Si Villainess tiba-tiba berubah?
Yrina Lavien, si penyihir yang dapat julukan Gadis Beracun sangat mencintai Anthony, Si Putra Mahkota, namun Anthony mencintai Margareth Thatcher. Suatu malam, Yrina tak sadarkan diri dan dia berubah ketika dia bangun. Dia yang awalnya suka pada Bunga Lily of The Valley jadi menyukai Bunga Mawar, dia yang dulunya tergila-gila pada Anthony malah jatuh hati kepada Dimitry Thatcher, kakak laki-laki Margareth yang telah 'merebut' kekasihnya. Dengan dalih 'lupa ingatan' dia benar-benar berubah. Tak banyak yang tahu, jika Yrina Lavien bukanlah dirinya yang asli dan merupakan jiwa lain yang sedang bertransmigrasi. Kini, Yrina yang baru hanya ingin hidup tenang. Mampukah dia mewujudkannya jika dia menjadi gadis paling dibenci dan paling jahat di seluruh kerajaan? Lalu sebenarnya dimanakah jiwa Yrina yang asli?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Venus Earthly Rose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 : Takdir Menyisihkanmu untuk Menempatkanku
Mereka membawaku ke kamar tamu terdekat untuk beristirahat. Kamar itu sangat luas, tentu saja, kamar istana, tentu saja luas. Dindingnya dicat warna hijau kehitaman, dihiasi ornamen-ornamen berbentuk matahari, lambang Kerajaan Yugoos. Di dekat pintu masuk kamar, ada piano putih yang sangat cantik. Ada satu set sofa tepat di tengah ruangan. Di dinding ada lemari raksasa di sebelah kiri dan jendela di sebelah kanan. Di samping lemari ada pintu menuju kamar mandi. Dari jendela ada teras yang pemandangannya mengarah ke taman. Lalu ranjang tempat tidur berjejer lurus dengan sofa, diletakkan berdempetan dengan dinding. Di atas kepala ranjang ada lukisan bunga mawar putih. Ada juga dua buah nakas di sisi kanan dan kiri ranjang.
Galliard menurunkanku ke atas ranjang dengan perlahan. Dari suara yang kudengarkan sepertinya mama dan Ratu juga ikut bersama kami. Aku bisa mendengar suara mama yang sangat panik dan suara Ratu yang memerintahkan untuk membawakan seorang dokter kerajaan untuk memeriksa keadaanku. Dokter kerajaan di sini lebih mirip dengan tabib yang langsung dengan cekatan memeriksaku saat ia datang beberapa saat kemudian. Para tabib ini adalah orang-orang kuil. Setelah menyatakan keadaanku baik-baik saja dan menyimpulkan jika penyebabku pingsan adalah syok berat, dokter itu lalu meninggalkan kami. Begitu pula yang mulia Ratu. Tak lama kemudian suara mama juga perlahan meninggalkan ruangan.
"Kau bisa membuka matamu sekarang!" Kata Galliard.
Aku pun membuka mataku dan meringis sementara Galliard menahan tawanya. Galliard duduk di samping tempat tidur. Dia memandangiku sambil tersenyum. Aku masih tak menyangka jika dia adalah orang yang sama dengan orang ketus tadi pagi. Dia bisa tersenyum dengan lepas sekarang.
"Aku kira kau hanya bercanda." Katanya. Dia seakan tak percaya atas apa yang baru saja ku lakukan.
"Bukankah sudah kubilang jika aku akan melakukan semua yang kau minta. Hehehe. Lagipula aku juga tidak menyukai Putra Mahkota." Kataku seraya bangkit dari tidurku dan memilih duduk. "Apa mereka akan kembali ke sini lagi? Aku lelah pura-pura pingsan."
"Entahlah. Kurasa ibu akan berusaha keras untuk menenangkan ayah. Anthony mungkin juga akan segera ke sini untuk menemuimu."
"Haruskah aku berpura-pura pingsan lagi, Kak? Jadi papa juga sedang ada di istana sekarang?"
"Kurasa tidak perlu, ibu pasti sadar jika kau tadi hanya berpura-pura pingsan. Dan iya, ayah sedang ada pertemuan dengan penyihir agung dari kerajaan lain."
"Baiklah." Kataku seraya memandangi isi kamar ini. Kamar ini jauh lebih luas dan mewah daripada menara sihir kami. Keluarga Kerajaan memang sungguh kaya. Bahkan ada batu permata di hiasan kepala tempat tidur. Tak salah lagi Kerajaan Yugoos sangat makmur.
"Kau sungguh baik-baik saja?" Tanya Galliard.
Aku mengalihkan pandanganku kepadanya dan ia tampak khawatir. Aku bersyukur dia mulai terbuka padaku dan ku harap ini perubahan yang baik. Ini perubahan yang sangat cepat. Aku sedikit bertanya-tanya apakah ia sadar banyak hal yang berubah dari diriku. Aku juga tak tahu bagaimana hubungan Yrina dengan Galliard sebelum ini, apakah mereka benar-benar saling benci ataukah hanya pertengkaran biasa antar saudara.
"Selain sedikit pusing dan lapar, aku baik-baik saja." Jawabku sambil sedikit tertawa. Aku tak ingin dia khawatir.
"Selain itu? Ada lagi?"
