Bagaimana jadinya kalau kita dijodohkan dengan orang yang kita cintai?
Pasti bahagia sekali bukan? Tapi, tidak untuk Nabila. Justru perjodohan inilah yang menjadi pintu awal penderitaannya.
Bagaimana tidak? Nadeo sang suami yang terang-terangan mengatakan tidak menginginkan pernikahan ini dan akan melakukan poligami. Parahnya lagi, nadeo membawa istri kedua tinggal satu atap bersama dengan Nabila. Wanita mana yang tidak sakit hati, melihat orang yang kita cintai bermesraan setiap hari didepan kita.
Bisakah Nabila bertahan dengan rumah tangganya? atau lebih memilih mundur dan kalah? Yuk baca selengkapnya di menepi (mencintai dalam sepi?)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon da alfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ultah nabila
Sore itu nabila menunggu taxi di depan kantornya, karna motornya masih ada di bengkel. heummm motor itu akhir-akhir ini sering mogok dan keluar masuk bengkel. maklum, setiap hari ia ditunggangi. motor itu juga sudah tergolong tua, hamoir empat tahun sudah menemani nabila. untuk membeli motor baru, nabila belum punya tabungan. ia sudah berjanji membeli soegi iphone, ludeslah tabungannya. ia juga berjanji untuk mengirimi pakde dan bude uang setiap bulan.
Egy yang dari kejauhan melihat nabila mengahampirinya.
"Aku antar ya?" tawar egy.
"Jangan mas, aku gak diizinin mas nadeo" tolak nabila.
Egy menghela napas. "Kamu ini kok mau aja dibodohin sama dia?"
"Mas tolong, aku males berdebat di rumah"
"Yaudah, aku bantu cari taxi aja ya?"
Nabila mengangguk menyetujui apa yang dikatakan egy. daripada pulang bersamanya, yang ada nantinya adalah berantem dengan nadeo dan adu mulut. sungguh, itu sangat menyebalkan bagi nabila.
...****************...
"Happy birthday!!!" Seru Cinthya dan Egy berbarengan.
Nabila yang baru membuka pintu ruangan Egy, dibuat terkejut bukan main. Ada Egy dan juga Cinthya yang memegang kue tart yang sudah dihias seindah mungkin dan juga lilin yang menyala di atasnya.
"Tiup dong" Perintah Cinthya.
Nabila mengangguk dan meniup lilin-lilin kecil yang berada di atas kue itu. Ia tak menyangka ada yang ingat akan ulang tahunnya. Ya...Walau dulu ia juga setiap tahun merayakannya dengan Cinthya. Ingat, hanya dengan Cinthya. Bukankah sekarang ada kemajuan, ada satu orang lagi yang ingat akan ulang tahunnya. Egy. Iya Egy. Egy benar-benar pintar mencuri hati Nabila.
"Makasih ya Cinthya" Ucap Nabila tulus.
"Cinthya aja?" Protes Egy tak terima jika Nabila hanya mengucapkan terima kasih pada Cinthya saja, Ia kan juga ikut andil dalam merayakan ulang tahunnya Nabila.
"Mas Egy juga. Makasih ya Mas?"
"Iya Bil, sama-sama" Sahut Egy.
"Yaudah duduk dulu yuk? Pegal berdiri terus" Ajak Cinthya yang kemudian duduk ke sofa diikuti oleh Nabila dan Egy.
"Oya Bil, hadiahnya udah aku kirim ke rumah ya?" Ujar Egy.
"Hadiah? Maksud Mas Egy?" Tanya Nabila tak mengerti.
Egy memberikan kunci mobil pada Nabila. Nabila sedikit kaget.
"Mas, aku gak bisa nerima ini" Tolak Nabila.
"Bil, ini hadiah ulang tahun, kamu wajib terima. Kamu kan sekarang gak mau lagi aku antar, jadi ya aku ngasih hadiah sesuai kebutuhan kamu, bahaya lo, kalau malam-malam kamu belum pulang" Jelas Egy.
"Tapi ini terlalu berlebihan Mas."
"Gak ada kata penolakan" Tegas Egy.
