Berawal dari pernikahan yang dipaksakan dan berujung rumah tangga yang di hancurkan oleh pelakor...
Apakah Anita akan menangis dan merebut kembali suaminya??
Ohh.. tidak harga diri itu penting menurut Anita jika memang suami nya lebih memilih pelakor itu yaa serahkan saja itung-itung membantu orang yang tidak mampu mencari mendamping hidupnya. Dan memberikan barang bekas nya pada orang lain selagi masih bisa di manfaatkan kenapa tidak?
Agar tak mubazir ucap Anita.
Jahat memang mulut Anita mengatakan jika suaminya adalah barang, tapi dengan begitu ia tau apa saja yang di lakukan suaminya di luaran sana.
Apalagi soal selingkuh dan KDRT yang pernah di lakukan oleh suaminya semakin membuatnya yakin untuk menyumbangkan suaminya itu kepada orang yang lebih membutuhkan.
Dan kalau dipikir selingkuh itu macam penyakit yang tak ada obatnya selain mati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EVI NOR HASANAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Malu kalau tidak jadi menikah
****
Entah sudah berapa bulan Anita bekerja, beberapa bulan ini pun Ardi tidak mengabari atau pun datang sekedar menengok Kiky.
Anita pun tak peduli yang jadi pikiran nya saat ini yang terpenting anaknya makan kenyang pengen sesuatu bisa segera ia turuti.
Pernah Ardi membujuknya untuk pulang ke rumah mak Sri dengan berat hati Anita menuruti tapi apa yang di dapat oleh Anita hanya lah KDRT, Ardi yang marah karena Anita meminta uang belanja di karena kan semua bahan di dapur sudah habis semua.
Ardi dengan marah menampar Anita dan menyeret Anita ke dapur, Ardi mengangkat kursi yang terbuat dari kayu untuk di pukulkan ke kepala Anita pun terhenti begitu saja saat mendengar suara teriakkan anak nya.
Setelah melihat Ardi yang menurunkan kursi tersebut langsung saja Kiky berlari memeluk Ibunya, dengan menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya Anita menggendong Kiky masuk ke kamar.
Anita pun kembali menelpon seseorang untuk menjemput nya kembali ke rumah orang tuanya.
*****
Saat sedang bermain gawai Anita menemukan gambar Ardi dan teman-teman nya yang sedang berfoto di sebuah taman wisata dan di yakini oleh Anita saat foto ini di buat Ardi dan ia sudah menikah.
Dan Anita sendiri tidak pernah tau tentang kapan Ardi pergi ke tempat wisata tersebut.
Dalam hati Anita bergumam seraya berpikir sudah banyak ke sakitan yang di berikan oleh Ardi. Sampai punya anak pun dia tidak berubah dan semakin menjadi.
Pernah Anita menemukan pesan di ponsel Ardi.
Dalam pesan tersebut Ardi yang menuliskan, bahwa ia sangat merindukan wanita yang ia kirimi pesan tersebut dan yang bikin Anita meradang di sana tertulis jelas bahwa Ardi tidak dapat melupakan wanita tersebut dan cintanya akan selalu ada untuk wanita di dalam foto itu.
Yang di lihat oleh Anita foto wanita itu asing tidak pernah terlihat mata Anita.
Pernah juga karena kasihan tetangga jauh Ardi memberitahukan Anita tentang perlakuan Ardi. Tetangga nya itu menelepon Ardi dengan mengeraskan suara di ponsel tersebut hingga terdengar oleh Anita, Ardi sedang berada di rumah pacarnya yang ia sebut sebagai BUNDA.
Tetangga nya sampai menangis menceritakan perlakuan Ardi, tentunya sesudah mematikan telepon nya dengan Ardi.
"sudah ndok ngak ada yang bisa kamu harap dari suami mu, kamu dengar sendiri dengan tidak pedulinya dia sama anak dan istrinya. Ia tidak menafkahi mu malah uang hasil kerja nya kemaren mengantar batako di gunakan untuk mengunjungi selingkuhannya". Ucap tetangga Ardi itu. Wanita paruh baya yang sudah menganggap Anita seperti anaknya itu tak kuasa menahan tangis atas kelakuan Ardi pada istrinya.
Dari sana Anita sungguh di paksa berpikir keras kini membahagiakan anaknya adalah tujuan utamanya.
******
" assalamualaikum" . Ucap Ardi.
Ya Ardi mengunjungi rumah Anita untuk sekedar bertemu dengan anaknya dan berpamitan. Ia mendapat pekerjaan di daerah I.
