NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Bos Muda Lumpuh

Terpaksa Menikah Bos Muda Lumpuh

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah
Popularitas:100.7M
Nilai: 4.6
Nama Author: Rani

Chacha memang anak haram, tapi haruskah dia dikhianati oleh keluarganya dan dijadikan istri pengganti?!

Cukup lama Chacha disiksa, dan kegunaan terakhirnya yaitu menikahi orang cacat untuk saudara tirinya!

Bastian, CEO Hutama Group membeli Chacha atas dasar hutang ayahnya, dan dia harus setuju demi neneknya.
Awalnya dia pikir semuanya akan baik-baik saja setelah menikah. Namun ternyata dirinya bagai masuk ke kandang harimau ke luar ke kandang buaya.

Pria di depannya yang terkenal kejam, tidak menganggapnya sedikit pun sebagai seorang istri.

Dengan penuh kesabaran, Chacha tetap memperlakukan Bastian dengan baik dan tulus.
Akankah benih-benih cinta muncul dalam pernikahan mereka?
Atau akankah saudara tirinya kembali untuk memenangkan hati Bastian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

*Episode 24

Karena kondisi nenek sudah kembali stabil, Chacha memutuskan untuk pulang ke rumah hari ini. Ia kembali menitipkan tanggung jawabnya menjaga nenek pada Hendra.

Ketika Chacha pulang, rumah sepi. Tidak ada bik Maryam. Karena memang, bik Maryam jam segini biasanya sedang berada di pasar untuk belanja kebutuhan rumah.

Brakk ...

Sebuah benda jatuh terdengar sangat keras berasal dari kamar Bastian. Chacha yang baru saja ingin menuju kamarnya, membatalkan niat mendengar bunyi tersebut.

Chacha berlari cepat menaiki anak tangga. Tanpa menunggu lagi, ia langsung membuka pintu kamar Bastian yang memang tidak dikunci.

"Bastian!" Chacha berteriak keras ketika melihat apa yang terjadi di kamar itu.

"Pergi!" kata Bastian mengusir Chacha dengan suara keras.

Chacha tidak mendengarkan apa yang Bastian katakan. Ia segera menghampiri tubuh Bastian yang sedang terjatuh di lantai. Entah apa sebabnya, Bastian bisa sampai jatuh dari kursi roda yang selalu ia gunakan.

Di samping Bastian terjatuh, ada pecahan gucci yang berserakan. Gucci besar dan tinggi itu hancur berkeping-keping seperti baru saja mendapat benturan berat.

"Pergi aku bilang," kata Bastian sambil mendorong Chacha dengan kuat.

Chacha tetap tidak mendengarkan apa yang Bastian katakan. Meskipun Bastian sudah mendorong tubuhnya hingga ia terjatuh ke lantai, Chacha tetap kembali membantu Bastian.

"Pergi! Aku tidak butuh bantuan mu! Aku tidak butuh belas kasihan dari mu!" kata Bastian berteriak dengan suara keras.

Bukannya pergi, Chacha malahan memeluk tubuh Bastian dengan erat. Ia berusaha membuat Bastian tenang. Chacha tidak punya cara lain selain memeluk tubuh itu. Tubuh lemah yang berusaha tetap kuat.

Chacha berhasil. Bastian yang awalnya meronta, perlahan membiarkan Chacha melakukan apa yang ia mau. Ia hanyut dalam pelukan Chacha. Bastian malahan membenamkan kepalanya dalam dekapan Chacha yang terasa begitu hangat.

Beberapa saat lamanya, Chacha membiarkan Bastian menenangkan diri di pelukannya. Kemudian, perlahan, ia mengambil pecahan gucci yang berada dalam genggaman Bastian.

Chacha membantu Bastian bangun, lalu membawa Bastian duduk ke atas kasur yang tak jauh dari mereka. Lalu, ia meninggalkan Bastian di sana untuk mencari kotak obat.

Setelah ia temukan, Chacha membawa kotak obat itu untuk mengobati luka yang ada di tangan Bastian. Bastian membiarkan Chacha melakukan apa yang ia mau.

"Jangan sakiti dirimu, Bastian," kata Chacha sambil mengoleskan obat ke tangan Bastian yang terluka akibat pecahan gucci yang ia genggam dengan kuat.

"Jangan kasihani aku, Chacha. Aku tidak butuh belas kasihan," ucap Bastian sambil menggenggam erat tangan Chacha. Untuk pertama kalinya, Bastian menyebut nama Chacha selama mereka menikah.

"Aku tahu kamu tidak butuh belas kasihan. Karena memang, kamu tidak perlu di kasihani," kata Chacha sambil membuka genggaman tangan Bastian. Lalu, ia kembali melanjutkan apa yang ia kerjakan, yaitu, mengobati tangan Bastian yang masih belum selesai.

