Cinta Setelah Pernikahan
Panji Ariesta Akbar seorang laki-laki yang kini duduk di sampingnya serta berjabat tangan dengan ayahnya
kini telah selesai mengucapkan Ijab Qabul dengan sahutan kata sah dan alhamdulillah oleh beberapa orang yang menyaksikan momen sakral itu. Laki-laki tampan itu kini resmi menjadi suaminya. Suami dari seorang
perempuan bernama Alifa Rizka Claudia.
Rizka bingung harus sedih atau senang menjalani pernikahan ini, memang benar dia sangat ingin menikah
mengingat usianya yang telah menginjak dua puluh lima tahun, namun tidak begini
caranya terlebih dia menikah bukan dengan orang yang dia cintai.
Setelah selesai Ijab Qabul, Rizka menyodorkan tangannya menyalami Panji sembari tersenyum, begitu juga dengan Panji yang membalas senyuman nya namun Rizka tahu bahwa itu adalah senyum
terpaksa.
Beberapa jam setelah akad nikah selesai dilanjutkan dengan acara makan-makan antara dua keluarga. Akad nikah
berlangsung di kediaman orang tua Rizka.
“Malam ini, kamu nginap disini kan?”
tanya Bu Mira, pada anaknya, Panji.
“Enggak Ma, Panji pulang kerumah
aja,” Jawabnya tegas.
“Oh ya udah kalau begitu yang
penting besok kita harus tepat waktu pergi ke gedung tempat resepsi,” Jawab Bu
Mira.
“ Iya Ma.” Panji mengangguk.
Setelah selesai acara akad nikah dan silaturahmi dua keluarga tersebut, satu persatu pamit pulang termasuk kedua orang tua dan keluarga Panji, pamit kepada yang punya rumah yang tidak lain adalah orang tua Rizka.
“Aku pulang kerumah ku ya.” Pamit
lelaki itu.
“Iya Bang hati-hati,” Rizka menjawab tetap sambil tersenyum, jantungnya juga berdebar, entah apa sebabnya.Rizka sadar, pernikahan ini, memang tak diinginkan oleh lelaki itu. Harusnya dia tak perlu risau, sebab mereka akan menjalani pernikahan ini selama dua bulan saja.
***
“Kamu pasti kesal ya karena Panji nggak mau nginap disini?” pertanyaan dari Bu Zahra, pada Rizka yang sedang menghapus sisa make up di wajahnya.
“Enggak Bu. Rizka bisa maklum, karena ini bukan pernikahan yang kami inginkan. Pada dasarnya, kami juga nggak
punya hubungan dan perasaan apapun, semua terjadi karena salah paham,’ jawab Rizka. Namun, kalau boleh jujur, hatinya seakan teriris saat dia mengatakan itu.
“Sabar ya Nak, cinta pasti akan datang dengan sendirinya, seiring berjalannya waktu.” Bu Zahra menghibur anaknya.
“Iya Bu, Rizka nggak banyak berharap dengan pernikahan ini.”
Pernikahan mereka adalah sebuah kesalahpahaman. Panji lelaki berusia dua puluh delapan tahun itu, merupakan
seorang Jaksa Muda yang bertugas di wilayah Kabupaten, dan Rizka adalah seorang Pegawai Kontrak di salah satu Lembaga Pemerintahan. Ada pekerjaan Panji yang mengharuskan Rizka ikut serta untuk meneliti dan mencari data yang Panji butuhkan, sehingga mereka berdua pergi turun ke lapangan untuk mencari data
tersebut ke sebuah desa terpencil.
Nasib berkata lain, mereka dicurigai oleh warga sekitar karena hanya berduaan di dalam mobil dengan yang bukan
mahramnya, padahal mereka berdua hanya ingin meninjau dan memastikan suatu lokasi. Mereka tinggal di suatu daerah di mana adat dan nilai-nilai agamanya nya sangat kental, sehingga kejadian seperti ini mengharuskan mereka untuk dinikahkan secara paksa.
Terlebih lagi Panji merupakan seorang Jaksa yang sedang meniti karirnya, jadi dia tidak mau ambil pusing akan
masalah ini dan memilih menyelesaikan nya secara baik-baik. Dia juga tidak ingin masalah ini sampai terdengar kemana-mana.
Meski pernikahan mereka dilakukan secara paksa, bukan berarti mereka baru saling mengenal. Perkenalan mereka
sudah terjadi sejak beberapa bulan sebelum pernikahan.Namun, hubungan mereka hanya sebatas pekerjaan dan tidak lebih.
