Anya terpaksa harus menjadi istri kedua seorang pengusaha kaya raya yang bernama Axello Richandra atas permintaan istrinya, Hellencia yang tidak bisa memiliki anak, alias mandul.
Demi mendapatkan uang biaya perawatan ayahnya yang masih koma di ruang ICU dan menebus kesalahannya yang meraup banyak kerugian, Anya pun menjalankan perannya sebagai istri muda Axello yang selalu acuh dan bersikap dingin terhadapnya.
Bisakah Anya memenuhi permintaan Hellencia untuk mengandung anak dari Axello dengan sikap Axello yang sangat dingin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdindaRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cross Feel
Anya menelan ludahnya kasar saat melihat penampilan Axel yang sengaja tidak mengenakan baju.
Dada bidang Axel dipadukan dengan perutnya yang sixpack membuat tubuh atletis nya tampak begitu menggiurkan di mata Anya.
Meski usianya sudah hampir menginjak angka 40, Axel masih tampak sangat muda dan pantas jika disandingkan dengan anak mahasiswa sebaya Anya.
Untungnya, Anya masih bisa mengkondisikan dirinya sendiri dan menahan air liburnya yang hampir menetes karena pemandangan luar biasa di depannya.
"Oh, Abang udah pulang ya?" balas Anya sambil kembali fokus memainkan ponselnya.
"Anya belum ngantuk kok, jadinya belum tidur deh! Abang kalo udah capek, langsung istirahat aja!" lanjut Anya lagi seolah tidak peduli dengan Axel yang ada di depannya.
"Abang juga belum ngantuk, kok, sayang!" timpal Axel yang sengaja menyematkan panggilan sayang di ujung kalimatnya.
Deg!
Kali ini Anya terhenyak mendengarkan panggilan dari Axel. Debaran jantungnya seketika bertalu-talu dan membuatnya merasa sesak.
Tidak hanya itu, pipinya juga mulai merona dan terasa panas. Namun, Anya masih tetap fokus memainkan ponselnya untuk menghilangkan rasa canggung nya kali ini.
"Oh!" timpal Anya yang super duper singkat membuat Axel langsung mengernyitkan dahinya.
'Apa gadis belia ini sudah tidak normal ya?' gumam Axel dalam hati.
'Bisa-bisanya ia mengabaikan begitu saja. Padahal kali ini aku tengah menggodanya dengan terang-terangan!' batin Axel.
Tak lama kemudian Axel bersin-bersin dan mencoba untuk menarik simpatik dari Anya.
"Sayang, dingin banget nih!" ucap Axel sambil memindahkan kursinya ke samping Anya dan berharap penuh agar Anya mau mendekapnya dan memberikan kehangatan untuknya.
Sayangnya bukan dekapan yang ia dapatkan, melainkan omelan kecil dari mulut Anya yang menyalahkannya berada di balkon dengan tidak mengenakan baju.
"Masuk aja ke dalam, Bang! Udah tau di luar itu dingin, ini kenapa Abang malah gak pake baju coba?" balas Anya tanpa mengalihkan perhatiannya yang masih tertuju memandikan ponsel.
"Kamu nih kenapa gak peka banget sih jadi istri!" gerutu Axel sambil berdiri. "Udah tau suaminya kedinginan, ini bukannya dipeluk, tapi malah diomelin habis-habisan!"
Dengan kesal Axel membalikkan tubuhnya dan beranjak masuk ke dalam kamar. Sedangkan Anya langsung bangun dari tempat duduknya dan mengejar langkah Axel.
"Sini biar Anya peluk bentar!" ucap Anya sambil melingkarkan tangannya dari belakang dan memeluk Axel.
Senyum Axel langsung terukir di wajahnya. Pelukan Anya kali ini benar-benar memadamkan api amarahnya yang berkobar.
"Abang tadi dari mana sih?" tanya Anya kemudian sambil mengendurkan pelukannya. Namun Axel langsung menarik tangan Anya dan menahannya agar tetap melingkar memeluknya.
"Kan abang udah bilang kalo malam ini Abang pergi sama Hellen."
"Ke acara puncak festival budaya kan? Perasaan di sana kan ramai orang, gak mungkin kan ada setan atau jin yang nempel di tubuh abang dan kebawa sampai di sini!"
