SEDANG DALAM PROSES REVISI
Pasangan suami istri yang menikah bukan karena perjodohan, melainkan kesalahpahaman. Karena adanya ikatan pekerjaan hingga mengharuskan mereka terjebak dalam ikatan pernikahan. Panji yang sudah memiliki calon istri, terpaksa harus menggagalkan rencana pernikahannya dengan sang kekasih, karena harus menikahi seorang perempuan yang bernama Rizka.
Selamat membaca readers.
Tidak update setiap hari tapi di usahakan secepatnya.
Apabila terdapat nama dan pekerjaan karakter yang mirip ini hanyalah fiktif belaka. berdasarkan hayalan author yang dituangkan kedalam novel.
Terimakasih, selamat membaca :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizkiTa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kumpul Keluarga
Sabtu Pagi
Sudah tiga malam Rizka dan Panji tidur seranjang, Pagi ini Rizka dikejutkan lagi dengan Panji yang tidur miring menghadap ke dadanya.
Rizka mengelus rambut suaminya dengan penuh kasih sayang serta mencium keningnya. Ungkapan cinta Panji malam tadi membuatnya semakin yakin dengan perasaannya. Diawal menikah Rizka tidak mau mengakui perasaanya pada Panji, ia selalu menepisnya. Ia takut rasa itu akan semakin jauh, hingga akhirnya nanti ia kecewa. Namun kini, rasanya ia sangat bersyukur.
Panji pun terbangun dari tidurnya, melihat Rizka yang sudah duduk di hadapannya. Namun bukannya ikut bangun, Panji malah menarik Rizka lagi untuk berbaring disebelahnya, dan memeluk erat tubuh istrinya.
"Bangun Bang, udah Adzan subuh loh," Ucap Rizka sambil mengelus lengan Panji yang melingkar di lehernya.
"bentar lagiii..." Sayup terdengar suara Panji.
Rizka tersenyum malu melihat tingkah suaminya, sungguh ia tak menyangka bagaimana sifat asli Panji yang ternyata sangat lembut dan manja.
Rizka terhanyut dan mereka berdua pun tidur kembali.
Satu jam kemudian,
Rizka dibangunkan dengan getaran ponsel Panji yang diletakkan di atas nakas samping tempat tidur.
drtt....drtt....drtt......
Rizka langsung bangkit dari rebahan, dengan cepat mengambil ponsel Panji.
"Mama." ucap Rizka. sambil melirik ke arah Panji yang masih tertidur lelap.
'bissmillah, aku angkat aja deh ya'
"Haloo.. Assalamualaikum." Ucap Rizka sedikit gugup.
"Waalaikumsalam, Rizka?" Ucap Bu Mira dari dalam panggilan.
"Iya ma, ini Rizka."
"Apa kabar sayang? kalian jadi kan pulang ke rumah mama hari ini?" Tanya Bu Mira.
"Baik Ma... iya jadi kok Ma."
"Mama tunggu ya, Panji mana?"
"Bang Panji nya masih tidur Ma, ini mau Rizka bangunin lagi." Ucap Rizka sedikit terbata karena takut salah bicara.
"Tumben Panji belum bangun jam segini?"
"Kayaknya kelelahan Ma."
"Oh... iya Mama paham, ya udah kalian hati hati ya berangkatnya, Assalamualaikum Nak."
Bu Mira tertawa cekikikan, entah apa yang ada dalam pikirannya saat itu.
"Waalaikumsalam Ma..."
Panggilan pun berakhir.
Rizka langsung meletakkan ponsel Panji ke atas nakas, kemudian segera membangunkan Panji karena matahari sudah mau terbit, tapi Panji belum juga terbangun untuk sholat subuh.
"Bang, bang.. ayolah bangun, udah hampir terang tuh." Ucap Rizka sambil menepuk pelan bahu Panji.
Panji pun langsung terbangun dan segera berwudhu.
"Nyenyak banget tidurnya kalau sama istri." Panji tersenyum, mengapa tidak dari dulu mereka tidur satu ranjang? Hanya sekedar tidur bersama tanpa melakukan apapun saja rasanya sudah sebahagia ini, apalagi kalau... Panji tersenyum kemudian saat membayangkan hal itu.