Hari Sabtu, resepsi berjalan dengan lancar hingga acara hampir selesai. Terlihat beberapa teman dan rekan mereka
berdua memberikan ucapan selamat, bahkan salah satu teman dekat Rizka, Vania,
tidak menyangka kalau Rizka tiba tiba menikah, padahal tidak ada pembicaraan
apa-apa dengannya mengenai pernikahannya.
“Sekali lagi selamat ya sahabatku, aku nggak nyangka ternyata diam diam kamu lebih gercep, padahal aku duluan yang tunangan tapi masih belum tau kapan dilangsungkan haha,” ucap Vania.
“Iya, aku juga nggak nyangka, doain semoga langgeng ya soalnya aku nggak mau jadi janda.” bisik Rizka pada Vania.
“Nggak boleh ngomong begitu, Rizka. Aku akan doakan yang terbaik.” Vania memberi semangat pada sahabatnya itu.
Tak ketinggalan rekan-rekan kerja mereka juga memberikan selamat terlebih atasan nya Rizka yang juga tidak menyangka dengan kabar pernikahan mereka.
***
Satu hari pernikahan, Rizka ikut suaminya ke rumah lelaki itu. Rumah yang sengaja Panji beli di daerah ini
dikarenakan Panji bukan berasal dari kota ini, namun dari sebuah kota besar yang jarak tempuhnya kurang lebih dua jam dari wilayah ini.
“Ada dua kamar kosong, terserah kamu mau gunakan yang mana.” Panji menunjuk ke arah dua pintu yang berderet.
“Iya Bang, yang ini aja.” Rizka menunjuk pada asebuah pintu.
“Tapi, kamar mandinya di luar kamar ya,” jelas Panji, sambil membantu Rizka memasukkan koper dan barang barangnya
ke kamar.
“Iya, nggak masalah, aku masuk ya. Mau istirahat. Makasih Bang.” Rizka pamit dan langsung menutup pintu. Dia
menghela napas berat, sikap Panji setelah menikah jauh berbeda dari yang dia
kenal saat hubungan mereka hanya sebatas pekerjaan. Lelaki itu lebih banyak
bercanda, namun sekarang justru terlihat dingin dan tak banyak bicara.
Rizka mulai menjalankan tugas pertamanya sebagai seorang istri, malam itu. Tanpa ragu, dia menyiapkan makan
malam untuk mereka berdua, dan kini, mereka sudah duduk saling berhadapan. Rizka melakukan ini, lantaran ingat pesan ibunya agar bersikap baik di hadapan suami, meski pernikahan ini bukan atas keinginan mereka.
“Ini semua, kamu yang masak? Setahuku, nggak ada bahan makanan apapun di kulkas.” tanya Panji heran.
“Nggak Bang, ini makanan tadi yang dibawakan ibu sebelum kita kesini,”
jawab Rizka sambil mengambilkan Panji makanan.
“Oh iya, makasih,” Jawab Panji singkat, dan mulai makan.
Wanita itu, menyungging senyum tipis, tanpa diketahui lelaki di hadapannya. Rasanya, baru beberapa jam hidup
sebagai istri, tapi Rizka menyukai kegiatan mereka malam ini, walau sekadar makan malam.
“Kamu bisa masak?” Panji bertanya, setelah mereka selesai makan dan sebelum Rizka masuk menuju kamarnya.
“Bisa Bang,” jawab Rizka. “Kenapa?”
“Nggak apa-apa, jangan risau soal makanan. Kamu nggak perlu repot-repot menyiapkan makanan. Kita bisa order aja.” Tegas Panji, lelaki itu memang berbicara pada Rizka. Namun, matanya terfokus
pada layar laptop, bukan kepada lawan bicaranya.
“Oke,” sahut Rizka singkat. Dia menarik handle pintu, lalu masuk ke dalam kamarnya dan meninggalkan Panji yang saat itu terlihat sangat sibuk.
Panji memang menatap layar laptop, tapi pikirannya tidak fokus kepada pekerjaannya, melainkan tengah memikirkan sesuatu yang menurutnya sedikit tidak wajar. Rizka masih saja mengenakan kerudungnya saat berada di dalam rumah. Lantas, dia ini dianggap suami atau tidak?
Jauh didalam hati Panji, ia cukup penasaran dengan perempuan bernama Rizka itu. Wanita yang ia kenal selama ini selalu terlihat cantik dengan hijabnya. Kekesalannya kali ini, dia anggap wajar. Sebagai suami, merasa pantas untuk melihat aurat istrinya. Tapi Rizka justru masih betah menyembunyikan rambutnya.
