Godaan Sang Mantan

"Daddy dari mana dulu, kenapa lama sekali?" Tanya Fagan saat daddynya baru muncul.

Afkar baru saja masuk ke ruangan Keygan, sementara Hanika sudah hampir setengah jam berada di sana. Padahal keduanya berangkat bersama dari rumah.

"Daddy kalian habis mampir dulu dari ruangan mantan calon anaknya," celetuk Hanika.

"Mom!" Afkar menatap sendu pada istrinya. Sementara Hanika tersenyum tipis menanggapi protes sang suami.

"Wait, maksudnya apa, Dad?" Fagan memicingkan matanya. "Mantan calon anak?" Gumam Fagan. Pria itu mengulang kalimat Hanika.

"Sudahlah, Kamu tidak perlu tahu!"

"Aku mau tahu, Dad." Keygan yang penasaran ikut menyudutkan daddynya.

Afkar menghembuskan napasnya berat. Sudah bertahun-tahun Afkar menyembunyikan masa lalunya, berharap kedua putranya tidak akan pernah mengetahuinya sampai kapanpun. Namun sekarang, haruskah ia menceritakannya?

"Daddy tidak merestui hubunganmu dengan Jovanka bukan karena dia dari keluarga miskin, tapi karena Jovanka adalah putri Ivanka, mantan Daddy kalian."

Fagan dan Keygan membulatkan bola matanya, mereka baru saja mengetahui fakta mengejutkan yang tidak pernah mereka duga.

"Tapi, Jovanka bukan anak Daddy, kan?" Tanya Fagan yang berhasil mendapatkan pukulan dari sang Daddy.

"Tentu saja bu---"

"Hampir," kata Hanika memotong ucapan suaminya. Hanika pun menceritakan masa lalu daddynya yang nyaris saja menghancurkan hari pernikahannya.

Flashback

Ivanka dan Afkar berpacaran hampir 5 tahun. Namun hubungan keduanya kandas saat Afkar memergoki Ivanka tengah berhubungan di atas ranjang dengan pria lain.

Beberapa bulan kemudian Afkar dijodohkan dengan Hanika. Setelah beberapa kali pendekatan, keduanya merasa cocok dan keluarga pun sepakat menikahkan keduanya.

Namun tepat di hari pernikahan Afkar dan Hanika, Ivanka datang mengacaukan semuanya. Wanita itu mengaku hamil anak Afkar dan meminta pertanggung jawaban Afkar untuk menikahinya.

Hanika bahkan sempat percaya dan nyaris saja membatalkan pernikahannya, karena Ivanka membawa bukti foto yang sudah dia edit menyerupai Afkar yang sedang menggauli nya.

Untung saja Afkar berhasil membuktikan jika itu bukan dirinya, dan kembali membuat Hanika mempercayainya.

Setelah itu Afkar tidak pernah mendengar lagi kabar Ivanka. Tentang Jovanka yang ternyata putri Ivanka pun Afkar baru mengetahuinya saat Keygan mengenalkan wanita itu padanya sebagai kekasihnya.

Dan ternyata benar kecurigaan Afkar, Jovanka adalah putri Ivanka. Dan fakta lainnya adalah Jovanka sejak awal menargetkan Keygan atas perintah Ivanka, sebagai permintaan terakhirnya kala itu sebelum Ivanka meninggal.

Namun Jovanka tidak pernah tahu masa lalu Ivanka dengan Afkar. Karena sampai akhir hidupnya, Ivanka tidak pernah menyinggung soal Afkar. Tentu saja karena keluarga Afkar sudah mengancamnya.

Flashback off.

"Jadi, bodohnya Key itu gen dari Daddy?"

Plak

Plak

Fagan meringis saat punggungnya mendapat geplakan dari Keygan dan juga Afkar sekaligus.

"Kenapa Daddy memberiku adik kurang ajar seperti dia?" Gerutu Keygan penuh kekesalan.

"Rasanya daddy ingin mengembalikan dia ke perut Mommy nya." Afkar tidak kalah kesalnya dari Keygan.

Hanika hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah absurd anak dan suaminya. Hanika bersyukur walaupun pernikahannya dengan Afkar karena perjodohan, tapi seiring berjalannya waktu cinta tumbuh diantara keduanya.

Hanika pun berharap hal yang sama pada Keygan dan Shafura. Namun, mengingat putranya yang sudah terlalu kejam menyakiti Shafura, Hanika tidak yakin Shafura mau kembali pada Keygan.

