Arindita memutuskan pindah rumah setelah bercerai dari mantan suami yang lebih memilih wanita simpanannya.
Didampingi oleh putra satu-satunya yang baru berusia delapan tahun, mereka pindah ke sebuah perumahan elit di kawasan ibukota.
Namun kepindahan mereka membuat Arindita dekat dengan anak tetangganya, disitulah kehidupan kedua Arin dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seharian Bersama Meimei
Sesampainya di sekolah Arin, Noval, dan juga Meimei turun dari mobil. Arin terlebih dulu mengantarkan Noval hingga ke depan kelas.
"Belajar ya benar ya sayang, nanti bunda jemput jika sudah selesai"
"Iya bunda, Noval masuk dulu ya. Dah.... "
"Dah.... "
Selepas Noval masuk ke dalam kelas kini Arin hanya berduaan dengan Meimei, anak cantik itu sedari tadi sibuk melihat-lihat tempat asing yang tengah ia kunjungi ini. Meimei dapat melihat banyak orang-orang yang memakai baju sama dan masuk ke dalam ruangan yang berbeda-beda.
"Nah tadi kak Noval nya udah masuk ke kelas, sekarang kita beli es krim buat Meimei ya" Dan dijawab anggukan oleh Meimei.
Arin mengantarkan meimei ke kantin sekolah untuk memenuhi janjinya membelikan Meimei es krim rasa stoberi.
"Ini dia... Es krim untuk Meimei!" Arin mengambil es krim dengan merk sama yang waktu dulu Arin belikan untuk Meimei.
Meimei mengambil es krim yang Arin sodorkan padanya, tetapi sorot mata Meimei mengarah pada seorang penjual balon yang berdiri tak jauh dari mereka.
Meimei seakan menginginkan mainan tersebut.
"Meimei lihat apa, sayang?" Tanya Arin yang belum menyadari.
"Itu! Meimei mau hello kitty warna pink" Tunjuk Meimei pada salah satu balon.
Arin berbalik dan melihat balon balon yang dijual, ia lantas menawarkan mainan tersebut pada Meimei.
"Meimei mau balon itu?"
"Iya" Jawab Meimei penuh harap.
"Ya udah, yuk kita beli" Arin lalu mengantar Meimei membeli benda yang diinginkan.
Penjual balon pun menyambut Arin dan Meimei dengan senang hati, memberikan balon hello kitty sesuai permintaan si pembeli.
"Berapa pak?"
"Dua puluh ribu, bu"
Arin mengambil uang didalam dompetnya dan memberikan selembar uang pas dari dalam dompet hitam itu.
"Terimakasih, bu"
"Sama-sama, pak"
Meimei tampak tertawa gembira, dia bahkan meloncat loncat riang sambil menggenggam balon dan es krim di tangan satunya.
Arin tertawa geli, ia yang sangat suka terhadap anak kecil sungguh ikut dibuat girang.
"Meimei, sekarang kita pulang ya. Gerbangnya sebentar lagi di tutup"
"Tapi Meimei belum makan es krim nya" Keluh Meimei menunjukkan es krim yang masih utuh.
"Meimei makan di mobil aja ya, sini biar tante pegang balonnya"
Meimei pun menurut dan akhirnya mereka masuk ke dalam mobil untuk pulang.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, kini Arin tengah bersantai sambil mengawasi Noval dan Meimei yang tengah bermain di atas karpet sambil menonton televisi.
Kedua anak itu sudah saling akrab, Meimei sudah mau bercengkerama dengan Noval dan mengajak Noval bermain kembali jika lelaki itu merasa ingin menyudahi permainan.
"Kak Noval ayo kita main lagi....! Ayo....! Temenin Meimei main" Meimei menarik-narik kaos baju Noval yang sibuk menatap televisi yang sedang menayangkan kartun ultraman.
"Nanti dulu, kak Noval mau nonton kartun itu" Tolak Noval tanpa mengalihkan pandangannya.
"Gak boleh...! Ayo kita main....!" Paksa Meimei.
"Udah-udah jangan berantem lagi, Meimei main sama tante dulu ya. Ayo, Meimei mau main apa?" Akhirnya Arin melerai perdebatan kedua anak kecil berbeda usia tersebut, mencoba mengalihkan permintaan Meimei yang ingin bermain dengan Noval.
"Mau main robot-robotan, Meimei robot warna pink tante robot warna merah" Meimei memberikan Arin robot milik Noval dan menyuruh Arin memainkan mainan tersebut bersamanya.
Pukul dua siang Meimei tidur terlelap, setelah puas bermain Meimei tanpa sadar tertidur ketika tenaganya sudah terkuras habis.