Ucapan Anya kali ini membuat Axel langsung berbalik dan menarik dagu Anya ke atas. Kini kedua netra mereka saling bertemu dan membuat Anya sedikit kikuk dibuatnya.
"Maksud kamu apa?" tanya Axel.
"A-ab-abang gak lagi kesambet kan? Atau - - abang baru dapet ultimatum dari istri pertama abang ya untuk terus pendekatan sama Anya?"
Pertanyaan Anya kali ini membuat Axel sangat gemas mendengarnya. Ia pun mulai mengikis jaraknya dengan Anya membuat Anya cepat cepat memalingkan wajahnya dan menjauh dari Axel yang hampir saja mencium bibirnya.
"Kalo memang abang berakting karena ultimatum dari Miss Hellen, abang tenang saja. Sebentar lagi, selepas datang bulan, Anya pasti akan penuhi janji Anya kokbuat mengandung anak dari Bang Axel."
Anya kini berjalan menuju ke sofa depan TV dan langsung merebahkan tubuhnya di sana. Sedangkan Axel hanya bisa mengusap wajahnya kasar.
'Kenapa dia sama sekali tidak menghargai usahaku yang ingin dekat dengannya?' gumam Axel dalam hati.
'Apa Anya hanya benar-benar menjalankan apa yang tertulis dalam perjanjian kontrak tanpa ada perasaan apa-apa?'
'Dan kenapa justru aku yang terlebih dahulu terkecoh dengan perjanjian ini dan memiliki perasaan cinta untuk Anya?'
'Gak! Gak bisa! Ini gak boleh terjadi! Tapi aku harus bagaimana?'
Axel mulai kalang kabut dengan perasaannya terhadap Anya. Saking bingungnya, Axel pun memilih naik ke atas tempat tidurnya dan menutupi tubuhnya dengan selimut.
Sedangkan Anya sendiri hanya bisa menghela nafasnya panjang dengan berbagai pertanyaan yang menumpuk di dalam pikirannya.
'Malam ini kenapa Pak Axel beda banget ya? Bukannya sebelumnya dia benar-benar enggan untuk berdekatan denganku?'
'Bahkan sampai aku harus menggunakan cara jitu untuk merendahkan harga diriku sendiri dan merayu nya!'
'Tapi, malam ini Pak Axel justru memanggilku dengan panggilan sayang dan tampak sengaja menggodaku dengan tubuh atletis nya!'
Anya menutup wajahnya rapat-rapat dan tersenyum mengingat apa yang baru saja terjadi dengan mereka.
'Kenapa jadi berbalik kayak gini sih? Bahkan saat aku hendak mengendurkan pelukanku, Pak Axel justru menariknya kembali seperti enggan melepaskan ku!'
Anya kemudian menarik nafasnya dalam dalam dan menghembuskannya perlahan.
'Huft, sepertinya Miss Hellen terlalu menekan suaminya malam ini untuk menjalin hubungan dekat denganku!'
'Tenang saja, Miss! Aku bukan orang yang ingkar janji! Aku akan menjalani peranku dengan sebaik-baiknya sebagai istri muda Pak Axel dan juga madu mu!'
Anya pun kemudian bangun dari sofa dan kemudian berjalan menuju ke tempat tidur Axel.
"Anya! Kamu mau apa?" tanya Axel.
"Badan aku sakit semua kalo tidur di sofa, Bang! Jadi malam ini aku mau tidur di sini aja!" jawab Anya.
"Kalo abang gak mau berbagi tepat tidur sama Anya, abang bisa kok tidur di sofa!" lanjutnya lagi.
'Siapa bilang abang gak mau berbagi tempat tidur sama kamu!' balas Axel, sayangnya ia menjawabnya dalam hati dan dipastikan Anya tidak bisa mendengarnya.
'Ini justru hal yang sangat abang tunggu!' batin Axel bersorak gembira.
"Tidur aja di situ!" balas Axel sambil membalikkan tubuhnya membelakangi Anya.
'Tuh kan? Pak Axel itu gak bener-bener anggap aku istri yang sebenarnya. Aku yakin, dia hanya ditekan oleh Miss Hellen!' batin Anya.
'Kalau begitu, aku juga akan bermain peran dengan baik. Kita lihat saja, siapa yang lebih pintar untuk bermain peran?'
Sedangkan Axel kini sedang salah tingkah mendapati Anya yang lebih dulu berinisiatif untuk tidur dengannya tanpa ia minta.