Adira Kirania sangat bahagia menggantikan Lestari Putri untuk menjadi pengantin untuk Arya Seno Nugroho. Tari menghilang sehari sebelum pernikahan mereka di gelar. Tidak ingin menanggung malu, kedua orang tua Arya meminta Dira putri sahabatnya menggantikan tari. Dira yang sudah lama menaruh hati kepada Arya langsung menyetujui permintaan orang tua Arya.
Sedangkan Arya terpaksa menerima pernikahan tersebut karena tidak ingin keluarganya menanggung malu akibat batalnya pernikahannya.
Pernikahan mereka berjalan lancar, walau Arya awalnya selalu dingin dan kasar kepada Dira. Tetapi berjalannya waktu Arya belajar menerima Dira sebagai istrinya, hingga badai itu datang. Tari kembali hadir dan berusaha merebut Arya kembali.
Hingga suatu hari Arya menyadari kalau hatinya sudah di penuhi oleh Dira, tetapi seolah tuhan ingin menghukumnya. Arya merasakan penyesalan saat mengetahui kebenaran tentang istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rubi Sandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi ke rumah sakit
Akhirnya Dira selesai dengan tugasnya, Arya kini sudah rapi dengan pakaian kerjanya walau Arya sedari tadi tak pernah bosan untuk berbuat usil atau sekedar menggoda Dira.
"Sudah selesai suamiku sudah rapi dan tampan, ayo kita sarapan dulu." Ajak Dira.
Arya tersenyum dan menghadiahkan sebuah kecupan di pipi Dira "Terima kasih istriku, ayo kakak sudah lapar." Ucap Arya menggandeng istrinya.
Arya yang berusaha membuka hati, berangsur-angsur telah melupakan Tari kekasih hati yang hilang entah kemana. Walau kadang masih terlintas di pikirannya tentang Tari, tapi tidak sesakit dulu. Kini laki-laki itu sudah nyaman bersama istrinya walau Arya belum bisa memastikan apakah Dira sudah berhasil membuat ia jatuh hati atau tidak.
"Segini cukup kak?" Tanya Dira yang sedang mengambilkan nasi goreng untuk suaminya.
"Cukup, terima kasih gadis manja." Ledek Arya membuat Dira cemberut.
"Kak, aku bukan gadis manja lagi. Kakak lupa kalau sekarang aku sudah bisa segalanya." Ucap Dira membanggakan Dira.
"Iya deh, gadis mandiri eh salah wanita mandiri. Sekarangkan bukan gadis lagi, tiap malam di bobol terus gawangnya sama aku." Goda Arya membuat pipi Dira merah bak kepiting rebus.
"Ih kakak, apaan sih. Jangan bahas itu Dira malu tahu. Sudah ayo makan nanti kakak telat." Ucap Dira.
Arya akhirnya menuruti istrinya, ia langsung memakan sarapannya. Setelah selesai ia segera berangkat kerja, Dira ikut mengantarkan suaminya sampai ke pintu apartemen mereka.
"Kakak pergi dulu ya, kamu baik-baik di rumah. Kalau ada apa-apa hubungi kakak. Nanti datang ke kantor kakak, kita makan siang diluar bersama rekan bisnis kakak dari luar kota kebetulan ia membawa istrinya jadi kakak juga ingin membawa kamu sekalian mengenalkan kamu kepada mereka." Ucap Arya mengingatkan istrinya.
"Iya suamiku sayang. Aku akan dandan yang cantik biar suamiku tidak malu memperkenalkanku nanti." Goda Dira.
"Ingat jangan pakai pakaian yang seksi kakak gak suka, dandan yang natural saja jangan berlebihan." Titah Arya.
"Siap komandan." Ucap Dira.
Arya yang gemas dengan kelakuan istrinya segera mengacak-acak rambut lurus Dira.
Entah apa yang terjadi dengan laki-laki itu, sekarang seleranya berubah, Arya yang dulu suka dengan wanita yang tampil seksi kini tidak untuk istrinya. Dia tidak rela jika kemolekan tubuh Dira dilihat orang lain. Sebelum pergi Arya melabuhkan sebuah kecupan di kening Dira setelah wanita itu mencium tangannya.
"Kakak pergi ya, Assalamualaikum." Ucap Arya.
"Waalaikumsalam. Hati-hati kak." Ucap Dira.
Setelah kepergian suaminya, Dira segera bergegas membersihkan apartemen mereka wanita itu ingin pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan penyakitnya. Entah kenapa akhir-akhir ini Dira sering merasakan nyeri serta sesak di dadanya.
Dira kini sedang menatap pantulan dirinya di depan cermin, wanita itu berdandan sesuai keinginan suaminya, tampak senyum indah di bibir tipisnya.
"Cantik, Oke mari kita mulai hari ini Dira. Semangat." Ucap Dira menyemangatinya.
Sejujurnya wanita itu merasa gugup untuk mendatangi rumah sakit, entahlah firasatnya mengatakan kalau ia sedang tidak baik-baik saja. Tetapi Dira menepis semua firasat itu dia menyakinkan dirinya sehat, bukannya saat kontrol terakhir kali Dokter mengatakan kalau kondisi jantungnya sudah jauh membaik jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan.
Dira akan pergi ke rumah sakit dulu baru setelah itu ia akan pergi kekantor suaminya.
Jangan lupa like komentar vote dan hadiahnya agar author lebih semangat.