Hiera seorang gadis yang selalu mendapat perundungunan, baik di kampus maupun di keluarga sendiri.
suatu malam dia disiksa ibu tiri dan keluarganya hingga meregang nyawa, tubuhnya pun dibuang ke sebuah jurang.
Hiera nyaris mati, namun sesuatu yang tak terduga terjadi dan memberinya kesempatan kedua.
apakah Hiera mampu bangkit dan membalas orang orang yang telah menyakitinya?
yuk ikuti kisahnya dalam cerita SANG TERPILIH.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aludra08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
Stp 14
"AAAAAAAAAAARGHHH!" Suara jeritan panjang Lisa saat merasakan organ dalamnya terkoyak. Mulutnya memuntahkan seteguk darah.
"Hieraaa! Hentikan brengsek! Kau kejam!" Apa yang kau lakukan pada Lisa?!" Teriak Sharon merasa ngeri melihat sahabatnya terkapar berdarah darah. Sementara di sampingnya Alda hanya mampu berteriak teriak histeris dengan tubuh bergetar hebat. Gadis itu merasa sangat ngeri melihat perlakuan Hiera pada sahabatnya.
Hiera menelengkan kepalanya, melirik sinis ke arah dua gadis yang berisik itu.
"Aku kejam ya? Siapa yang membuat aku bisa sekejam ini coba?" Ucap Hiera masih dengan nada lembut namun terdengar mengerikan.
Lisa kelojotan dengan bola mata melotot hampir keluar. Ketika dia merasakan dentuman hebat di tubuhnya, perlahan getaran tubuhnya mereda. Tapi rasa sakit dalam organ organ tubuhnya semakin meningkat, seakan organ organ di tubuhnya itu telah hancur.
Lisa menatap Hiera dengan pandangan lemah. Seakan memohon kematiannya dipercepat.
Namun Hiera tersenyum dingin dengan wajah tanpa ekspresi.
Hiera mendekatkan bibirnya ke telinga Lisa, "kau tidak akan mati secepat itu, kau akan tetap hidup tapi mati." Bisik Hiera lirih di telinga Lisa, membuat gadis itu hanya bisa menangis tanpa suara.
Tubuh Lisa semakin bergetar hebat, ketika rasa sakit semakin mendesak dari dalam, seolah semua organ tubuhnya mendesak ingin keluar. Lisa pun akhirnya tak sadarkan diri.
"LISA! LISAA! Hieraaa, KAU MEMBUNUHNYA! BRENGSEK!" KAU IBLIS!" Teriak Sharon semakin histeris melihat Lisa tergeletak seolah tak bernyawa.
Kini Hiera membalikkan tubuhnya,menghadap pada dua gadis berisik itu. Wajahnya datar denga sorot matanya yang dingin menggigilkan siapa saja yang berani memandangnya.
"Ssssssssst! Kalian berisik sekali. Aku tidak membunuhnya, hanya membuatnya merasa mati saja kok." Ucap Hiera begitu lembut mendayu sambil melangkah pelan mendekati dua gadis itu.
"Sekarang, siapa yang mau duluan ku buat seperti itu?" Tanya Lisa dengan seringai dingin dan tatapan kejam.
Sharon dan Alda semakin gemetaran. Rasa ngeri dan ketakutan yang teramat sangat tergambar di wajah mereka.
Sharon dan Alda berlari berlomba menggapai pintu, ingin kabur dari hadapan Hiera yang terlihat semakin mengerikan dan kejam. Mereka mencoba membuka kunci pintu. Tapi Karena rasa panik, mereka mendadak sulit membuka Grendel pintu yang besar itu. Air mata ketakutan dan kepanikan membasahi wajah mereka, keringat dingin mengucur dari setiap pori pori mereka.
Hiera terkikik, hatinya puas melihat ketakutan di wajah dua gadis itu.
"GOTCHA!" Bisik Hiera kala kedua tangannya menyentuh bahu gadis gadis itu.
Tubuh Sharon dan Alda langsung terasa kaku saat mereka merasakan sentuhan tangan Hiera, kemudian mereka pun tak sadarkan diri, jatuh terjerembab ke lantai saking takutnya.
"CK, payah! Belum juga ku kerjain kalian sudah pingsan. Tidak asyik sama sekali!" Hiera berdecih kesal.
"Baiklah, mungkin penghukuman kalian bukan hari ini, bersabar dan tunggulah! Aku pasti datang!" Wajah Hiera membuat lengkungan sinis, kemudian dia menggerakkan tangannya dengan pikiran membuka pintu.
Pintu terbuka seketika. Kaki Hiera melewati tubuh dua gadis yang teronggok tak sadarkan diri itu, kemudian melenggang pergi dengan tubuh ringan.
***
Hiera melangkah memasuki Halaman rumahnya. Tiba tiba..
"BUKK!" Sebuah benda tumpul memukul tengkuknya, membuat dia terkapar tak Berdaya.
"Seret dia! Perintah Jack pada dua orang pelayannya.
