NovelToon NovelToon
Pesona Ayra Khairunnisa

Pesona Ayra Khairunnisa

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Perjodohan / Cintamanis / CEO / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:51.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sebutir Debu

Seorang CEO yang tak sengaja mendapatkan amanah dari korban kecelakaan yang ditolongnya, untuk menyerahkan cincin pada calon pengantin wanita.

Namun Ia malah diminta Guru dari kedua mempelai tersebut untuk menikah dengan mempelai wanita, yang ditinggal meninggal Dunia oleh calon mempelai pria. Akankah sang CEO menikah dengan mempelai wanita itu? Akankah sang mempelai wanita setuju Menikah dengan sang CEO?

Dan sebuah masalalu yang mempelai wanita itu miliki selalu mengganggu pikirannya. Kekhawatiran yang ia rasakan selalu menghantui pikirannya. Apakah masalalu yang menghantui pikiran mempelai wanita itu?

Cerita ini hanya khayalan Author, jika ada kesamaan tokoh, kejadian itu hanya kebetulan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebutir Debu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20 Pertemuan Keluarga Pradipta dengan Rani

Mobil Nissan itu berhenti di depan sebuah ruko yang memiliki 2 pintu. Terdapat beberapa motor yang parkir di depan ruko tersebut. Nuansa cafe yang kekinian terlihat dari ruko dua pintu itu. Tampak seorang wanita yang masih remaja sedang menyapu di depan ruko itu.

Satu lelaki sedang mengepel dan satunya lagi sedang mengelap kaca. Pak Erlangga membuyarkan lamunan Nyonya Lukis yang menatap ke luar jendela.

"Turun lah lebih dulu. Temuilah mereka lebih dahulu."

"Papa tahu ini tempatnya?"

"Dia masih darah daging ku Ma. Aku selalu mengamati dia walau tak pernah bertemu dengannya. Yang jelas ia bahagia dengan pilihannya."

Nyonya Lukis turun lebih dulu lalu diikuti oleh Ayra dan Bram. Ayra pun bisa menebak dari pembicaraan di dalam mobil tadi jika mereka akan menemui adik Bram.

"Pagi Bu...."

Satu pelayan wanita muda yang sedang menyapu lantai dibagian luar toko itu pada nyonya Lukis. Nyonya lukis sering kemari tanpa sepengetahuan suaminya jadi para pelayan mengenal jika Nyonya Lukis adalah ibu dari pemilik tempat mereka bekerja.

"Bambang dan Rani ada?"

"Ada Bu. Pak Bams baru saja naik ke lantai 2."

"Biar saya langsung naik saja."

Nyonya Lukis langsung berjalan menuju tangga yang terdapat di sudut ruko itu. Namun terhenti sejenak karena mendengarkan suara suaminya.

"Papa tunggu disini Ma."

Nyonya Lukis hanya menggelengkan kepalanya karena melihat suaminya itu seolah sedang mengatur perasaan nya untuk bertemu putra nya yang tidak pernah ia temui hampir satu tahun.

Sampai di lantai dua terdapat pagar besi yang menyekat antara tangga dan lantai dua itu. Terlihat satu anak kecil sedang berjalan tertatih-tatih tidak. Anak kecil itu berambut keriting dan bermata bulat, wajahnya menggemaskan sekali.

Seorang wanita berambut panjang tampak keluar dari satu ruangan dengan membawa Pampers, wanita itu setengah berlari ke arah balita yang terlihat berjenis kelamin lelaki itu.

"Raka....."

Suara wanita itu sedikit berteriak. Langkah wanita itu terhenti ketika melihat kehadiran tiga orang di lantai dua itu satu diantara nya yang sangat ia kenali adalah Nyonya Lukis.

"Ma-Ma."

"Eh Raka.. sini sini peluk Oma...."

Nyonya lukis cepat memeluk anak kecil yang bernama Raka itu. Ayra yang melihat wanita itu hanya mengenakan celana pendek dan tank top refleks menutup mata suaminya dengan salah satu tangannya.

