Tegas pria itu, mata nya menyalak tajam ke arah dokter muda yang entah siapa namanya. Dokter itu segera melepaskan pegangan tangan nya di kaki Kirana, memilih menurut saja. Pria di depan nya nampak arrogan dan posesif. Sebenarnya apa hubungan pria itu dengan Kirana? Terlihat sangat overprotektif sekali. Mungkin begitu lah batin dokter itu.
Dokter itu mengikuti Jeff yang berjalan cepat setengah berlari sambil menggendong Kirana.
"Sadarlah Kiran." Gumam Jeff, pria itu mempercepat langkah nya menuju ruang perawatan.
Sesampai nya di ruang perawatan, Jeff merebahkan Kirana di brankar rumah sakit dan membiarkan dokter memberikan perawatan pada Kirana.
"Di infus saja ya? Takutnya Nona Kirana kekurangan banyak cairan."
"Terserah bagaimana baik nya saja, tapi jangan membuat nya kesakitan!" Tegas Jeff, membuat dokter itu hanya mengangguk saja. Dokter itu mulai menginfus Kirana, menusukan jarum kecil di punggung tangan perempuan cantik itu.
"Selesai Tuan, saya permisi dulu. Dia akan baik-baik saja."
"Ya, Kirana ku adalah wanita yang kuat. Dia takkan menyerah hanya karena masalah ini." Jawab Jeffran sinis. Dokter itu hanya mengendikan bahu nya dan pergi dari ruang rawat itu.
Jeff menunggui Kirana, hingga tak terasa hari sudah beranjak malam. Ponsel nya beberapa kali berbunyi, tapi pria itu mengabaikan nya dan hanya fokus menunggui Kirana yang masih belum sadarkan diri.
Hingga telpon entah ke berapa kali nya, baru lah Jeff mengangkat nya dan ternyata dari asisten pribadi istri nya di rumah.
"Hallo Anna, ada apa?"
"Tidak tuan, Nyonya tanya apa tuan akan pulang malam ini?" Tanya nya.
"Katakan pada Queen, aku pasti pulang. Sebentar lagi,"
"Baik tuan, akan saya sampaikan." Jawab nya, setelah itu Jeff mematikan sambungan telepon nya secara sepihak.
Dia tak mungkin meninggalkan Kirana dalam kondisi seperti ini, tapi dia juga punya tanggung jawab sebagai suami.
"Cepatlah sadar Kirana."
Tak lama, dokter yang tadi datang untuk memeriksa keadaan Kirana.
"Dok, saya nitip Kirana ya?"
"Boleh tuan, silahkan." Jawab dokter itu dengan senyum ramah nya.
"Jangan berani menyentuh nya, saat saya tak ada, besok pagi saya kesini lagi."
"Baik tuan." Jawab dokter itu, setelah percakapan yang singkat itu Jeff pun pergi meninggalkan ruangan rawat Kirana.
Jeff segera menaiki mobil nya, tentu nya sang supir sudah siap di dalam mobil menunggu tuan nya sedari tadi.
"Pulang pak, cepatlah." Perintah Jeff, dan langsung di angguki oleh sang supir. Dia melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang. Hingga, tiba-tiba saja mobil itu berhenti, membuat Jeff keheranan.
"Ada apa ini?"
"Maaf tuan, di depan seperti nya ada kecelakaan." Ucap supir nya.
"Pergi dan lihat lah dulu, aku menunggu disini."
Supir keluar dari mobil itu, meninggalkan Jeff sendirian di dalam mobil. Hati nya kini bercabang, antara benar-benar harus pulang atau kembali lagi dan menunggu Kirana hingga sadar?
Dia duduk dengan gelisah di kursi belakang, dia bingung saat ini.
Supir kembali dengan wajah panik nya, bahkan keringat mengucur deras di kening nya.
"Tuan, kecelakaan beruntun parah di depan. Seperti nya butuh waktu lama untuk mengevakuasi banyak kendaraan dan juga korban." Jelas supir itu.
"Lalu bagaimana sekarang?"
"Apa sebaiknya Tuan menginap saja di hotel? Ini akan lama."
"Putar balik saja, aku ingin ke rumah sakit lagi."
"Tuan akan tidur disana?"
"Ya, memang nya kenapa?" Tanya Jeffran heran.
"Tidak tuan, baik saya akan mengantar anda." Jawab supir itu, lalu segera memutar mobil dan kembali ke rumah sakit.
Sedangkan di rumah, Queen tengah menunggu kedatangan sang suami di kamar nya.
"Anna, apa kata suami ku?" Tanya wanita itu.
"Nyonya, tuan sedang dalam perjalanan pulang, tuan mengatakan akan sampai sebentar lagi." Jawab Anna, asisten pribadi nya selama hampir 2 tahun ini.
"Tapi ini sudah cukup lama, Anna. Harus nya dia kembali menghubungi mu kalau tak jadi pulang, kalau dia tak pulang aku takkan menunggu nya."
"Baik tuan, saya akan menghubungi Tuan lebih dulu."
Anna kembali menghubungi Jeffran, tapi sudah beberapa kali panggilan itu tak di angkat juga.
"Tidak di angkat, Nyonya."
"Mungkin dia sedang sibuk." Jawab Queen, padahal hati nya merasa gundah dan mempertanyakan dimana suami nya saat ini?
'Dimana kamu saat ini, Mas? Apa saat ini kamu sedang bersama wanita lain dan membiarkan istrimu menunggu disini, Mas?' Batin Queen.
Sebagai seorang wanita, tentunya banyak ke khawatiran dalam hatinya saat ini. Dia menunggu suami nya yang entah saat ini dimana keberadaan nya dan bersama siapa, dia khawatir kalau suami nya malah bersama wanita lain.
.....
🌷🌷🌷🌷