Bianca Kingston, sosok perempuan yang nyaris sempurna, cantik, kaya, memiliki pengaruh yang besar, baik di dunia bisnis maupun di dunia bawah. Ahli senjata dan juga beladiri.
Perempuan sesempurna itu harus merenggang nyawa di tangan rival bisnis nya, satu-satunya orang yang berani mengancam kelemahan nya, menggunakan anak-anak asuhnya.
Kematian nya, meninggalkan duka mendalam di hati kelurga Kingston dan semua orang terdekat nya, tapi takdir berkata lain, jiwa Bianca terlempar ke dunia yang sangat jauh berbeda dengan dunia nya.
Bianca terbangun di tubuh Putri Jasmine Harper, Putri terasing, yang hidup dalam kesendirian. Namun kejutan belum berakhir.
"Dua Minggu lagi, pernikahan Anda dengan Duke Lucas akan digelar!"
Bagaimana seorang Bianca Kingston yang biasa memimpin sebuah organisasi, harus menjalani hidup baru nya yang sangat jauh berbeda dari kehidupan nya dulu?
Dan siapa Duke Lucas, calon suaminya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RACUN TIDUR
"Dan Raja akan terdesak oleh waktu dan tekanan, mau tidak mau dia akan setuju, dan kamu akan menjadi Nyonya Alistair, setelah itu akan lebih mudah untuk kita menguasai kerajaan Harper," ucap Ratu Imelda, tersenyum licik.
"Luar biasa, Ibu! Aku yakin Duke Lucas akan lebih menyukai aku yang elegan dan cantik ini, daripada gadis bodoh itu," ucap Putri Anya tertawa, dengan wajah berseri-seri, membayangkan dirinya menikah dengan Duke Lucas yang tampan.
Tanpa mereka sadari ada sepasang telinga yang mendengar pembicaraan mereka berdua.
"Ini tidak bisa dibiarkan, Aku harus memberitahu Tuan Putri," batin Luna, yang tidak sengaja mendengar rencana jahat Ratu Imelda dan Putri Anya.
Tadi Luna baru saja kembali dari dapur, mengantarkan bekas makanan milik Tuan Putri nya, tidak disangka saat di tengah jalan Luna melihat siluet Ratu Imelda dan. Putri Anya yang sedang berjalan ke lorong belakang istana, yang sangat sepi.
Karena rasa penasaran nya, Luna mengikuti mereka berdua, dan betapa terkejutnya Luna saat mendengar pembicaraan mereka berdua, untuk Tuan Putri nya.
Sementara itu, di kamar yang sudah disiapkan untuk Jasmine, saat ini calon pengantin itu sedang duduk di depan cermin, dia baru saja selesai membersihkan diri nya.
Jasmine menatap pantulan dirinya, dia tidak lagi tersenyum hangat seperti yang dai tampilkan di depan Ayah nya tadi, matanya yang indah kini memancarkan aura dingin yang menusuk.
"Entah apa alasannya, kenapa aku tiba-tiba terbangun di tubuh ini, tapi yang pasti tubuh ini sekarang adalah milik ku, jadi terserah aku ingin melakukan apa," batin Jasmine, menatap pantulan wajah nya.
Tok
Tok
Tok
Ceklekk
Tiba-tiba pintu kamar Jasmine di ketuk dan terbuka.
Luna masuk dengan tergesa-gesa dan nafas naik turun.
"Salam Tuan Putri, maaf atas kelancangan Saya, ada sesuatu yang harus saya sampaikan pada Anda," ucap Luna, membungkuk kan tubuh nya sambil mengatur nafas nya.
Jasmine berbalik dari cermin, ekspresi dinginnya sedikit melembut melihat Luna, pelayan yang paling dipercayainya, tampak terlihat sangat panik.
"Ada apa, Luna? Kamu terlihat ketakutan," tanya Jasmine, mengerutkan keningnya.
Luna buru-buru menegakkan tubuhnya, meskipun masih terlihat gemetar, sebelum menjawab pertanyaan Tuan Putri nya, Luna lebih dulu melirik ke pintu seolah takut ada yang menguping.
"Tuan Putri, ini mengenai Ratu Imelda dan Putri Anya," bisik Luna, mendekat beberapa langkah.
Jasmine langsung memasang wajah serius nya, dan telinga tajamnya langsung mode on.
"Saya tidak sengaja mendengar rencana jahat mereka, yang ingin mempermalukan Anda," bisik Luna, lagi.
Mata hitam Jasmine menyipit, aura di sekitarnya menjadi semakin tajam, dia mengisyaratkan Luna untuk berbicara tanpa ragu.
"Katakan, apa yang kamu dengar!" perintah Jasmine singkat.
Sebelum menceritakan semua yang dia dengar tadi, Luna menarik napas dalam-dalam, lalu mulai menceritakan semua yang dia dengar, mulai dari rencana pemberian ramuan tidur agar Jasmine melewatkan jam pernikahan, hingga niat jahat Putri Anya untuk mencuri kalung lambang Kerajaan Harper, dan juga rencana Ratu Imelda yang akan mendesak Raja Reifan untuk menggantikan posisi pengantin dengan Putri Anya.