Rizka juga tersenyum, kemudian beranjak ke dapur untuk menyiapkan sarapan.
Saat sedang asyik memasak di dapur, tiba tiba Rizka merasa ada sesuatu dibelakangnya, Panji memeluknya dari belakang.
"Sayang..." Ucap Panji.
"Iya Bang, kenapa?" Rizka sudah mulai terbiasa dengan pelukan pelukan yang diberikan Panji.
"Nggak apa-apa, mau aku bantu? aku yang nyiapin teh nya ya." Kata Panji sambil mengambil 2 buah gelas dari dalam lemari.
"Baik banget suamiku ini," Kata Rizka sambil mengikat dan menggulung tinggi rambutnya karena mulai gerah.
"Baru tau kamu aku baik, selama ini kemana aja?" Panji.
"Selama ini aku kan belum benar benar jadi istri kamu, hahaha."
"iya ya, kemana aja aku yang telat menyadari kehadiranmu dalam hidupku." Ucap Panji.
Sarapan telah tersaji di meja makan,
mereka pun sarapan, seperti biasa berhadapan.
"Oh iya Bang, tadi mama nelpon" Rizka.
"Terus bilang apa?" Panji.
"Memastikan kita jadi kesana atau enggak, terus pas mama nanya kamu dimana, aku jawab kamu masih tidur, Nama heran kenapa kamu belum bangun, aku bilang mungkin kelelahan, tapi Mama malah ketawa ketawa" Ucap Rizka panjang lebar.
"Hmm dasar Mama, hahaha." Panji pun ikut tertawa mendengar cerita Rizka.
"kok kamu malah ketawa juga bang? apa yang lucu sih?" Rizka yang benar benar polos tak mengeti apa maksud dari itu semua.
"Nanti lama kelamaan kamu bakalan paham kok." Kata Panji.
***
Sekitar pukul 08.00 pagi, setelah selesai berkemas mereka pun berangkat menuju ke kota M.
2 jam kemudian mereka tiba disana, Panji langsung memarkirkan mobilnya tepat disebelah sebuah mobil honda CR-V keluaran terbaru.
'bang Caesar juga udah nyampe nih' gumam Panji.
seperti biasa, Rizka si tukang tidur. Ya tetap tidur selama di perjalanan. Jangankan yang dua jam, setengah jam saja pun dia bisa tertidur.
kali ini Panji membangunkannya dengan cara yang berbeda dari biasanya, tanpa ragu Panji langsung mengecup bibir istrinya agar istrinya segera terbangun.
Rizka terkejut dan terbangun, namun dengan mata yang masih tertutup, Rizka memberanikan diri membalas ciuman Panji.
kali ini Panji yang heran dengan perlakuan istrinya.
"ternyata udah pintar kamu ya?" Ucap Panji menggoda Rizka.
Rizka hanya tersenyum, tidak perduli dan langsung keluar dari mobil.
'besar sekali rumahnya' gumam Rizka sambil melihat lihat sekeliling perkarangan rumah keluarga Panji.
"Ayoo sayang" Ucap Panji, sambil membawa koper kecil yang di dalamnya berisi pakaian mereka berdua.
Rizka dan Panji berjalan menuju pintu utama rumah,
"Assalamualaikum." Ucap mereka berdua.
"Waalaikumsalam..." Ucap Bu Mira yang tidak sabar menunggu kehadiran Putra bungsunya beserta istrinya.
Ternyata diruang tengah sudah berkumpul Pak Fahrul, Papanya Panji, dan Caesar abangnya Panji.
Setelah bersalam salaman, Rizka sejak dalam perjalanan tadi menahan rasa ingin ke kamar mandi. Rizka pun bertanya pada Bi Nur, dimana toliletnya dan Bi Nur mengantarkan Rizka.
Setelah keluar dari kamar mandi, Rizka berjalan cepat menuju ruang tengah tempat keluarga berkumpul tadi, namun saat melewati tangga, ada seorang wanita berparas cantik, menuruni anak tangga sambil menatap sinis kepada Rizka dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Rizka yang tidak tahu menahu siapa wanita cantik itu, hanya membalas sedikit senyumnya.
kira-kira, siapakah wanita itu?