Lyn dan Ira menyeret tubuh Hiera sementara Jack dan anak istrinya mengikuti dua pelayan itu.
Tubuh Hiera masih dipegangi dua pelayan itu. Dia menatap tak berdaya pada keluarga ular itu.
Tangan Margareth gatal untuk tidak menampar wajah Hiera. Dengan satu tangan dia menampar dengan keras wajah gadis itu.
Sudut bibir Hiera pecah, pipinya biru lebam.
"Lemparkan dia ke tanah, aku tak tahan ingin membalas perlakuannya!" Perintah Jack.
Margareth dan Hanna menyeringai. Hatinya senang sekali. Mereka juga ingin segera membalas perlakuan Hiera.
"Tadi pagi dia berani merobek dokumen kita! Sok jagoan juga melawan kita. Sekarang, baru kena satu pukulan saja, dia sudah tak Berdaya!" Ledek Margareth sambil memandang jijik ke arah Hiera.
"Aduh ayo lah kita siksa rame rame si cupu sialan ini!" Hanna sudah tidak sabaran. Dia langsung menendangkan kakinya ke Tubuh Hiera.
Kemudian mereka pun beramai ramai menyiksa Hiera dengan tendangan dan pukulan. Jeritan dan rintihan kesakitan gadis itu seolah musik ditelinga mereka.
Akhirnya Hiera pun tak sadarkan diri.
"Lempar dia ke gudangnya, dan kurung dia! Jangan sampai dia kabur. Jangan di kasih makan, sampai dia mau menandatangi dokumen!" Perintah Jack.
Para pelayan itu menyeret tubuh Hiera yang tak sadarkan diri, kemudian melemparkannya ke Gudang.
Mereka mengunci gudang itu, kemudian berlalu dari tempat itu.
***
Tuan Andi memasukkan mobilnya ke halaman rumah mewah itu. Pengacara keluarga starlight itu hendak mengunjungi nona mudanya. Dia ingin membuktikan prasangkanya. "Nona Hiera apakah baik baik saja di rumah ini". Batinnya.
Tuan Andi menekan bell yang ada di tepian pintu.
Pintu terbuka..,
"Tu..tuan Andi!" Pekik Jack panik. Dia tak menyangka Tuan Andi akan datang ke rumahnya.
"Apakah kau tidak akan mempersilakan ku masuk?" Tanya Tuan Andi datar.
"Si.., silakan tuan!" Ucap Jack gagap.
Margareth dan Hanna yang sedang santai pun terkejut melihat kedatangan pengacara keluarga starlight itu.
Tuan Andi duduk pada sebuah sofa. Margareth dan Hanna segera menghampirinya, duduk di depan pria itu.
"Tuan Andi mau minum apa? Tanya Margareth berbasa basi. Jack duduk gelisah di samping istrinya.
"Tidak usah, saya sudah minum tadi". Tolak tuan Andin halus, biar bagaimana pun dia harus berhati hati dengan keluarga ini.
"Apa yang membuat tuan Andi datang sepagi ini?"
"Aku ingin mendengar kabar tentang Nona Muda Hiera, apakah dia sudah pulang dari keliling Dunia?"
"Tentu saja belum! Hiera belum lama melakukan perjalanannya. Keliling dunia kan tidak bisa ditempuh sehari dua hari, itu pasti butuh waktu tahunan." Jawab Margareth agak gugup.
BRUUUUUUAK! BRUUUAAK!"
Tiba tiba terdengar suara dari belakang rumah, tepatnya berasal dari gudang.
Ketiga orang di depan tuan Andi menegang. Wajahnya menggambarkan kecemasan.
"Suara apa itu?" Selidik tuan Andi.
"Ah, bukan suara apa apa, paling Suara kucing tetangga yang jatuh di atas atap gudang". Jack beralasan. Keringat dingin sudah muncul di keningnya. Pun dengan Hanna dan Margareth.
"Tolooooong!"
Sayup sayup terdengar suara rintihan minta tolong ke telinga Tuan Andi.
"Suara apa lagi itu?" Tuan Andi semakin curiga.
"Itu pasti suara kucing mengeong!" Jawab Margareth panik, matanya memandang Hanna meminta dukungan.
"Iy..iya, itu suara kucing tetangga". Kepala Hanna mengangguk mengiyakan.
"Baiklah tuan Andi, kami hendak pergi ke luar, jika tuan tidak ada ada kepentingan lagi, silakan pergi. Nanti kalau anakku pulang, saya akan segera memberi kabar pada tuan" Jack mengusir tuan Andi secara halus.
Tuan Andi berdiri, dia memang tidak ada kepentingan lagi.
Baru Saja dia melangkah ke luar dari pintu depan..,
"Bruuuak! Bruuuak! Tolooooong! Tolooong!"
Dari luar suara itu terdengar jelas. Tuan Andi memandangi ketiga wajah di depannya yang menegang. Dia mulai curiga, ada yang disembunyikan keluarga ini!