Bram sedikit kaget dengan tindakan tiba-tiba istrinya itu. Namun tangan lembut istrinya dan aroma parfum yang baru di Indra penciuman nya membuat hatinya nyaman. Bibirnya seolah terbius untuk mengucapkan satu kata yang biasanya terdengar menyakitkan disaat ia emosi.

"Apa sih."

Bram menyingkirkan tangan lembut Ayra dari wajahnya. Rani melihat Ayra paham jika Ayra menganggap pakaiannya aneh karena tidak tertutup seperti dirinya. Sedangkan bagi Rani yang terbiasa tampil modis justru melihat hal yang sama pada Ayra. Penampilan Ayra aneh bagi Rani, penampilan yang tertutup dari atas kepala hingga kakinya pun terlihat mengenakan kaos kaki.

"Kenapa ga telpon dulu Ma? Mama sama siapa?"

Wanita itu menghampiri nyonya Lukis dan mempersilahkan Nyonya Lukis, Bram beserta Ayra. Lalu wanita itu setengah berteriak saat mengambil Raka dari pelukan mama.

"Bams.... Ada mama cepat mandinya. Sini ma Raka belum pakai Pampers."

"Kenalkan Ran, dia Ayra istri Bram."

Ayra mengulurkan tangan nya pada sang ipar. Rani yang baru saja berhasil memakai kan Pampers buah hatinya menerima uluran tangan Ayra.

"Rani. Is-tri? Kapan menikahnya ma?"

"Ayra."

Rani tampak kaget karena baru 3 hari yang lalu mamanya berkunjung ke ruko sekaligus rumahnya itu namun tak ada pembicaraan jika sang kakak ipar itu akan menikah. Dan hari ini ia datang dan sudah memiliki seorang istri.

Terlebih lagi wanita yang dibilang nyonya Lukis sebagai istri Bram itu cukup aneh karena mengenakan kerudung serta baju yang menutupi semua tubuhnya serta baju itu terlihat cukup besar ditubuh mungil Ayra.

"Kemarin."

"Kemarin??"

"Ya married by accident."

"What's? Kamu menikah dan married by accident? akhirnya papa melihat satu kekurangan mu dibalik kesempurnaan mu Bram."

Satu lelaki muncul dari ruangan dengan rambut yang masih ia coba keringkan dengan sebuah handuk. Ayra cepat membuang pandangan nya seketika karena melihat sesuatu yang ia takut menjadi khilaf mata baginya walau lelaki itu tak memamerkan auratnya.

Ayra hanya menangkap sesuatu yang cukup aneh baginya. Bagaimana seorang ibu datang kerumah anaknya namun tak disambut dengan sebuah ciuman ditangannya. Seorang kakak yang hanya memanggil nama pada saudara yang lebih tua darinya dan seorang istri yang tampak biasa saja mengenakan pakaian yang cukup seksi di hadapan kakak ipar dan ibu mertuanya.

Ingin sekali Ayra menutup mata sang suami seperti tadi namun ia masih tidak ingin merusak suasana pagi ini dengan amarah suami padanya karena tidak rasa jengkel atau tidak suka.

"Hey sampai hari ini Kakak mu ini masih perjaka!?"

"Apa?!"

Ucap Bambang dan Rani bersamaan dan menatap Bram dan Ayra bergantian.

"Bams..... Maksud mama bukan accident seperti kalian tetapi lebih ke pertemuan yang tiba-tiba karena kecelakaan juga."

Nyonya lukis mendelik melihat ekspresi anak dan menantunya itu yang menatap curiga ke arah Bram dan Ayra.

"Jangan samakan aku dengan dirimu dan Beni. Dasar adik durhaka!"

"Mas...."

Ayra merasa tidak nyaman dengan umpatan yang Bram lontarkan kepada adiknya.

Bram mendengus kesal dan melemparkan bantal yang dari tadi mengganjal tubuhnya di samping sofa.

