NovelToon NovelToon
Gairah Cinta Sang Pembalap

Gairah Cinta Sang Pembalap

Status: tamat
Genre:Komedi / Tamat / Cintapertama / Mafia / Enemy to Lovers
Popularitas:11.5M
Nilai: 5
Nama Author: Elis Kurniasih

IG - elis.kurniasih.5

Keanu Putra Adhitama, seorang pembalap yang digandrungi banyak kaum hawa ternyata memiliki satu kisah asmara yang belum selesai. Ia tak mampu menghapus kenangan wanita itu, walau mencoba menerima setiap wanita yang lain datang.

Keluarga memisahkan Keanu dengan sang pujaan hati yang ternyata anak dari asisten rumah tangganya sendiri. Bukan hanya itu, ternyata sang pujaan hati pun mengalir darah seorang mafia internasional sekaligus musuh besar keluarganya.

Bagaimana kisah cita sang pembalap ini selanjutnya? Akankah ia dan sang pujaan hati akan bersatu?

Sekuel
- Aku Bukan Wanita Penggoda
- XL (Extra Love)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gio murka

“Clara, sedang apa kau di ruanganku?”

Sontak Jihan terkejut mendengar suara Gio dari belakang. Ia langsung membalikkan tubuhnya sembari mengangkat dua tonglat besi itu. untung saja, Jihan sudah berhasil menempelkan alat menyadap di bawah meja itu.

“Tidak sedang apa-apa,” jawab Jihan datar. “Saya hanya mengambil ini.”

Jihan menunjukkan dua alat penyangga itu. “Tadi alat ini tertinggal di sini saat saya dan Pak Wiliam berbincang.”

Gio mengernyitkan dahi. Pikirannya yang sedang bernegatif thinking dengan Jihan pun buyar. “Itu apa? Papaku sudah bisa berjalan dengan alat ini?” tanyanya senang.

Aura mengintimidasi Gio kini berganti.

Jihan pun mengangguk. “Ya, Pak Wiliam sudah bisa berjalan dengan menggunakan ini.”

“Oh ya?” tanyanya lagi untuk meyakinkan diri.

Gio langsung berlari menemui sang ayah diikuti oleh Jihan yang mengekori langkah pria itu yang cepat. Jihan dapat bernafas lega karena dua kali ia lolos dari bahaya.

“Papa,” panggil Gio senang dan memeluk tubuh itu. “Clara bilang, kau sudah bisa berjalan tanpa kursi ini.”

Wiliam tersenyum dan mengangguk. “Ya, itu benar.”

“Aku mau lihat,” sahut Gio.

Jihan mendekati Wiliam dan memberikan kedua tongkat itu. Wiliam langsung menerima benda itu dan memasang pada kedua lengannya. Ia berdiri dengan memegang kedua tongkat itu. Lalu, Wiliam berjalan perlahan.

Jihan mengamati dengan menjaga tubuh Wiliam agar tidak terjatuh. Gio pun demikian.

“Lihatlah Gio, Papa sudah mulai bisa berjalan lagi.”

Gio tersenyum senang. Seketika dugaan tentang Clara pun lenyap, berganti dengan sesuatu yang sudah wanita itu berikan pada sang ayah.

“Syukurlah Papa. Sungguh aku senang melihatnya.”

Gio menoleh ke arah Jihan. “Terima kasih, Clara.”

Jihan pun tersenyum. Kali ini ia benar-benar tersenyum senang. Walau Wiliam berperilaku buruk dan membuat buruk hidupnya, tapi melihat kebahagiaan dari wajah sang ayah biologis itu, Jihan juga bahagia.

Gio tersenyum sembari mengamati sang ayah. Lalu, Craig mendekat dan membisikkan sesuatu ke telinga Gio. Pria itu pun pamit dan meninggalkan Wiliam bersama dokter terapisnya.

Di jarak yang tidak jauh dan tidak dekat, Gio bersama Luna dan Craig. Pria itu tampak hanya mengangguk mendengar Craig dan Luna bicara. Luna juga menyerahkan beberapa foto dari ponselnya. Entah apa yang mereka bicarakan, tetapi Jihan melihat tatapan Gio yang tajam ke arahnya.

