Karya ini hanya fiksi bukan nyata. Tidak terkait dengan siapa dan apapun.
Elyra Celeste Vesellier, putri bungsu dari Kerajaan Eryndor. Lahir di tengah keretakan hubungan orang tuanya, ia selalu merasa seperti bayangan yang terabaikan.
Suatu hari, pernikahan nya dengan Pangeran dari kerajaan jauh yang miskin ditentukan. Pukulan terbesarnya saat dia mengetahui siapa gadis yang ada dihati suaminya. Namun, Elyra pantang menyerah. Dia akan membuktikan jika dialah yang pantas menjadi Ratu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rose Solace, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Ruangan kerja Ratu terasa sunyi, hanya suara api yang berderak di perapian yang menemani malam dingin. Tirai beludru berwarna merah tua menggantung megah, memberi nuansa megah yang mencerminkan kewibawaan penghuninya.
Tok.. tok... tok...
"Masuk!".
Ethan mengetuk pintu pelan, lalu melangkah masuk setelah mendengar suara ibunya mempersilakan.
Ratu duduk di kursi megahnya, dikelilingi tumpukan dokumen dan peta kerajaan. Selama Raja sakit, Ratu lah yang menggantikan semua tugas-tugas kerajaan nya.
Wajah Ratu yang mulai menua namun masih anggun, terlihat lelah dan lesu. Tetapi tetap menunjukkan ketegasan. Ketika melihat putranya masuk, dia meletakkan pena bulunya dan menyandarkan tubuhnya di kursi kebesaran Raja.
"Ada apa, putraku? Mengapa menemui ibunda malam-malam begini?", tanya Ratu dengan suara lembut, tapi ada nada penasaran di baliknya.
Ethan menutup pintu di belakangnya, memastikan tidak ada orang lain yang mendengar percakapan mereka. Ia melangkah mendekat, lalu berdiri dengan postur tegap di depan meja ibunya.
"Ibunda, saya ingin bertanya sesuatu... mengenai William Monctclair", ucap Ethan perlahan, berusaha menilai ekspresi ibunya.
Ratu mengangkat alisnya, ekspresinya berubah waspada.
"William Montclair? Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan tentang mereka?", Ratu melepas kacamata yang bertengger di dahinya.
"Saya.. saya hanya penasaran ibunda. Karena nama itu seperti tidak asing", jawab Ethan singkat.
Ia menatap ibunya, berharap mendapatkan jawaban tanpa perlu menjelaskan lebih jauh.
Ratu terdiam sejenak, menilai ekspresi putranya. Lalu, dengan napas panjang, dia mulai bercerita.
"William Montclair adalah adik tiri ayahanda mu. Pangeran kedua dari Kerajaan Eldrath. Seharusnya dia tidak punya hak atas tahta, tapi karena ambisinya selalu lebih besar daripada kemampuan nya. Ketika ayahmu dipilih menjadi Raja, dia merasa dikhianati".
Ethan mendengarkan dengan saksama, tanpa berniat untuk memotong, pikiran nya menghubungkan semua informasi.
"Setelah itu dia memilih menggunakan nama keluarga ibunya, Montclair, untuk memisahkan dirinya dari garis keturunan kerajaan", lanjut Ratu, "dia selalu menginginkan tahta Kerajaan Eldrath. Dan aku tahu, dia tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan nya".
Ratu menyandarkan tubuhnya kembali, matanya memandang tajam ke arah Ethan.
"Tapi kenapa kamu menanyakan ini sekarang? Apa terjadi sesuatu?", Ratu memandang Ethan dengan curiga.
Ethan terdiam, pikiran nya bekerja cepat. Ia tahu ibunya cerdas dan akan segera menyadari ada sesuatu yang besar di balik pertanyaan nya.
Tetapi ini bukan saat yang tepat untuk membuka semuanya. Ethan takut kecerobohan nya justru lebih menyakiti Lyra dan keberlangsungan Kerajaan Eldrath. Dia tidak ingin gagal untuk kedua kalinya.
"Saya hanya penasaran, Ibunda", katanya akhirnya, mencoba terdengar ringan, "hanya mendengar beberapa rumor, itu saja. Ibunda tidak perlu khawatir".
Ratu tidak terlihat puas dengan jawaban itu.
"Putraku, aku telah menjadi ibumu selama enam belas tahun. Jangan coba-coba menyembunyikan sesuatu dariku. Jika terjadi sesuatu, segera beritahu ibunda".
Ethan tersenyum kecil, meskipun hatinya masih berat.
"Saya menghargai kekhawatiran Ibunda, tapi ini bukan masalah besar. Saya hanya ingin memastikan nya saja".
Ratu mengangguk perlahan, meskipun jelas dia masih curiga.
"Baiklah. Tapi jika terjadi masalah, jangan mencoba menyelesaikan segalanya sendiri".
Ethan membungkukkan tubuhnya sedikit, tanda hormat, sebelum beranjak pergi.
"Terima kasih, Ibunda. Saya akan selalu mengingat nasihat ibunda".
Ratu memberikan senyuman nya pada putra kesayangan nya itu.
...****************...
Ethan menarik napas panjang. Informasi ini semakin memperjelas apa yang sedang terjadi. Sierra tidak hanya mengancam keselamatan Lyra, namun juga kedamaian Kerajaan Eldrath.
Namun, untuk saat ini, ia harus menyimpan semuanya sendiri. Jika ia berbicara terlalu cepat, ia bisa kehilangan kesempatan untuk menangkap Sierra dan William Montclair. Dan ia tidak bisa mengambil risiko itu.
Kini kaki Ethan membawanya ke dalam ruang para tabib istana berkerja.
"Yang Mulia Pangeran Ethan".
Semua tabib dan perawat yang ada disana, menghentikan aktivitas mereka, dan membungkuk hormat untuk menyambut kedatangan Ethan.
"Bangun", perintah Ethan.
"Apa yang membuat anda kemari, Yang Mulia?", tanya Kepala tabib, sebagai perwakilan.
Ethan tersenyum ramah, kemudian dia mengulurkan sekantong ramuan herbal pada Kepala tabib tersebut.
"Ini adalah ramuan herbal yang di sarankan oleh tabib tua Velmont. Untuk Putri Elyra".
Mendengar nama tabib Velmont disebut, Kepala tabib segera menerimanya. Wajahnya terlihat bahagia dan antusias. Tidak mudah menerima barang dari tabib Velmont.
Jangankan barang, bertemu dengan tabib tua itu saja sangat sulit. Tabib Velmont selama ini tidak pernah menerima murid, meskipun banyak yang menawarkan kekayaan untuk menjadi muridnya.
Sebuah hutang budi pada keluarga Wilberth lah yang membuat tabib Velmont bisa menjadi tabib pribadi keluarga Wilberth.
"Anda bisa memastikan nya terlebih dahulu, sebelum memberikan nya pada Putri Elyra", ucap Pangeran Ethan.
"Baik, Yang Mulia", tentu saja Kepala tabib tidak akan meragukan tabib Velmont, dan Ethan.
Ethan yang dikenal sebagai Pangeran paling baik dan ramah di Kerajaan Eldrath, selalu dengan mudah mendapatkan kepercayaan dari para bawahan nya.
...****************...