Sementara yang Rizka tetap teguh pada pendiriannya, benar Panji memang suaminya. Tapi hanya status saja untuk sejauh ini, Rizka tidak mau merugi sedikit saja. Ia tak membiarkan Panji untuk melihat auratnya lebih dari itu.
Lamunan Panji akan bayangan tentang Rizka tanpa kerudung, harus terhenti ketika deringan ponselnya yang sangat berisik, memecahkan keheningan di ruangan itu. Tisya memanggil, melakukan panggilan video. Lelaki itu tersenyum, sang kekasih yang dia rindukan akhirnya menghubungi.
“Halo sayang,” ucap Panji pada kekasihnya itu.
“Gimana, malam pertamnaya berjalan dengan lancar?” sindir Tisya dengan nada ketus.
Tisya bahkan mengetahui pernikahan Panji, hanya saja karena dia menyadari bahwa Panji pasti sangat mencintainya, dia tidak begitu khawatir dengan pernikahan mereka. Terlebih ternyata Panji sudah meyakinkan Tisya bahwa pernikahannya ini hanya sementara, dan meminta Tisya untuk bersabar.
“Kamu bicara apa? Aku nggak mungkin ngelakuin itu, bukan dengan orang yang aku cinta!” Panji menegaskan agar Tisya meyakininnya.
Tanpa Panji sadari ternyata suaranya yang besar didengar oleh Rizka dari dalam kamarnya. Rizka terduduk diam
mendengarkan semua, bahkan Rizka juga tahu kalau Panji itu memang sudah punya pacar. Dia semakin terbebani dengan pernikahan ini, berharap waktu cepat berlalu.
Tapi aku bisa apa mana mungkin aku membuat bang Panji sayang dan jatuh cinta padaku. Sementara ia sudah sangat sangat mencintai orang lain. Sekarang yang harus aku persiapkan adalah mental. Karena sekitar dua bulan lagi statusku akan berubah. Semoga masih ada laki-laki tulus yang mau nikahin aku.
Rizka sekarang hanya menunggu semoga waktu cepat berlalu dan Panji segera menceraikannya.
Sabar Rizka, dua bulan lagi. Ini hanya dua bulan. Setelah itu kamu bisa mencari laki-laki yang benar-benar
mencintaimu. Rizka mengelus dadanya,air matanya menggenang tak sanggup membayangkan nasibnya kemudian hari, statusnya akan berubah menjadi janda tapi perawan.
“Iya sayang aku percaya kamu kok, apalagi tadi mama kamu tiba di sini langsung nyamperin aku dan bilang kalau aku harus bersabar, dan dia sayang banget sama aku katanya tetap pengen aku yang jadi menantunya,” jawab Tisya dengan manjanya.
“Nah, kamu harus yakin dan sabar ya Sya.”
“Salah kamu juga, kenapa harus pergi berduaan dengan dia? Bukannya biasanya dengan Roby?”
Tisya mengetahui semua sebab pernikahan mereka.
“Iya, aku terpaksa karena dia yang tau tentang wilayah yang akan aku tuju. Waktu itu, Roby juga ada tugas ke tempat lain sayang,” Jawab Panji.
Rizka yang masih mendengarkan obrolan mereka dengan samar, hanya bisa diam dengan jantungnya berdegup
kencang, rasa sedih bahkan marah menjadi satu. Ternyata dia menyadari bahwa dia hanyalah istri dan menantu yang tak diharapkan.
🌸🌸🌸
Saya ucapkan terimakasih untuk yang baru mampir dan bergabung di novel ini, semoga menikmati setiap alur ceritanya ya... niat saya hanya untuk menghibur.
Kenalan sama author yuk, follow instagram author yuk
@rizki.taaaa
*PS : **Cinta Setelah Pernikahan, web series dengan nama yang sama sudah dirilis! Klik gambar di bawah ini untuk segera menonton loh~ Mohon dukungannya*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Fara Dhila
aku bolak balik lah baca novel ini...sangat bagus sekali cerita nya sat set sat set wat wet wat wet
2024-09-21
0
Borahe 🍉🧡
pertama nih. dah lama ku simpan bru kesampaian bacanya
2024-09-14
1
🔵ˢ⍣⃟ₛ 🤎🦚ᵃʸʸᵃⁿᵃᴇɪɢʜᴛᴛᴇss🤎
dr tahun 2020 ga pernah bosen mmbacanya, smpe. ku ulang ulang ber xx, ttp senyum senyum sendiri kek orang gila baru
2024-08-21
1