Seoul tidak pernah tidur, tetapi bagi Han Ji-woo, kota ini terasa seperti sedang koma.
Di bawah gemerlap lampu neon Distrik Gangnam, Ji-woo duduk di bangku taman yang catnya sudah mengelupas, menatap layar ponselnya yang retak. Angin musim gugur menusuk jaket tipisnya yang bertuliskan "Staff Event". Dia baru saja dipecat dari pekerjaan paruh waktunya sebagai pengangkut barang bagi para Hunter (pemburu).
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray Nando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Paradoks tukang pukul
MENONTON FILM DOKUMENTER DIRI SENDIRI
Seoul, Distrik Gangnam. 10 Tahun Lalu (Atau setidaknya begitulah setting waktunya).
Sebuah gang sempit yang gelap tiba-tiba berpendar merah.
VROOOM!
The Devil's Ferrari menerobos keluar dari portal waktu, mendarat dengan suara gedebuk pelan di atas tumpukan sampah kardus. Asap mengepul dari kap mesinnya.
"Kita sampai?" tanya Yuna, memegang kantong muntah.
Ji-woo melihat jam di dashboard mobil.
Tanggal: 15 Oktober 20XX.
Jam: 23:45.
"Ini malam itu," bisik Ji-woo. "Malam di mana aku dipecat, dihina, dan mendapat Sistem."
Valerius mengecek tabletnya dengan panik. "Tuan Han, kita berada di Zona Merah Temporal. Peraturan nomor 1 Perjalanan Waktu: JANGAN BERINTERAKSI DENGAN DIRI SENDIRI. Jika Anda bertemu diri Anda di masa lalu, alam semesta bisa mengalami Blue Screen."
"Aku tahu," kata Ji-woo. "Kita hanya menonton."
Mereka bertiga (dan satu mobil hantu) mengintip dari balik tembok gang.
Di seberang jalan, di taman yang sepi, duduklah seorang pemuda kurus dengan jaket lusuh bertuliskan 'Staff Event'.
Itu adalah Han Ji-woo Masa Lalu (Past Ji-woo).
Dia sedang menatap ponselnya yang retak, wajahnya penuh keputusasaan.
"Ya ampun," komentar Yuna. "Bos terlihat... menyedihkan sekali dulu. Posturnya bungkuk, auranya suram."
"Diamlah," desis Ji-woo Masa Depan (Future Ji-woo). "Aku sedang lapar waktu itu."
Sesuai sejarah, sebentar lagi Park Min-ho (si Hunter sombong) akan datang naik mobil sport, menghina Ji-woo, dan memicu aktivasi sistem.
Namun, ada yang aneh.
Jam menunjukkan pukul 23:50.
Jalanan masih sepi. Tidak ada tanda-tanda mobil Park Min-ho.
"Mana dia?" tanya Ji-woo. "Seharusnya si brengsek itu sudah lewat sini dan melempar puntung rokok."
Valerius menyipitkan mata, melihat ke ujung jalan.
"Tuan Han... sepertinya Administrasi Akhirat mencoba 'Memperbaiki' timeline."
Di perempatan jalan, terlihat sesosok makhluk transparan mengenakan seragam mekanik/tukang bengkel, membawa kunci inggris raksasa.
Itu adalah The Time Fixer (Tukang Reparasi Waktu).
Makhluk itu sedang menahan lampu lalu lintas agar tetap merah selamanya, sehingga mobil Park Min-ho terjebak macet 2 blok dari sini.
"Sialan!" umpat Ji-woo. "Jika Min-ho tidak datang, Masa Lalu-ku tidak akan marah. Jika aku tidak marah, aku tidak akan transaksi dengan Sistem. Jika Sistem tidak aktif..."
"...Maka Anda di masa depan akan lenyap," sambung Valerius.
