Sistem Kultivasi Otomatis

"Bagaimana kondisi muridku, Tabib? Apa dia baik-baik saja," tanya seorang pria tua dengan rambut dan jenggot panjang keputihan.

Dihadapannya, seorang pria paruh baya mengenakan pakaian biru lembut dengan aksen perak, dipadukan dengan sebuah jubah panjang dan longgar. Di pinggangnya terpasang sebuah sabuk dengan kantong yang digunakan untuk menyimpan obat-obatan ataupun pill.

Terlihat, tabib itu sedang memeriksa seorang remaja yang tergeletak tidak berdaya. Sekujur tubuhnya penuh luka dan noda merah memenuhi pakaiannya.

Tabib itu menoleh, kemudian menggelengkan kepalanya pelan, "kondisinya sangat buruk. Bahkan setelah aku memberikan pill penyembuh tingkat mortal berkualitas sangat bagus, masih tidak bisa menyembuhkannya secara langsung.

Meridiannya hancur, membuatnya cacat dan tidak bisa berkultivasi lagi. Aku tidak bisa menyembuhkannya, bahkan mungkin tidak ada yang bisa menyembuhkannya di benua ini."

Ling Yun mengepalkan tangannya, giginya saling beradu. "Sial, ini lebih serius dari pada yang aku kira. Bahkan tabib tingkat Initiate tidak bisa berbuat apa-apa."

"Untungnya kamu bergerak lebih cepat, telat sedikit saja, muridmu pasti sudah pindah alam. Aku telah melakukan semaksimal mungkin, hanya keajaiban yang bisa menyembuhkannya atau jika kamu memiliki pill tingkat Earth, ataupun paling tidak tingkat Profound, itu bisa menyembuhkan fisiknya. Tapi, meridiannya.... Itu cerita lain."

Tabib itu menjelaskan panjang lebar.

Ling Yun mengangguk paham.

"Kalau begitu aku pamit pergi," ujar sang tabib sebelum meninggalkan Ling Yun.

Ling Yun mengangguk dan mengepalkan tangannya kedepan, "terima kasih."

Tabib itu hanya mengangkat salah satu tangannya, menanggapinya.

"An Zhihao.... Entah apa yang membuatmu sampai berjuang mati-matian, hingga harus memakai Bloodburst Ascent Pill yang aku berikan," bisik Ling Yun lirih, suaranya hampir tenggelam dalam pikirannya.

Bloodburst Ascent Pill termasuk pill terlarang yang dapat meningkatkan kekuatan secara drastis dan instan. Namun, sebagai ganjarannya itu akan merusak tubuh dari dalam dan paling parah bisa langsung mati!

"Apapun itu.... Aku pasti akan membalaskan dendammu. Aku akan memberi tahu apa akibatnya jika berani macam-macam denganku," ucapnya geram sambil mengepalkan tangannya.

...***...

Keesokan harinya.

Sepuluh pemenang seleksi berkumpul di sekte Sky Dragon, menunggu kedatangan seseorang sebelum pergi ke tempat pintu masuk dunia saku.

...

Setelah beberapa saat, akhirnya orang yang ditunggu tiba. Dia adalah Wu Xian–ketua sekte Sky Dragon, yang akan memimpin.

"Semuanya sudah datang?" Tanyanya basa basi.

"Ya, sudah ketua sekte," jawab salah seorang.

Angin berhembus kencang hingga menerbangkan debu dan dedaunan di sekitar mereka. Langit yang cerah menjadi gelap seketika, seperti ada sesuatu yang menghalanginya.

Semua mata menuju ke cakrawala. Benda yang diluar nalar terlihat jelas diatas mereka. Sebuah benda terbang berbentuk seperti perahu besar dengan dayung di sampingnya, the real kapal terbang.

Kapal terbang ini berwarna biru langit dengan motif naga gagah yang menghiasinya. Saat terbang tinggi, warna biru akan tersamarkan dengan langit, menciptakan ilusi seekor naga yang tengah mengarungi langit.

"Liar biasa!... Apa itu."

Semuanya terkesima dan terkagum-kagum melihatnya, tapi tidak dengan Qing Lian. "Hanya artefak kecil, apa yang perlu dibanggakan," batinnya dalam hati.

"Ini adalah artefak kapal terbang milik Sky Dragon," ucap Wu Xian dengan bangga. "Kali ini kalian beruntung karena akan menaikinya untuk pergi ke pintu masuk dunia saku."

"Apa yang kalian tunggu, naiklah. Kita berangkat sekarang...."

Setelah mendapatkan ijin Wu Xian, semua orang yang berada di sana langsung melompat tinggi dan naik kedalam kapal terbang. Selain sepuluh pemenang, ada juga pendamping yang ikut dengan mereka.

Begitu semua orang sudah naik ke atas. Kapal terbang mulai bergerak, dayung di samping kapal berputar perlahan, dan semakin cepat seiring waktu, mempercepat kapal terbang.

***

Setelah perjalanan panjang, akhirnya mereka sampai di tempat pintu masuk dunia saku. Kapal terbang mendarat dan berhenti, menurunkan semua orang.