Selesai mengolesi obat, Chacha membalut luka itu dengan perban. Lukanya memang tidak terlalu lebar, hanya saja, tusukannya sangat dalam.

"Apa kamu tidak ingin memeriksakan luka ini ke dokter?" tanya Chacha.

"Tidak."

"Kamu tidak takut kalau-kalau luka ini infeksi?"

"Tidak." Bastian kembali menjawab dengan jawaban yang singkat, membuat Chacha merasa kesal.

"Apa kamu tidak punya jawaban lain selain kata , tidak?" tanya Chacha dengan kesal.

"Tidak."

"Ya sudah, terserah kamu saja," ucap Chacha pasrah pada akhirnya.

"Aku sarankan, luka ini jangan sampai terkena air dulu," kata Chacha sambil membereskan obat-obat yang ia gunakan.

Bastian tidak menjawab. Ia hanya diam saja sambil melihat apa yang Chacha lakukan.

"Aku tinggal dulu. Jika kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil aku," ucap Chacha sambil beranjak meninggalkan Bastian.

"Untuk apa kamu menolong aku?" tanya Bastian menghentikan langkah Chacha.

"Karena kamu suamiku. Ya, walaupun kamu tidak pernah mengakuinya, tapi tetap saja tidak akan merubah keadaan."

Usai berkata seperti itu Chacha kembali melanjutkan langkahnya untuk meninggalkan kamar Bastian. Sedangkan Bastian, ia tidak menjawab apa yang Chacha katakan. Dia hanya diam sambil menatap punggung Chacha yang semakin menjauh darinya.

Usai dari kamar Bastian, Chacha memutuskan untuk memasak. Kebetulan, bik Maryam baru saja pulang dari pasar.

"Bik, hari ini, biar aku aja yang masak ya. Boleh gak?" tanya Chacha pada bik Maryam yang sibuk mengeluarkan barang belanjaannya.

"Memangnya, nona bos bisa masak?" tanya bik Maryam sedikit kaget.

"Bisa dong bik. Cuma ... mungkin gak akan seenak masakan bibi."

"Wuah, ini luar biasa banget namanya nona bos."

"Luar biasa apanya, bik?" tanya Chacha bingung.

"Nona bos bisa masak. Itu adalah sesuatu yang luar biasa namanya."

"Bik Maryam ada-ada saja. Bisa masak itu bukan luar biasa namanya, bik. Cewek itu memang harus bisa masak, biar suaminya gak kelaparan," kata Chacha sambil tersenyum disertai geleng-geleng kepala.

"Eh, jangan salah nona bos. Anak muda zaman sekarang mah, banyak yang gak bisa masak. Hobinya beli makanan di luar aja, gampang, praktis dan gak ribet. Gitu katanya."

"Ya, kan gak semua bik."

"Ya emang gak semua sih. Cuma, kebanyakan mah gitu nona bos."

"Iya deh iya. Jadi gimana? Boleh gak nih, kalo aku yang masak?"

"Boleh dong nona bos. Boleh banget malahan."

1
Larry Speed
emang agak laen nih cerita
Ndinlisaa
Luar biasa
Hamida Eca
iya ganti panggilannya jngn pak bos dan bu bos....gk enak....heee..he
Sofi Sofaki Saefuddin
otor mending sedikit hati2 soal medis. tidak ada orang operasi tulang langsung bisa berdiri :(
Aik Unique
Lumayan
Aik Unique
Luar biasa
Hana Min
Biasa
Hana Min
Buruk
Aditya Maulana
sangat bagus alur ceritanya
Rani: mksih bnyak yah🥰
total 1 replies
Aditya Maulana
kasian tu keke
Queenchaca
Ceritanya bagus cuma bahasanya aja aga kurang pas thor 😁😁
Queenchaca: Gpp thor semangat yaa tetep baca ceritanya ko 🫶🏻🫶🏻
Rani: hehe, maklum masih belajar itu aku kemarin.
total 2 replies
Sabaku No Gaara
huuhh!!!
penderiraan chacha lbih berat dr kmu tegar lah ...biar kmu bisa memperbaikix
Sabaku No Gaara
tgu hancurx keke dan sarah
Sabaku No Gaara
Lumayan
Sabaku No Gaara
tgu aja penyesalan mu bastian
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
paling gak suka karekater wanita yang sudah direndahkan malah jatuh cinta duluan. seperti perasaanya murah sekaliii..sudah disakiti malah duluan jatuh hati harusnyakan si pria biar tau saranya menyesal dan mengingat setiap perlakuannya
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
kurang ajar banget sampai dibuang dimukanya
Nduk Wahyu Triastuti
Luar biasa
Kurniawan Ardi Wibowo
bagus
Diluar NaLaR🗿
best
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!