Anita yang memang sudah tak memiliki rasa apa pun terhadap Ardi hanya diam dan tak ada rasa ingin tau di hatinya itu, hanya melihat seorang Ayah memeluk anak yang tidak pernah ia beri nafkah dengan sewajar nya.
Selepas Ardi pergi Anita berangkat kerja.
Kiky di jaga oleh mbahnya bahasa di sini ya gaes, kalo bahasa umum Kakek karena yang menjaga Kiky mbah laki.
Hari menjadi minggu minggu menjadi bulan.
Ardi datang dan meminta maaf dengan sungguh-sungguh, ia bercerita sudah dapat pekerjaan meski tidak tetap namun hasilnya bisa untuk menafkahi anak dan istrinya.
Anita yang hanya ingin mempertahankan rumah tangganya itu pun mulai membuka hati dan memaafkan Ardi. Anita yang kasihan jika Kiky kehilangan sosok ayah yang akhirnya membuat Anita kembali ikut dan serumah bersama Ardi lagi.
Setelah permintaan maaf di terima sikap Ardi mulai berubah menjadi.lebih sabar dan tidak melakukan KDRT lagi.
*****
Di rumah Ibu Yati....
Disini lah Anita sekarang mengunjungi Ibu kandung Ardi karena akan ada acara.
"makanya dari awal Ibuk sudah bilang jangan sama Anita coba dulu kamu nurut Ibuk, mungkin sekarang kamu kerja enak dapat pacar cantik. Kamu nga liat Elis tadi, cantik kan ? Padahal dulu awal kamu kesini Elisa tuh sudah sering tanya tentang kamu.
mungkin Elis suka sama kamu tapi setelah kamu sudah menikah Elis hanya sesekali ke warung.
Kamu kenapa dulu maksa betul mau nikah sama Anita? Kaya gini kan jadinya susah, sudah punya anak nga bebas." ucap Bu Yati.
Anita yang keluar dari kamar setelah menidurkan Kiky pun tak sengaja mendengar percakapan Ibu dan anak itu pun tak jadi keluar kamar. Anita berbalik arah memasuki kamar nya lagi.
Tanpa sadar air mata mengalir sembari Anita memikirkan obrolan yang ia dengar.
"jadi selama ini seluruh keluarga Ardi tak ada yang setuju kalo ia dan Ardi menikah, tapi kenapa Ardi bersi keras untuk menikahinya?" ucap Anita di dalam hati.
Tak lama terdengar suara langkah kaki menuju kamar yang di tempati Anita.
Ceklek..
Rupa nya itu Ardi, ia menutup pintu dan melangkah masuk menduduki ujung kasur.
"aku mau tanya sesuatu boleh?"
"tanya apa?"
"kenapa kamu maksa nikah sama aku, padahal keluarga mu ngak ada yang setuju".
Alis Ardi mengkerut mendengarkan pertanyaan yang keluar dari mulut Anita.
" aku sudah gagal tiga kali, sudah tinggal cari hari nga jadi nikah. Masa sama kamu mau nga jadi nikah lagi. Malu aku sama teman ku". Ucap Ardi dengan santai.
"Anita yang dengan jengah nya mendengar penjelasan Ardi yang hanya akan malu dengan temannya kalau tidak jadi menikah pun hanya menjawab. " ohhh..." sembari membetulkan bantalnya.
Anita merasa tidur adalah pilihan yang tepat karena obrolan yang ia dengar sudah cukup menguras energi nya.
*****
Setelah kejadian tentang percakapan Ibu dan anak tersebut menjadikan Anita sosok pendiam dan ia pun sudah tidak peduli dengan apa yang akan terjadi setelah ini.
Yang ia pikirkan hanya lah bagaiman membahagiakan anaknya itu dan bagaimana cara nya ia menjadi sosok Ibu dan Ayah dalam waktu bersamaan, karena Anita merasakan sesuatu yang akan terjadi.
Menurut Anita ini adalah jalan yang ia pilih jadi mau tak mau pun Anita harus dengan kuat menjalani hari-hari dengan sang anak, sebagai penyemangat hidup yang ia punya.
Anak yang seharusnya bahagia di manja penuh kasih sayang oleh ke dua orang tuanya, di penuhi segala kebutuhan dan keinginan nya.
Tapi itu tidak berlaku pada Aisyah Rizqiyah ia hanya harus terus bersabar jika ia menginginkan sesuatu dan saat Ibunya berkata "nanti ya kalo ada uangnya kita beli, ibu kerja dulu okeh".
Kata-kata itu yang sering di dengar oleh Kiky dari mulut Ibunya, yang ia lihat disini hanya Ibu nya lah yang bisa ia mintai kenyamanan dan hanya Ibu nya lah yang ia percayai tidak akan meninggalkan nya apa pun yang terjadi.