Tasya baru pulang membeli sayur. Belum sempat masuk kerumah masih berada dihalaman, ibu mertuanya langsung meraih uang kembalian yang Tasya pegang.
"apaan sih buk, itu nanti sisanya buat beli apa yang kurang didapur. main ambil aja, dasar mertua serakah".
"halah, kasih aja lah kamu ini harusnya bisa membelanjakan sesuai kebutuhan. kalau sisa ya kasih keaku atau gak keibu.
seakan tak memperdulikan Tasya, bu Wiji pun berlalu pergi.
itulah tabiat mertua Tasya yang serakah, serta suaminya yang sangat perhitungan. namun kesabaran Tasya pun ada batasnya, hingga suatu saat Tasya pun meluapkan emosinya yang selama ini dia pendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riiya Mariiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 23
"kamu pergi sendiri atau nunggu warga yang usir kamu!" teriak pak Darman.
Ternyata suara teriakan itu dari arah pak Darman. Beliau berkacak pinggang,matanya melotot, tampak tak terima dengan kehadiran Adi disini.
Tasya berlari kearah ayahnya dan membuat Adi semakin bingung. Kenapa bukan pak Darman yang menghampiri Tasya tapi malah Tasya yang berlari kearahnya. Dan masuk kedalam rumah.
Sebelum menutup pintu pak Darman memperingatkan Adi sekali lagi. "sekali lagi kamu datang kesini. Habis kamu! Saya gak akan segan segan panggil semua warga untuk mengusir kamu. Karena kamu sudah mengganggu kenyamanan keluarga saya".
Brak!! Pak Darman menutup kasar pintunya. Adi masih terpaku dengan apa yang dia lihat. Bolak balik dia melihat rumah mewah lalu menoleh lagi kearah rumah kecil itu.
"kenapa bukannya masuk ke rumah reot ini? Malah masuk ke rumah mewah itu? Apa jangan jangan itu rumahnya? Tapi tidak mungkin dia secepat itu jadi kaya", gumam Adi sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Dia melihat ada salah satu warga yang lewat dan mencoba bertanya padanya.
"maaf bu, mau tanya itu rumah siapa ya?" tanya Adi sambil menunjuk kearah rumah mewah didepannya.
"ohh, ya rumah pak Darman to. Kamu ini bukannya menantunya pak Darman kok malah gak tau. Eh maksudnya mantan menantu ya, lupa saya kalau sudah dibuang. Lagian pasti yang kamu tahu rumah jelek itu. Iya kan?" tanya ibu ibu itu sinis.
"makasih ya bu, saya permisi dulu", ucap Adi.
Diapun masuk kedalam mobilnya namun belum pergi dari tempat itu. dia masih terheran kenapa selama ini dia tidak tahu sama sekali tentang rumah ini? Bahkan sebelum menikah pun rumah itu sudah berdiri disana.
"kenapa jadi kayak orang bodoh aku ini? Apa jangan jangan selama ini Tasya menyembunyikan semuanya hanya untuk mengujiku dan keluargaku? Aduh.. Bod*h banget aku ini. Sekarang malah milih Salsa yang jelas jelas bawahanku. Aku harus cari cara agar Tasya mau rujuk lagi denganku. Aku yakin Tasya masih ada rasa denganku", Adi berbicara sendiri. Diapun pergi dan segera meberitahukan ini semua pada ibunya.
"pak, kayaknya ini saatnya aku ungkap identitasku yang sebenarnya. Besok aku mau sewa rumah sekaligus ruko biar bisa aku tempati. Penghasilanku bulan ini alhamdulillah cukup banyak. Jadi bapak gak perlu khawatir uangku cukup atau gak", ucap Tasya.
"tenang aja pak, Tasya sekarang uangnya banyak. Jadi gak perlu khawatir deh dia bakal kekurangan uang", sahut Mila.
"ya kalau uangnya kurang aku tinggal minta Mila pak tenang aja, Mila baik hati kog", ujar Tasya sambil nyengir.
"enak aja, gak ada gak ada. Giliran aku yang minta kamu. Enak aja adeknya suruh ngalah. Apa melotot.. Kan umur aku lebih muda darimu Sya",
"halah, beda setahun aja kok. Hahaha..."
Mereka pun tertawa bahagia seperti keluarga yang sedang berkumpul bersama. Walaupun Mila orang lain tetapi mereka menganggap Mila bagian dari keluarganya.
Tasya dan Mila pun masuk ke kamar, mereka berdua berdiskusi tetang rencana besok.
"Sya enaknya dimana ya sewa ruko yang mau kamu tempati? Kan kamu mau sewa ruko sekaligus rumah yang bisa ditempati kan?" tanya Mila.
"iya Mil, aku udah ada kok. Gak jauh dari pasar, dekat jalan raya dan biasanya mantan suami aku lewat situ juga",
"aku tau nih maksudnya, oke bos... Apapun yang kamu lakukan asalkan gak rujuk sama mokondo itu akan selalu ku dukung!" ucap Mila dengan tegas.