****

“Nancy, biar aku yang berikan minuman ini pada Pak Wiliam,” ujar Jihan yang ingin mengambil lagi alat yang ia taruh ke bawah meja kerja Gio beberapa hari lalu. Ia sudah mendapatkan informasi itu dan hari ini adalah eksekusi pengiriman barang dagangan Gio dalam partai besar ke tiga negara termasuk Indonesia.

Ini adalah pengiriman terbesar Gio sepanjang sejarah. Dan, jika pengiriman ini gagal, maka ia akan kehilangan separuh wilayah kekuasaannya. Itu konsekuensi dari bisnis ini. Selain rugi besar dalam hal materi, Gio juga sudah tidak mendapat kepercayaan dari rekan bisnisnya lagi.

Misi Jihan berhasil. Ia menyimpan rapi, semua barang-barang penting sebagai mata-mata di rumah ini. Ia berharap semua informasi yang ia dapatkan dan diserahkan ke pusat, akan menggagalkan aksi Gio malam ini.

“Pak, nanti siang saya, boleh saya izin ke rumah sakit?” tanya Jihan pada Wiliam.

“Ada apa?” Wiliam balik bertanya.

“Saya membutuhkan obat penguat tulang untuk Bapak. Kemarin saya tidak mengambil untuk satu bulan,” jawab Jihan.

“Aku bisa meminta Gio untuk menyuruh orang dan mengambil langsung ke sana.”

Jihan menggeleng. “Tapi hanya saya yang tahu berapa dosis yang dibutuhkan.”

“Kau bisa memberi catatan pada orang Gio nanti. Tidak perlu repot-repot ke sana sendiri. Bukan begitu?” Wiliam melirik JIhan.

Jihan bingung. Ia ingin segera memberikan alat-alat pengintai itu pada Fiona di rumah sakit. Ia khawatir Gio menggeledah isi kamarnya dan mendapati segala peralatan James bond itu.

“Rumah sakit juga membutuhkan laporan perkembangan kondisi anda, Pak. Untuk catatan dokter Beatrix nanti, setelah beliau kembali.”

Wiliam menatap Jihan untuk mencari pembenaran di sana. Ia pun menjawab, “baiklah kalau begitu. Tapi kau tetap akan di dampingi oleh orang kami.”

Jihan mengangguk setuju.

****

Dor … Dor …

Prang

Gio ngamuk. Semua barang ia pecahkan di depan semua anak buahnya. Bahkan ia menembak kaki orang kepercayaannya yang gagal mengirimkan barang itu. Bisnisnya hancur. Ia rugi milayaran dolar atau bahkan di luar sana rivalnya sedang menertawakan.

Gio panas, kepalanya ingin meledak. Tidak ada lagi kepercayaan dari para pembesar bisnis ini untuk memberikan barangnya lagi pada Gio.

“Arrggg si*l. Mengapa semua barang kirimanku bisa tercium pihak berwajib?” tanya Gio murka.

“Apa ada di antara kita yang berkianat?”

Semua orang Gio menggeleng. Lalu, Craig membisikkan sesuatu pada Gio. Gio menatap seluruh orang-orangnya tak terkecuali Jihan yang saat ini sedang berdiri di depan kitchen set bersama Nancy.

Jihan sedikit gemetar mendengar letusan pistol dan barang-barang yang pecah karena Gio. Tepat di meja makan, Wiliam hanya menyaksikan putranya yang murka. Dahulu ia pernah dalam posisi itu, hingga akhirnya memilih menepi di desa terpencil di Indonesia dan merusak anak gadis orang.

“Clara,” teriak Gio dari kejauhan membuat Jihan tersentak karena suaranya mampu memasuki area dapur. “Kemari!”

Jihan menatap ke arah Gio sembari menunjuk dirinya dan bersuara kecil. “Aku?”

Gio mengangguk.

Jihan pun dengan segera mencuci tangan, karena saat ini ia tengah membantu Nancy membuatkan hidangan makan malam.

Jihan berjalan perlahan mendekati Gio dan anak buahnya. Di sana juga ada Craig dan Luna. Dengan tidak sabar, Gio menarik lengan Jihan.