"Tidak. Memangnya kenapa?"
Galliard menatapku seakan berusaha meneliti ekspresiku. "Kau baru saja mengakhiri pertunanganmu dengan putra mahkota, orang yang selama ini sangat kau cintai, apa kau baik-baik saja dengan fakta tersebut?"
"Tak masalah sama sekali. Hal itu tak menggangguku." Aku sedikit tertawa. "Baiklah, katakanlah aku memang dulu sangat mencintai orang itu namun sekarang sudah tidak lagi. Karena aku lupa ingatan jadi aku tak punya kenangan indah darinya. Aku juga tak ingin terjebak pada suatu hubungan yang tidak menyenangkan bagiku dan mungkin hanya akan membuatku terluka terus-menerus meskipun aku tahu jika dulu aku yang sangat memaksa untuk bisa bertunangan dengan Putra Mahkota, padahal aku tahu jika dia tak pernah mencintaiku sama sekali. Kurasa hal itu tak masalah, aku juga ingin bahagia tanpa dia." Aku mengendikkan bagiku. "Kau tak perlu khawatir sama sekali, kak." Sambungku.
Galliard seakan ingin membuka mulutnya namun ia urungkan. Dia masih menyembunyikan banyak hal tentang sosok Yrina yang ia kenal dan aku harap ia mau menceritakan semua itu agar aku bisa memperbaiki semuanya. Aku meminum air di gelas yang ada di atas nakas. Rasanya tenggorokanku sudah segar.
"Apa ada yang mengganggumu?"
Galliard mengangguk pelan. Tatapan matanya seakan mencerminkan jika pikirannya sedang menerawang jauh ke depan. "Hanya saja aku tak tahu lupa ingatan bisa membuatmu tak mencintai Anthony lagi. Mengingat dulu kau benar-benar mencintainya. Rasanya kau seperti berubah menjadi orang yang sangat berbeda." Katanya. Galliard menatapku lamat-lamat. "Seperti orang lain."
Aku tersedak saat mendengar ucapannya. Aku tak bisa memberitahunya jika aku memang orang lain. Aku bukan Yrina yang asli. Aku hanya jiwa lain yang menempati raga adiknya. Aku sedikit menunduk dan terdiam. Kenyataan bahwa mereka semua sebenarnya memang bukan keluargaku melainkan keluarga Yrina seketika menghantamku. Itu membuatku sedih. Rasanya seperti semua ini palsu. Aku terlalu berharap jika mereka semua mencintaiku. Aku ingin keluarga yang penuh kasih sayang. Seakan semua kasih sayang yang sudah kuterima selama ini bukanlah untukku.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya lagi.
Aku menengok ke arahnya dan ia terlihat sangat khawatir. Maaf, Galliard, sungguh aku minta maaf, maaf karena aku berpura-pura menjadi adikmu. Dia pasti akan sangat terluka jika tahu aku bukan Yrina yang asli. Aku ingin menangis. Aku tahu walaupun Galliard sangat ketus terhadap Yrina, sebenarnya dia sangat menyayangi adiknya.
"Yrina, apa kau baik-baik saja? Apa ada yang sakit?" Tanyanya lagi.
Aku menggeleng pelan. "Tidak." Aku menelan ludahku. Tenggorokanku terasa begitu kering. Aku mencoba menahan tangisku hingga suaraku malah terdengar bergetar. "Apa aku jauh berbeda dari yang dulu?"
"Kau sangat berbeda, kau tak pernah suka bunga mawar dan itu sebabnya kau menanam Lily of The Valley. Kau suka dengan makanan manis namun tadi saat di selasar barat, kau hanya mencicipinya sedikit padahal kue-kue yang tadi adalah favoritmu. Caramu memanggil ayah dan ibu, caramu memanggilku, kegigihanmu mengajak Yvanna berbicara dan caramu memperlakukan para pelayan, semuanya sangat berbeda. Itu sebabnya aku bilang jika kau seperti orang lain. Bahkan caramu berbicara dan tersenyum, semua itu seperti bukan dirimu yang biasanya. Bukan dirimu sebelum kau kehilangan ingatanmu. Kau yang biasanya tergila-gila pada Anthony pun seperti orang yang tak pernah jatuh cinta padanya bahkan tak pernah mengenalnya sama sekali. Tatapan matamu, seperti orang lain."
Aku diam memandangi Galliard. Galliard tampak bingung dan seakan bertanya-tanya. Dia balik memandangku seakan menelisik, mencoba mencari tahu apa yang berbeda dari diri adiknya. Aku tak tahu harus berkata apa.
"Apa itu perubahan yang buruk?" Tanyaku. Aku tak tahu harus bagaimana lagi. Aku ingin tahu bagaimana pendapatnya tentangku. Tentang diriku ini, tentang Yrina yang baru. Sejujurnya aku berharap dia dan yang lain bisa menerimaku dengan baik meskipun aku bukan adiknya yang sebenarnya.
"Tidak. Aku masih tak tahu bagaimana ke depannya. Mungkin ini ada hubungannya dengan hilang ingatan yang kau alami. Namun kurasa, ini sesuatu yang baik karena kau tak seperti dirimu yang biasanya. Kau berubah, entahlah, kau hanya sangat berbeda." Katanya menjelaskan.