Maxim yang memiliki putri angkat bernama Arabella yang sudah di asuh nya mulai dari 10 tahun lalu hingga kini Arebella telah lulus sekolah menengah atas malah jatuh cinta kepada kepada putri angkat nya sendiri bagaimana kisahnya yuk Ikuti jejak nya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mbak mell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
Bella tinggal disebuah rumah bertarup dengan dinding kayu. Itupun karena warga yang memberikan kepada nya karena kasihan.
Hidup di desa lebih enak dari pada di kota. Kalau di pedesaan, sesusah apapun kamu, kamu pasti akan di tolong dan di bantu. Lain hal kalau tinggal di kota, tinggal disana "siapa lo siapa gw" mati pun gak ada akan yang peduli. Tapi minus di pedesaan adalah tukang gosip. Salah sedikit akan menjadi bahan topik satu kampung.
Bella membuka pintu rumah dan tidak melihat putranya. Pasti Arsen masih bermain di rumah tetangga.
" Assalamualaikum Ma" Suara penyemangat Bella terdengar.
"Waalaykumussalam sayang...Kok baru pulang?"
"Maaf, Ma. Arsen tadi main dengan Ikbal " jawab Arsen langsung mencium tangan Mamak nya. Arsen Memanggil Bella dengan sebutan Mamak karena penduduk kampung pun rata-rata Memanggil ibu mereka termasuk teman-teman Arsen.
"Arsen langsung mandi yah sayang. Mama mau buat makan malam untuk kita dulu"
Arsen mengangguk dan langsung melakukan perintah dari sang Ibu. Arsen memang anak yang begitu penurut. Hal itu membuat Bella bersyukur banyak. Arsen pun tahu bagaimana dengan keadaan mereka seperti apa, maka dari itu Arsen tidak akan pernah meminta apapun kepada Bella.
Arsen pun mempunyai mainan karena beberapa tetangga memberikannya kepada Anaknya. Kalau Bella yang membelinya sudah pasti Bella tidak mempunyai uang.
Bella dan Arsen memutuskan sholat terlebih dahulu sebelum makan malam. Hanya ada nasi dan beberapa kue di tambah kecap asin.
"Sayang, maaf yah. Kita makan ini dulu. Mama belum sempat memetik sayur di kebun Wak Ramzi" Ucap Bella mengelus kepala putranya.
"Tidak apa-apa ma, Arsen mengerti" Jawab Arsen tersenyum menatap Mama nya. Hidup mereka jauh dari kata kaya. Hidup pas-pasan dan makan pun begitu susah. Itulah kehidupan Bella sekarang.
Dulu apa- apa selalu ada maid tapi sekarang sudah berbalik jauh, Hidupnya di putar balik di paksakan untuk mandiri demi dirinya dan juga buah hati tercinta.
Setelah datang ke negara tempat kelahiran nya satu bulan, ia di nyatakan hamil. Itu sebenarnya membuat syok. Dirinya sempat depresi beberapa minggu hingga suatu saat ada bidan yang menasihati nya bahwa seorang anak adalah anugerah.
Banyak orang yang tidak bisa mendapatkan seorang anak, mereka mati-matian berobat bagaimana supaya bisa mendapatkan seorang anak. Dokter mengatakan agar anak yang ada di dalam kandungan nya sebagai tujuan hidup nya.
Bella pun harus berbohong bahwa ia telah bercerai dengan suaminya agar anak nya tidak di katai.
Bella duduk beralas tikar dengan merentangkan kakinya. Seharian berkeliling kampung ke kampung membuat kakinya sedikit merasakan sakit juga.
"Mamak cape? sini Arsen pijat ma" tangan Arsen yang kecil memijat kaki Bella.
"Terimakasih sayang" Jawab Bella tersenyum.
"Sayang, Maafkan mama yah kalau belum bisa membuat Arsen bahagia"
Matanya berkaca-kaca menatap putranya. Rasa bersalah yang begitu dalam tak pernah hilang dari dalam diri Bella.
Kalau dirinya sewaktu kecil masih merasakan yang namanya minum susu. Sedangkan putranya apa? jangan kan minum susu, minum pake gula saja sangat jarang. Miris sekali memang kehidupan mereka.