"Iya nih Nabila, pakai acara tolak segala," Timpal Cinthya, "Daripada kamu naik motor butut itu terus, bentar-bentar mogok, bentar-bentar mogok."
"Jangan gitu dong Cin, walaupun gitu, motor itu udah nemenin aku kemana pun sampai aku berada di titik seperti ini" Protes Nabila.
"Iya deh iya, pokoknya hadiahnya diterima kan?"
Nabila mengangguk. Ia pun menerima hadiah pemberian dari Bosnya itu, walau sebenarnya ada rasa tak enak hati juga.
...****************...
Setelah bertemu klien, Nabila dan egy tidak langsung pergi dari cafe. Mareka masih ingin duduk-duduk dulu untuk melepas penatnya karna seharian bekerja. Dan yang paling penting adalah, ada hal yang sebenarnya ingin Egy sampaikan pada Nabila. Ini tentang mareka, lebih tepatnya tentang hubungan mareka. Rasanya Egy sudah cukup memberikan waktu berpikir pada nabila.
"Bil, ada hal yang ingin aku tanyakan sama kamu" Kata Egy dengan nada serius.
"Apa Mas?"
"Tentang kita"
Nabila sudah tahu kemana arah dari pembicaraan itu, namun ia bepura-pura tidak tahu dan tidak mengerti. Rasanya belum siap jika ia di tagih jawaban oleh Egy.
"Maksud Mas Egy gimana ya? aku kurang ngerti"
"Kamu udah siap belum, dengan jawaban yang aku tanya tempo hari. Aku pengen kejelasan dengan hubungan kita ini. Tidak hanya sebagai karyawan dan bos, aku ingin lebih Bil" Tetang Egy.
Nabila Menunduk. Jawaban apa yang harus ia berikan. Nabila pun menyadari jika selama ini ia nyaman dengan Egy. Namun, apakah nyaman itu tandanya cinta? Jika itu cinta, tapi mengapa selama ini ia mencintai Nadeo yang jelas-jelas tidak membuatnya nyaman. Orang-orang bilang jika kita nyaman dengan seseorang, berarti kita mencintai orang tersebut. Ahh semua terasa membingungkan. Tidak ada kejelasan yang benar tentang apa itu cinta.
"Mas... status aku masih istri orang Mas" Lirih Nabila.
"Aku gak peduli. Nadeo gak mencintai kamu, sampai kapan kamu mau berharap sama dia dan membohongi orang-orang di sekitar?"
Benar apa yang dikatakan Egy. Ia sudah bersama dengan Nadeo selama empat tahun, tapi tidak ada kejelasan. Jelas-jelasnya Nadeo hanya mencintai Raya. Dan nasibnya?
"Nabila, kamu juga harus bahagia, jangan hanya mikirin kebahagiaan orang lain saja, kamu perlu bahagia" Kata Egy lagi dengan sedikit hasutan.
"Aku harus apa?" Tanya Nabila yang merasa bahwa ucapan Egy ada benarnya.
"Ayok! berjuang sama aku, aku bakalan bahagiain kamu dan ngelepas kamu dari pernikahan kamu yang bodoh itu"
"Tapi bagaimana caranya Mas?"
"Akan ada caranya, kamu mau kan berjuang sama aku? Kita akan cari kebahagiaan kita yang sesungguhnya!"
Nabila mengangguk. Ia terpedaya dengan segala ucapan Egy.
"Anggukan kamu aku anggap kamu setuju untuk jadi pacar aku" Tutur egy, "Gak ada bantahan, ini perintah dari Bos"
"Ihhhh Mas Egy nyebelin"
"Nyebelin gini kamu cinta kan?" Goda Egy, "Harus cinta!" Tambah Egy memaksa.
Jauh dari lubuk hati Nabila yang terdalam ada keraguan dan bertanya-tanya, Apakah sekarang ia telah berkhianat dengan pernikahannya? Apakah ini bisa disebut dengan perselingkuhan? Dan apakah ia bahagia dengan semuanya? Nabila merasa keputusannya lima puluh persen benar dan lima puluh persen salah.
n
🥰🥰😝
🥰🥰cegukan