"Mereka merencanakan ini malam ini, Tuan Putri! Sebelum fajar, saat semua orang sibuk dengan persiapan!" ucap Luna mengakhiri laporannya dengan suara tertahan karena cemas.
Sementara Jasmine mendengarkan dengan tenang, tanpa menunjukkan sedikit pun kejutan, seolah-olah, rencana jahat semacam itu hanyalah hal sepele baginya.
"Ramuan tidur," ulang Jasmine pelan, seringai tipis muncul di sudut bibirnya.
"Mereka ingin bermain-main dengan ku," ucap Jasmine, tersenyum dingin.
Luna merinding melihat senyuman Tuan Putri nya, karena Luna tahu seperti apa sifat Tuan Putri nya yang sekarang.
"Apa yang harus kita lakukan Putri, aku sangat khawatir dengan Anda," ucap Lian, belum bisa menghilangkan ketakutan dan ke khawatiran nya.
"Kau tidak perlu cemas seperti itu Luna, kamu tahu aku seperti apa," jawab Jasmine tersenyum miring.
Jasmine berdiri, dan berjalan perlahan menuju jendela yang tertutup tirai tebal, memandang keluar ke kegelapan malam yang tenang, kontras dengan badai yang ada di dalam istana.
"Luna, keberanianmu layak dihargai, kamu telah melakukan tugasmu dengan baik," ucap Jasmine, memuji kesetiaan pelayannya itu.
Luna adalah satu-satunya orang yang Jasmine percaya, dan Luna juga satu-satunya orang yang mengetahui sifat asli Jasmine.
"Sekarang, dengarkan aku baik-baik, kita akan membiarkan mereka menjalankan rencana konyol mereka," ucap Jasmine membalikkan badannya, melihat ke arah Luna.
Luna terkejut, matanya membulat sempurna saat mendengar ucapan Tuan Putri nya.
"Tapi, Tuan Putri! Mereka akan-"
"Mereka tidak akan berhasil," potong Jasmine dengan keyakinan mutlak.
Mata Jasmine berkilat, memancarkan kecerdasan licik yang jauh melampaui usia fisiknya.
"Luna, kamu hanya perlu melakukan dua hal untuk ku," ucap Jasmine, dingin.
"S-saya siap melakukan apapun untuk Anda Putri," jawab Luna, mengangguk kan kepala nya, tanpa ragu.
"Bagus! Pertama, aku ingin kamu cari tahu di mana mereka menyembunyikan ramuan tidur itu, atau siapa yang akan membawanya," ucap Jasmine, tegas..
"Kedua, jangan katakan ini pada siapa pun, bahkan pada Ayah atau Pangeran Mahkota Lucius. Ini adalah permainan ku!" lanjut Jasmine, penuh penekanan.
Glek
"Baik Putri," jawab Luna menelan ludah kasar.
Meskipun Luna tidak bisa sepenuhnya menghilangkan ke khawatiran, tapi dia merasakan gelombang kepercayaan diri yang luar biasa dari Tuan Putrinya, bahkan aura Jasmine saat ini begitu kuat dan mengintimidasi.
"Lalu apa rencana Anda?" tanya Luna penasaran sekaligus khawatir.
"Rencana ku?" ulang Jasmine menyentuh dagunya, matanya memancarkan perhitungan yang dingin.
"Kita akan menukar ramuan tidur mereka," ucap Jasmine, berjalan ke arah lemari nya.
Jasmine mengambil botol kecil yang berisi cairan bening, lalu memberikan nya pada Luna.
"Ini apa Putri?" tanya Luna, menerima botol kecil itu.
"Bukan apa-apa, kamu tukar racun tidur yang ingin mereka gunakan dengan ini, ini hanya vitamin kesehatan milik ku," jawab Jasmine, menjalankan.
Luna mengangguk kan kepala, paham dan menyimpan ramuan itu di balik pakaian nya.
"Kamu bisa pergi sekarang, Luna," ucap Jasmine.
"Baik Putri, Saya permisi," jawab Luna, menunduk kan kepala.
"Hem"
Luna keluar dari kamar Jasmine, untuk menjalankan perintah dari Tuan Putri nya.
"Sebaiknya aku cek ke kamar pelayan pribadi Ratu, karena Ratu tidak mungkin menyimpan racun itu di kamar nya sendiri, itu sangat berisiko," batin Luna, berjalan menuju kamar pelayan pribadi Ratu Imelda, yang berada di belakang istana bagian timur.
Setelah berjalan beberapa menit, akhir nya Luna sampai di paviliun tempat para pelayan, dengan langkah pelan dan tanpa membuat orang lain curiga, Luna masuk ke paviliun itu.
"Luna? Kamu pelayan pribadi Putri Jasmine kan?" tanya seorang gadis pelayan melihat kedatangan Luna.
"Iya"
Jawab Luna, mengangguk kan kepala nya.
lanjut up lagi thor