"Kita harus memastikan aku dihina!" Ji-woo mengepalkan tangan. "Yuna, Valerius, jaga mobil. Aku akan pergi membully diriku sendiri... atau setidaknya memastikan Min-ho sampai ke sini."
JASA PENGAWALAN PENJAHAT
Ji-woo (Future) mengenakan masker hitam dan topi kupluk (hoodie) untuk menyamarkan wajah. Dia melesat lewat atap gedung menuju perempatan jalan.
Di sana, mobil sport merah milik Park Min-ho sedang berhenti di lampu merah yang tak kunjung hijau. Min-ho terlihat kesal, memukul-mukul setir.
Sementara itu, The Time Fixer sedang berdiri santai di atas lampu merah, memutar jam dengan jarinya agar waktu di perempatan itu berhenti.
"Hei, Tukang Ledeng!" teriak Ji-woo dari atas tiang listrik.
Time Fixer menoleh. Wajahnya rata tanpa fitur, hanya ada simbol jam pasir."Anomali Terdeteksi. Han Ji-woo Masa Depan. Kau mencoba mempertahankan timeline yang rusak?"
"Aku mencoba mempertahankan gajiku!" Ji-woo melompat turun.
SKILL: DEADLINE STRIKE.
Ji-woo menendang Time Fixer. Makhluk itu memblokir dengan kunci inggrisnya.
TANG!
"Minggir! Biarkan orang kaya sombong itu lewat!"
"Tidak bisa," suara Time Fixer datar. "Jika dia lewat, kau akan menjadi Dewa Perang yang mengacaukan neraca akhirat. Lebih baik kau tetap jadi kuli panggul seumur hidup."
Time Fixer memutar kunci inggrisnya, menciptakan Loop Waktu lokal. Ji-woo merasa tubuhnya tertarik mundur ke posisi 5 detik yang lalu.
"Curang!" teriak Ji-woo. Dia melompat, tapi ditarik mundur lagi. Lompat lagi, mundur lagi. Seperti video rusak.
Di bawah, Park Min-ho mulai bosan. "Ah, sialan lampu ini! Aku putar balik saja!"
"JANGAN PUTAR BALIK!" teriak Ji-woo panik. "KAU HARUS MENGHINAKU! KAU HARUS JADI TOKOH ANTAGONIS!"
Ji-woo butuh cara untuk menghancurkan Loop Waktu ini. Dia tidak bisa menggunakan kekuatan fisik karena musuhnya memanipulasi waktu.
Dia merogoh saku, mengeluarkan Jam Saku Emas (The Regret Watch) yang dia dapat dari Doppelgänger.
Jam itu punya kekuatan memutar balik waktu 10 detik.
"Mari kita adu mekanik," seringai Ji-woo.
Saat Time Fixer memutar waktu mundur 5 detik, Ji-woo memutar Jam Saku-nya mundur 10 detik.
5 - 10 \= Maju 5 Detik (dalam logika matematika waktu yang absurd milik Ji-woo).
Loop itu pecah!
Ji-woo terbebas dari jeratan waktu. Dia meluncur turun dan menghantam lampu lalu lintas hingga pecah dan menyala Hijau.
"MAJU, MIN-HO! CEPAT!" teriak Ji-woo sambil bersembunyi di balik papan reklame.
Di bawah, Min-ho melihat lampu hijau. "Akhirnya!" Dia menginjak gas, melesat menuju taman tempat Ji-woo Masa Lalu menunggu.
Time Fixer marah. "Kau... kau merusak tatanan takdir!"
"Takdir itu membosankan," kata Ji-woo. "Aku lebih suka improvisasi."
BISIKAN SETAN (YANG TERNYATA DIRI SENDIRI)
Ji-woo (Future) berlari kembali ke taman, bersembunyi di semak-semak tak jauh dari bangku taman. Yuna dan Valerius sudah menunggu di sana.
Adegan ikonik Bab 1 dimulai.
Mobil Min-ho berhenti. Min-ho keluar, menghina Ji-woo (Past), melempar puntung rokok, dan pergi.