"besok kita survei kesana, aku sudah kirim pesan sama pemiliknya. Oh iya, aku mau pakai mobilku aja ya. Sayang banget gak dipakai, terakhir pakai pas aku kuliah dulu",
"iya ya, yang aku sering nebeng kamu dulu kan..." ledek Mila.
"bener banget Mil, mana gak ngasih uang bensin lagi. Pulangnya masih makan pula dirumahku", sambung Tasya.
"hahaha, aku kalau ingat itu semua Sya selalu janji sama diri aku sendiri. Suatu saat kalau aku punya banyak uang, aku akan balas budi sama keluarga kamu", jawab Mila.
"padahal Budi gak salah ya kan, tapi masih dibalas aja", canda Tasya.
"Tasya serius...." rengek Mila.
"aku juga serius Mil, emang Budi salah apa sampai mau kamu balas?" ledek Tasya lagi.
"ihh, tau deh Sya ngantuk aku mau tidur aku", ucap Mila sambil berbaring dan menutupkan selimut ke tubuhnya.
"hahaha, ngambek dia", sahut Tasya sambil tertawa.
......................
Adi masih gelisah memikirkan Tasya, matanya tak bisa terpejam. Dia melihat kearah Salsa yang sudah tertidur pulas. Memandangi wajah istri barunya.
'kalau dibandingkan dengan Tasya memang jauh beda sih. Wajah Tasya cantik gak membosankan. Kalau Salsa lama lama bosan juga lihatnya entah kenapa? Tapi kalau untuk body, Salsa lebih hot sih jadi lebih menantang. Tapi perasaan kemarin ini lembek deh, kenapa sekarang jadi bulat mont*k berisi gini ya. Jadi makin nafs* aku', batin Adi sambil memengang dua gundukan kecil milik istrinya.
Alih alih mengukurnya dengan kedua telapak tangannya, malah membuat istrinya terbangun.
"emmhh... Kamu ngapain sayang pegang pegang?"
"eh gak kok gak papa. Aduh.." Adi terkejut saat Salsa tiba tiba memegang benda keras milik Adi yang tiba tiba berdiri.
"punyamu udah berdiri tuh, susah mau suruh duduk lagi. Nanggung sayang terusin aja yuk", Ucap Salsa yang langsung melum*t bibir Adi.
Adi yang terkejut dengan perlakuan Salsa juga meresponnya. Tangan kirinya memainkan bagian bawah milik Salsa, dan tangan kanannya memainkan gundukan bulat didadanya.
Mereka berdua beradu keringat. Erangan keras keluar dari mulut Salsa. Adi sengaja memasang peredam suara agar suara istrinya itu tak terdengar sampai keluar.
Setelah keduanya sama sama sampai puncaknya, keduanya pun berbaring. Salsa menatap suaminya yang kelelahan dengan aksi brutal istrinya itu. Sala mencium bibir suaminya, dan memeluk tubuhnya. Mereka tertidur begitu saja tanpa penutup, dan tanpa sehelai kain pun.
Salsa terbangun meraih ponselnya terlihat masih pukul tiga pagi. Dia melihat kearah suaminya yang masih telanjang bulat.
"ya ampun suamiku kalau gak pakai apa apa gini nambah gantengnya. Aku mainin sendiri aja kali ya, biarin aja dia tidur, hihihi", gumam Salsa sambil tertawa kecil.
Dia mulai memainkan pusaka milik Adi dengan mulutnya. Sesekali Salsa menengok kearah suaminya. Masih tak merespon.
"padahal udah berdiri tapi matanya merem, langsung aja deh", gumam Salsa.
Salsa pun menaiki tubuh suaminya, dan menggerakkan tubuhnya dengan perlahan. Tiba tiba Adi tersentak kaget, sudah mendapati istrinya melakukan itu sendiri.
"Sal, aku kira tadi aku mimpi", ucap Adi.
"gak mas, aku gak tahan lihat kamu gak pakai apa apa. Emmhh.." jawab Salsa sambil mendes*h dan mempercepat gerakannya. Sampai sampai Adi menyuruhnya agar lebih kuat lagi gerakannya.
"hah hah... Aku capek sayang", ucap Salsa lalu turun dari tubuh Adi.
"biar aku yang buat Sal",
Mereka mengganti posisi. Adi menggerakkan tubuhnya sangat kuat dan cepat. Salsa mengerang teriak keenakan. Saat sampai puncaknya, mereka berdua kelelahan dan tertidur pulas.
Tak disangka saat Adi bangun dan membuka matanya, dia melihat sudah jam 7.45. Adi melonjak kaget bukan main.
"Sal, bangun! Gara gara kamu minta terus kita malah kesiangan nih! Aarrgghhh, kenapa ibu dan Tika diam saja sih", gerutu Adi.
"kamu kenapa sih sayang?" tanya Salsa santai.
"kenapa kamu bilang?" Adi melotot.
"iya ngapain kayak orang kebingungan gitu", jawab Salsa dengan santainya.
"Sal, udah mau jam 8. Kita udah telat!" gertak Adi.
"telat? Emang tanggal merah kamu mau kerja?" tanya Salsa.
"hah? cuti? Ya ampun..." ucap Adi yang kemudian menjatuhkan tubuhnya ditempat tidur.
...****************...