Arin menidurkan Meimei di kamar Noval, kebetulan Noval tidak sedang tidur siang dan tengah asyik memainkan PlayStation sendirian.
Tadinya Arin ingin mengganti pakaian Meimei dengan pakaian yang lebih santai, karena pasti kurang nyaman jika terlelap dengan pakaian berbahan tebal.
Namun Arin lupa meminta beberapa pakaian salin Meimei tadi pagi, dan lagi Meimei harus mandi sore sebelum pulang ke rumah.
Lantas apa yang harus Arin lalukan?
Seolah lampu terang keluar dari kepala Arin, ia ingat jika tadi Ayah dari Meimei memberikan nomor ponsel padanya. Kenapa tidak Arin coba hubungi saja dan meminta izin untuk mengambil beberapa pakaian meimei.
"Apa harus menelponnya ya?"
"Tapi bagaimana jika mas Sonny sedang sibuk?" Pikir Arin bingung.
Arin semakin dibuat kebingungan, ia takut mengganggu aktivitas Sonny saat sedang bekerja. Tapi jika hanya untuk meminta izin mengambil pakaian Meimei rasanya tidak apa-apa bukan?
Arin pun memutuskan untuk menghubungi Sonny, ia mencari kartu pengenal yang diberikan lalu memasukkan nomor telepon Sonny di ponselnya.
Beberapa saat telepon itu masih tersambung, belum diangkat oleh pria tersebut.
Tapi tak laman Sonny mengangkat panggilan telepon dari Arin.
"Hallo? Dengan siapa ini?" Seru lelaki di balik telepon itu.
"Ini saya Arin, tetangga depan yang tadi pagi mas" Jawab Arin.
"Ah iya iya, ada apa mbak? Apa terjadi sesuatu pada Meimei?" Ujarnya terdengar khawatir.
"Enggak kok mas, Meimei baik-baik saja dia sedang tidur siang sekarang. Emm... Saya menelpon mas ingin meminta izin mengambil pakaian Meimei untuk nanti mandi sore, saya lupa tadi pagi tidak meminta lebih dulu" Balas Arin panjang lebar.
"Ah iya benar, saya juga lupa. Begini saja, mbak masuk saya ke rumah saya untuk mengambil pakaian Meimei, kunci cadangannya ada di bawah pot bunga warna putih. Kamar Meimei ada di lantai satu dekat ruang keluarga" Jelas Sonny menjelaskan.
Arin mendengarkan ucapan Sonny dengan seksama, pria itu sudah mengizinkan Arin mengambil pakaian meimei di rumahnya. Kini Arin sudah tidak bingung lagi.
"Baik mas, nanti saya ambil pakaiannya. Kalau begitu saya sudahi saja telepon nya, maaf menganggu waktu mas sebelumnya"
"Sama sekali tidak, telfon saja jika ada yang ingin ditanyakan"
"Baik mas, terimakasih"
Tutttt......
Sambungan telepon pun berakhir, Arin kini bersiap ke rumah Meimei untuk mengambil pakaian dan beberapa perlengkapan gadis itu.
"Noval bunda mau ngambil pakaian Meimei di rumahnya sebentar, tolong jaga Meimei ya"
"Iya bunda" Sahut Noval mengiyakan.
Arin lantas keluar dari rumah, setibanya di rumah Meimei Arin langsung mencari kunci cadangan yang berada di bawah pot bunga.
Setelah itu barulah ia masuk ke dalam rumah sang tetangga.
Ternyata isi rumah tersebut sangatlah mewah dan megah, bisa dibilang rumah tetangganya yang satu ini adalah rumah yang paling besar di kawasan perumahan tersebut.
Arin jadi ragu apakah ia bisa menemukan kamar pribadi Meimei atau tidak.
Wanita cantik itu pun mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru rumah, mencari-cari pintu kamar Meimei yang berada di sebelah ruang keluarga.
Arin memasuki kamar tersebut, membuka pintu perlahan dan terpampang lah kamar bernuansa princess kesukaan Meimei.
Namun kamar tersebut terlihat sangat berantakan, mungkin karena mbak Ayu tidak ada dan Ayah gadis itu pun tak punya waktu untuk memberesi kamar putrinya.
"Pasti tidak akan nyaman tidur ditempat dengan barang-barang yang berserakan, mungkin aku harus membantu membereskannya" Gumam Arin pada dirinya sendiri.
Arin tak bisa membiarkannya begitu saja, ia pun memutuskan membereskan kamar Meimei hingga rapi dan bersih. Barulah Arin mengambil pakaian ganti Meimei dan keluar dari rumah tersebut.