Sekarang, mereka berdiri berada di hadapan tebing yang menjulang tinggi. Sekilas, tidak ada yang spesial dari tebing itu, namun sebenarnya ada sebuah array pelindung yang menutupi pintu masuk dunia saku.

Hanya mereka yang mengetahui kuncinya saja yang bisa membukanya. Kunci dunia saku dibagi menjadi tiga bagian, yang diberikan kepada ketiga kekuatan besar yaitu sekte Sky Dragon, sekte Sword dan Jade paviliun.

Dengan begini, tidak ada yang bisa memonopoli dunia saku. Jika kurang satu bagian saja, array tidak bisa dibuka. Terlebih, pintu ini hanya bisa dibuka sekali dalam setahun.

Wu Xian melangkah maju, diikuti oleh perwakilan dari sekte Sword dan Jade paviliun, berhadapan dengan tebing. Mereka kemudian membuat sesuatu dengan gerakan tangan yang sedikit aneh, biasanya ini disebut segel tangan.

Dalam hitungan detik, Qi yang sangat kuat terpancar dari tangan mereka. Simbol-simbol kuno dan tulisan rumit muncul di udara, bergerak dan menyatu menjadi satu, seperti sebuah kepingan puzzle, membentuk array raksasa yang bersinar samar.

Mereka bertiga mengarahkan array kedalam tebing dan dalam sekejap mata, sebuah retakan ruang muncul di udara. Terlihat celah hitam yang seakan menembus dimensi dan tidak berujung.

Sebelum membiarkan masuk, Wu Xian memberi pesan. "Ini bukan hanya mencari barang berharga dan peluang, gunakan ini juga untuk mencari pengalaman sebanyak mungkin. Guru terbaik adalah pengalaman yang kalian alami sendiri, jadi ingat itu."

"Ingat satu hal penting lagi," lanjut Wu Xian tegas. "Begitu kalian masuk, kalian akan berada di tempat acak. Pintu masuk akan bertahan selama seminggu penuh, sebelum akhirnya tertutup lagi. Jadi, pastikan keluar sebelum seminggu atau kalian akan terperangkap didalam selama setahun."

Semuanya mengangguk paham sebelum akhirnya masuk kedalam dunia saku satu persatu. Awalnya mereka sedikit ragu untuk masuk, tapi pada akhirnya masuk juga.

Setelah menunggu dengan sabar, sekarang saatnya Qing Lian masuk kedalam. Dia berjalan perlahan tanpa beban, seolah tidak takut apapun. Yah, baginya ini hanyalah untuk rekreasi saja, jika bukan permintaan Fang Tian, dia pasti malas datang kesini.

Saat Qing Lian masuk, dia dapat merasakan tatapan membunuh dari seseorang, tidak hanya satu, tapi beberapa orang. Namun dia mengabaikannya begitu saja, itu bukan ancaman sama sekali baginya.

...

Di belakang, tiga orang remaja terlihat sedang merencanakan sesuatu yang buruk. Dua orang menggunakan pedang dan satunya menggunakan tombak sebagai senjata.

Setelah berdiskusi dan merencanakan sesuatu, mereka akhirnya masuk kedalam dunia saku satu persatu.

...***...

Pandangan Qing Lian menjadi sangat silau tepat setelah masuk kedalam. Pandangannya kembali seperti normal setelah beberapa saat, tapi dia sekarang berada di tempat yang berbeda.

Di hadapannya, hutan lebat membentang sejauh mata memandang. Lebatnya dedaunan membuat sinar matahari terhalang, hanya sedikit yang mampu untuk masuk, menciptakan suasana gelap.

Qing Lian naik keatas pohon untuk mencari tahu dia sedang dimana. Dia mengamati dari ketinggian dan menemukan bahwa disekitarnya hanya ada pepohonan sejauh jarak memandang.

Tapi, ada hal yang menarik perhatiannya. Tidak jauh di belakangnya terlihat ada sesuatu yang ganjal, seperti ada sebuah penghalang tidak terlihat. Jika dilihat sekilas, memang tidak ada yang aneh, hanya terlihat dunia yang begitu luas seperti tidak ada batas.

Dengan rasa penasaran, Qing pergi kesana dengan langkah cepat. Melompat dari satu dahan pohon ke dahan pohon lainnya.

Tap.... Tap.... Tap....

....

Akhirnya, Qing Lian sampai setelah perjalanan cukup jauh. Dia tidak langsung masuk kedalam penghalang, dia mengamati terlebih dahulu dan mencari tahu apa itu sebenarnya.

Penghalang berwarna transparan, seolah tidak benar-benar ada disana. Namun karena indra Qing Lian yang begitu tajam, dia dapat menyadarinya hanya dalam sekali lihat.

Dia menyentuh penghalang didepan dan tidak terjadi apa-apa. Masih penasaran, sekarang dia melayangkan pukulan, menguji apakah didepannya benar-benar ada sebuah penghalang atau tidak.

Swus.....

Pukulannya melesat.....

Namun tidak terjadi apapun, seolah udara di depannya hanya sebuah kehampaan. Tapi ini justru meningkatkan rasa penasarannya.

Tanpa ragu, ia memutuskan untuk melewatinya secara langsung. Kakinya melangkah pelan.....

Tap....