Ji-woo (Past) terlihat sangat marah. Tangannya mengepal.
Tapi... tidak ada yang terjadi.
Hening.
"Lho?" Yuna bingung. "Kok Sistemnya tidak muncul?"
Valerius mengecek tabletnya. "Gawat! Sinyal Sistem dari Dimensi Lain terblokir oleh 'Aura Admin' yang menyelimuti area ini. Server tidak bisa menemukan lokasi Han Ji-woo karena interferensi!"
Ji-woo (Past) mulai menangis putus asa. "Aku hanya ingin satu kesempatan..." bisiknya. Tapi tidak ada kotak hologram yang muncul. Dia mulai berdiri, berniat pulang dan menyerah pada nasib.
"TIDAK!" Ji-woo (Future) panik. "Kalau dia pulang, tamat riwayatku!"
"Kita butuh Router!" kata Valerius. "Seseorang harus menjadi pemancar sinyal untuk memancing Sistem itu turun!"
Ji-woo (Future) menatap dirinya yang di masa lalu.
Dia menarik napas panjang.
"Aku yang akan melakukannya."
Ji-woo (Future) mengeluarkan ponselnya sendiri (yang sudah terinstal Sistem Dewa Perang level tinggi). Dia menyalakan fitur Hotspot Tethering.
Nama Hotspot: SISTEM_KEKAYAAN_TIMBAL_BALIK.
"Yuna, Ferrari, Valerius! Salurkan semua energi kalian ke ponselku! Kita buat sinyal ini sekuat mungkin!"
Ferrari meraung tanpa suara. Valerius merapal mantra akuntansi. Yuna berdoa.
Ponsel Ji-woo (Future) bersinar terang di balik semak-semak.
Di bangku taman, ponsel retak milik Ji-woo (Past) tiba-tiba bergetar hebat.
Dia menangkap sinyal dari masa depan!
Layar ponsel masa lalu berkedip emas.
Sebuah kotak dialog muncul di depan wajah Ji-woo (Past).
[SISTEM TERUNDUH]
Source: Hotspot Misterius.
Selamat! Anda telah dipilih sebagai Beta Tester...
Ji-woo (Future) tersenyum lega dari balik semak. "Terkoneksi."
Ji-woo (Past) membaca tulisan itu dengan bingung. Lalu dia melihat opsi transaksi pertama. Dia mengejar mobil Min-ho (yang kebetulan macet lagi karena bannya dikempesin oleh Yuna diam-diam).
Adegan legendaris terjadi: Ji-woo (Past) memberikan uang receh 4.500 Won kepada Min-ho.
TING!
Cahaya emas menyelimuti Ji-woo (Past). Dia menjadi Warlord.
Sejarah telah diselamatkan.
KABUR DARI MASA LALU
Tepat saat Ji-woo (Past) mendapatkan kekuatannya, langit di atas taman retak.
Sebuah mata raksasa muncul di langit.
[KEPALA DIVISI AUDIT TELAH MENEMUKAN LOKASI PELANGGARAN]
"Waktunya cabut!" teriak Ji-woo.
Mereka bertiga melompat masuk ke dalam The Devil's Ferrari.
"Ke mana kita pergi sekarang, Bos?!" teriak Yuna. "Masa depan diblokir, masa lalu diawasi!"
Ji-woo memegang setir.
"Kita tidak pergi ke waktu. Kita pergi ke Tempat."
"Tempat apa?"
"Pusat Administrasi Akhirat," mata Ji-woo menyala nekat. "Jika mereka terus mengejar kita karena 'Utang Nyawa', maka satu-satunya cara menghentikannya adalah..."
Ji-woo menginjak gas. Mobil hantu itu melesat menembus portal dimensi sebelum Mata Raksasa itu bisa menembakkan petir.
"...Adalah dengan membakar Buku Utang itu langsung di kantor pusatnya."