Walaupun sebenarnya penyebab kandasnya hubungan keduanya adalah pihak ke-tiga, namun tidak bisa dipungkiri Keygan lah penyumbang terbesar rasa sakit Shafura.

"Sebaiknya Kamu segera tanda tangani surat perceraian Kamu dan Shafura. Jangan membuat Shafura semakin tersiksa karena terikat dengan mu."

Keygan menganggukkan kepalanya, Keygan sepenuhnya sadar dirinya terlalu dalam membuat luka di hati Shafura. Bahkan kata maaf dan penyesalan pun tidak cukup untuk menebusnya. Dengan tangan bergetar, Keygan akhirnya menandatangani surat perceraian itu.

"𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘱𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵𝘮𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢, 𝘚𝘩𝘢. 𝘚𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢. 𝘔𝘢𝘢𝘧, 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯. 𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘨 𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘶𝘮𝘶𝘳 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘬𝘶."

...----------------...

Di belahan bumi lainnya, Shafura merasa lega saat pengacaranya memberitahu jika Keygan sudah menandatangani berkas perceraian nya.

"Selamat tinggal Mas." Shafura tanpa sadar meneteskan air matanya. Walaupun jauh di lubuk hatinya masih tersimpan nama Keygan, namun demi kebaikan semuanya Shafura harus mengikhlaskan segalanya.

Tidak mudah melupakan orang yang selama ini dia cintai begitu besar, namun rasa sakit yang Keygan torehkan cukup untuk membuatnya membenci pria itu.

"Mulai sekarang, aku akan bahagia hidup tanpa Kamu, Mas. Aku juga berharap Kamu bahagia dengan wanita pilihanmu."

Dengan sekuat tenaga, Shafura mencoba untuk tidak menangis lagi. Namun tetap saja mengingat Keygan memilih wanita lain membuat air matanya kembali mengalir tanpa bisa dicegah.

"𝘓𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘒𝘦𝘺𝘨𝘢𝘯, 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢. 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘱𝘶𝘵𝘳𝘪𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘪𝘴 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢."

Sejak kepulangannya, Shafura hanya mengurung dirinya di dalam kamar. Annelise dan Vernon sudah berusaha menghiburnya, bahkan mengajak Shafura untuk jalan-jalan. Namun putrinya itu hanya menggelengkan kepalanya. Shafura selalu menolak dengan alasan masih jetlag. Namun orang tuanya tahu Shafura hanya beralasan saja.

"Dad?"

Shafura memanggil Daddy-nya saat menyadari kehadiran Vernon di kamarnya. Wanita cantik itu pun berlari sambil merentangkan tangannya seperti anak kecil, lalu meminta pelukan dari daddy nya.

Vernon tersenyum menyambut putrinya, lalu membawa tubuh putrinya itu ke dalam pelukan nya, mendekapnya dengan erat seolah takut kehilangannya lagi.

"Maaf, Dad." Shafura tahu orang tuanya sangat sedih dengan keadaannya beberapa hari ini. "Aku janji tidak akan membuat Mommy dan Daddy sedih lagi."

Vernon tanpa sadar meneteskan air matanya, ia begitu bahagia karena putrinya mulai kembali ceria. Senyum di wajahnya menandakan Shafura mulai mengikhlaskan dengan apa yang menimpanya. Walaupun matanya masih sendu namun Vernon berharap seiring berjalannya waktu Shafura akan sepenuhnya kembali dari keterpurukan.

"Kalau begitu, Kamu harus bahagia, Sayang."

Shafura mengangguk dalam dekapan Vernon. Tidak ada yang lebih membahagiakan untuk seorang ayah, selain melihat putri kesayangannya bahagia.

"Bisa-bisanya kalian melupakan mommy."

Annelise baru saja masuk ke dalam kamar putrinya. Ia berniat untuk mengajak putrinya makan. Namun ia sangat terkejut melihat pemandangan yang begitu mengharukan, hingga tanpa sadar membuatnya tersenyum dan meneteskan air mata bersamaan.

"Mom!"

Annelise ikut menghambur memeluk dua orang yang sangat dia sayangi itu. Sama seperti Vernon, Annelise sangat bahagia karena putrinya telah kembali.

"𝘔𝘰𝘮, 𝘋𝘢𝘥, 𝘢𝘬𝘶 𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢. 𝘋𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘪𝘯𝘨𝘬𝘶, 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱."

𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