“Kau mengenal wanita ini?” tanya Gio sembari memperlihatkan foto Fiona dari ponsel Luna.

Jihan langsung menggeleng. “Tidak, saya tidak kenal.”

“Tapi Luna pernah melihatmu bersamanya di kamar mandi rumah sakit. Kau tahu, dia ini anggota mata-mata dunia. Dia dari Indonesia dan ingin menghancurkan bisnisku.”

Lagi-lagi Jihan menggeleng.

“Aku lihat kau berbicara dengannya di toilet,” sahut Luna.

“Dia hanya memberikan tisu padaku untuk mengeringkan wajahku yang basah. Itu saja,” sanggh Jihan.

“Aku juga pernah melihat kau berbincang dengannya di sebuah apartemen.”

“Ah, si*l,” umpat Jihan. Ia baru ingat jika waktu itu ia pernah ia pernah melihat Luna, tepatnya saat ia hendak berangkat ke club milik Gio pertama kali.

“Sungguh, aku tidak kenal. Mungkin Luna kenal. kalau aku, tidak.” jihan tetap mengelak.

Dret … Dret … Dret …

Tiba-tiba ponsel Gio berdering.

“Bagaimana? Kau temukan wanita itu? Dia ada di lantai 4 kamar 426. Cari! Dan dapatkan dia!”

Jantung Jihan mulai berdetak tak karuan, pasalnya Gio menyebut nomor apartemen Fiona. Sepertinya Fiona sudah terlacak oleh pria mengerikan ini.

Lalu, Gio langsung menutup telepon setelah memberi perintah pada anak buahnya di luar sana.

“Craig, kumpulkan semua ponsel yang dipegang oleh semua penghuni rumah ini!” pinta Gio.

“Untuk apa?” tanya Craig.

“Pengkhianat itu pasti menempelkan chip penghubung komunikasi dia dan rekannya di sana dengan ponsel yang kita berikan, karena wanita itu selalu ada di setiap aku berada,” ucap Gio dengan mengingat wajah Fiona yang memang selalu ada di setiap aktifitas Gio, termasuk di pernikahan Abraham. Bahkan mereka pernah berinteraksi karena wanita itu menumpahkan minumannya di jas mahal Gio.

“Baiklah.” Craig langsung menyita semua ponsel termasuk ponsel Jihan.

Jihan semakin merutuki nasibnya. Ia memejamkan mata sejenak untuk berpikir. Dadanya naik turun dan nafasnya tersengal, bukan karena selesai ciuman panas bersama Keanu, tapi karena chip itu masih menempel di ponsel miliknya.

Misi berhasil, tapi sepertinya hidup Jihan pun akan segera berakhir. Kemungkinan saat tersudutkan, ia akan mencari alat komunikasi dan menelepon Keanu dengan nomor yang tercetak di pangkal atas pahanya.

1
Isna Vania
lanjut Thor, tetap semangat /Drool//Kiss//Rose/
Isna Vania
ulat bulu cnytia hilang , datang ulat bulu wanita lain , rachel /Slight//Proud/
Isna Vania
ibu mertua yg selalu ikut campur urusan rumah tangga anaknya , hadeh ..pusing kenan /Shy//Slight//Whimper/
Isna Vania
so sweet papa kenan , bikin baper
Isna Vania
akhirnya mlm pertama yg tertunda, ayo kean, semangat /Shhh//Drool/
Isna Vania
menang bnyak kean /Joyful//Joyful//Facepalm/
Isna Vania
cantiknya Jihan /Drool/
Sanny Miyati
sangat bagus
lia rahma
Luar biasa
Esti Sugiyani
mencekam
Esti Sugiyani
mencekam..ikut tegang thoor
lanjutkan
Savitri Eka Qodri
Luar biasa
Yani
Kenan seperti ibunya
Yani
Ternyata Jihan cantik pantesan Keanu sussh melupakannya
Yani
Mampir ah....
ELSA ZAMIATI
Luar biasa
ELSA ZAMIATI
Buruk
Basaroh Basaroh
lanjuuut dong episodnya/Whimper//Whimper/
Fastabiqul Khairat
Jihan Prameswari, Thor
Fastabiqul Khairat
Dr. Boyke
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!