"Tidak mama, Arsen bahagia. Apalagi ada mama di hidup Arsen. Suatu saat nanti Arsen pasti akan menjadi orang yang hebat dan membanggakan Mamak"
Bella mendekap putranya dengan erat. Bella melabuhkan ciuman di ubun-ubun Arsen. Untung saja dulu ia tidak jadi menggugurkan kandungnya, mungkin ia tidak melihat Arsen sampai saat ini.
Cup...
Arsen membaringkan tubuhnya dengan kepalanya di kaki Bella. Hingga tak lama Arsen langsung tertidur.
Di negara lain nya juga Max saat ini sedang berada di mansion utama. Itu karena panggilan dari Mommynya supaya makan malam bersama.
Max tahu bahwa ini bukan sekedar makan malam biasa. Pasti berbau hal dengan perjodohan.
"Selamat malam Tuan muda" Salah satu pelayan menyapa Max. Tentu Max tidak akan mau menjawab nya. Max pun hanya berjalan lurus ke ruang makan.
"Putraku kau sudah datang" Terre tersenyum melihat kedatangan putranya.
Max duduk dan di depannya ada Viola dan ada satu kursi paling ujung, disitulah Charles duduk dengan tenang.
"Ayo kita makan" Ucap Terre dengan semangat. Masing-masing pelayan langsung mengisi piring Terre dan Charles.
"Viola, kamu isi lah piring Max sayang" Viola mengangguk dengan tersenyum malu-malu.
"Tidak perlu" Jawab Max dengan cepat.
"Tidak apa-apa Max. Viola harus belajar menjadi istri yang baik untuk kamu"
"Jangan coba-coba, jangan sampai piring ini ku lemparkan ke wajahnya" jawab Max dengan dingin. Max tidak suka jika perkataan kalau tidak sesuai dengan tindakan. Kalau bisa tindakan lah yang lebih menonjol dari pada ucapan.
Lihatlah Mommy nya, ingin menjadi istri yang baik katanya? sedangkan suaminya saja di layani oleh seorang pelayan. Bagaimana tidak muak melihat nya.
Selesai makan malam Terre langsung bersuara" Max, pernikahan mu dan Viola akan di percepatan"
Tak...
Max membanting sendok makan sedikit kuat hingga bersuara dengan keras.
"Jangan mengatur ku" Jawab Max menatap datar Mommy nya.
"Kau harus menikah Max, tidak ada bantahan" Ucap Charles dengan tegas.
"Kau bukan aku yang mau di jodohkan karena status dan harta" Jawab Max dengan melirik pria itu. Charles mengepalkan tangannya. Nyatanya ia menikah dengan Terre karena di jodohkan. Apalagi jika mereka menikah akan mendapatkan keuntungan bisnis mereka masing-masing.
"Max, kaulah putraku satu-satunya sayang. Siapa yang akan meneruskan perusahaan kita kalau bukan anak mu kelak" Timbal Terre.
"Ada banyak anak di dunia ini yang bisa ku jadikan sebagai pewaris" jawab Max.
"Tapi Mommy berharap kalau pewaris nya adalah anak kandung mu sendiri"
"Bersama dia"
"Tentu sayang, Viola adalah wanita yang tepat untuk melahirkan anak-anak mu nanti. Lihatlah Viola, dia cantik, karier nya juga bagus, tidak ada yang kurang dari nya" Jelas Terre.
Ckckck" Aku tidak akan mau berbagi lobang dengan orang lain" Sungguh ucapan yang begitu menohok.
"Apa yang kau katakan Max?" Viola menahan tangis nya mendengar ucapan dari Max yang begitu menyakitkan.
"Tidak usah berpura-pura baik di depan ku. Aku tahu kamu selalu cek-in dengan pria bernama Brian dan beberapa pria ber-uang" sinis Max.
Wanita munafik!!
"Itu tidak benar tante hikss...hikss..."
"Max, Viola tidak seperti itu" Bantah Terre tidak terima.
"Sekali lagi aku katakan, jangan pernah menjodohkan aku dengan siapapun. Aku tidak segan-segan menyinggirkan yang mengganggu ketenangan ku"
Setelah mengucapkan seperti itu, Max langsung pergi meninggalkan meja makan. Tanpa perduli dengan kemarahan kedua orang tua nya. Terutama dengan kemarahan Charles.
. pi anak aku bro2 . 12th . jgan kan di akui di Litik ajh enggak padahal wajah nya 11 12. mirip
thor