"Buuugh!"

"Awwwhh."

"Inikah cara mu melepas rindu pada ku Bram?"

"Dan inikah cara mu menyambut ku setelah lama tak bertemu? Sudah merasa hebat tidak pernah mau menemui ku bahkan meminta bantuan ku. Hah? Lihat dinginnya AC mu pun tak terasa layak di pori-pori tubuh."

Bram membuka Jas nya karena terlihat lelaki yang terbiasa dengan kemewahan itu berkeringat. Rani yang telah selesai memakaikan anak lelaki nya pakaian akhirnya menawarkan minum untuk tamunya.

"Mau minum apa Bram dan Ay?."

"Terserah."

"Wow. Kalian serasi dalam kata tapi sepertinya tidak dalam penampilan."

Ayra hanya tersenyum menanggapi kalimat yang diarahkan padanya oleh Bambang.

"Tunggu sebentar ya."

Baru saja beberapa langkah Rani itu akan turun namun langkah nya terhenti karena di ujung anak tangga telah berdiri lelaki paruh baya yang sangat menaruh kebencian pada dirinya bahkan lelaki itu tak pernah melihat wajahnya. Kali ini lelaki itu menatap wajah Rani bukan tatapan penuh benci tapi tatapan datar tanpa ekspresi.

"Pa-pa."

Dua kata terlontar dari bibir merah Rani secara terbata-bata dan Bambang mendengar itu melihat ke arah Rani berdiri.

Bambang menatap tajam lelaki itu. Tatapan penuh ketidaksukaan.

"Kenapa anda kemari Tuan Erlangga yang terhormat! Kaki anda akan kotor memijakkan kaki di tempat ini. Kami buka orang yang pantas yang anda kunjungi!!

Bambang telah berjalan dan berada tepat disebelah Rani dengan menarik Rani hingga berdiri di belakang tubuh nya yang lebih tinggi dari Rani.

"Plak!"

1
Mamahnya Rizka
wah ceritanya bnyk ilmu nih yg bisa di ambil
Fitri Futihah Al Karim
suka ni kalimat semoga para suami yg sdh lelah bekerja masih mau jdi tempat keluh kesah istri
Zulmadewi Wiwiek
Luar biasa
Ita Xiaomi
Ceritanya keren banget. Banyak nasihat dan pembelajarannya. Kesabaran, kesetiaan, perjuangan utk hijrah. Semangat berkarya kk. Berkah&Sukses selalu.
Faris Fahmi
suci itu jika disiram pake air yg mengalir😔😔
Faris Fahmi
ini otor nya orang Jawa timur bukan Thor?
soalnya saya banyak kenal orang dari berbagai daerah meskipun pernah mondok, tp tidak sedetail itu tau tentang najis
Ima Yusnia
balik lagi 2025 tor
Nabila Al Adibah
Luar biasa
Yora Fitriani86
Masya Allah Thor/Heart/
Yora Fitriani86
aamiin
Yora Fitriani86
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Siti Najiah
2025 hadiiir
mau komen keseeell.. ternyata udah ada yg mewakili😆
Al-Vunny Venny
eh ya ampun
Yus Warkop
terima lasih author belajar dari bu ayra caranya bagaimna menjadi seorang anak, istri dan ibu meskipun sudah terlanjur tapi tak ada kata terlsmbat dengan baca novel ini walaupun tertatih tatih aku belajar dari kesalahan dan hijrah, bersabar mengolah rasa meskipun belum bisa seperti yg sebenarnya
Yus Warkop
masih ada lanjutannnya,
Yus Warkop
aku baca novel ini pertama kali waktu abis corrona kalo gak salah sekarang mamfir lagi rindu , perempuan sholehah aku lagi belajar sabar
indah
Maa shaa Allaah Author keren banget 💖
indah
Maa shaa Allaah Keren 👏👏👏
indah
ya iya lah bang😥😥
Dulkarim Muda
/Tongue//Tongue/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!