NovelToon NovelToon
My Lovely Pilot Forever

My Lovely Pilot Forever

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: RUDW

Kisah ini mengisahkan tentang seorang gadis lugu dan seorang pilot playboy yang saling jatuh cinta. Pertemuan pertama mereka terjadi di dalam pesawat, ketika sang pilot memenuhi permintaan sepupunya untuk mengajak seorang gadis lugu, ke kokpit pesawat dan menunjukkan betapa indahnya dunia dari ketinggian, serta meyakinkannya untuk tidak merasa cemas. Tanpa diduga, pertemuan ini justru menjadi awal dari kisah mereka yang dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RUDW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Galau?

Sudah hampir sejam berlalu, Xander hanya berguling-guling di atas kasur. Ia terus mengumpati Leo karena tak kunjung membalas pesannya. Xander meminta sahabatnya itu mengirimkan foto Kross, pria yang katanya tampan. Namun, dasar Leo yang suka iseng, ia sengaja mengabaikan permintaan itu.

Xander sempat mencoba menelepon sepupunya, tetapi yang terjadi justru di luar dugaan. Alih-alih mendapat jawaban, ia malah disambut oleh suara-suara teriakan manja yang jelas merupakan hasil dari aktivitas dewasa.

Belum lagi, Jonathan mengumpat kesal karena Xander mengganggu momen berharganya dengan Claire.

Flashback

"Sepertinya aku harus menelepon Jonathan. Dia pasti punya data karyawan. Ya, lebih baik aku menelepon dia saja." Xander bergumam tak sabar. Ia benar-benar ingin melihat wajah Kross.

Drtt... Drtt... Drtt...

Panggilannya masuk, tapi tak diangkat. Xander mencoba lagi, tetapi tetap tidak ada jawaban.

Sementara itu, di sebuah apartemen mewah, sepasang kekasih tengah tenggelam dalam gelombang gairah. Claire yang berada di bawah kungkungan mesra Jonathan terus mendesah saat pria itu menghujamnya dengan penuh gairah.

"Ohh... Sayang, aku mau pipis... Ahh... Faster!" Claire meracau di tengah kenikmatan.

"Tunggu aku, Sayang. Kita sama-sama... Ohh... Ahh... Claire, kau sangat enak. Milikmu menjepit ular pitonku," geram Jonathan dengan suara tertahan.

Drtt... Drtt... Drtt...

Namun, fokus mereka terganggu oleh panggilan yang bertubi-tubi ke ponsel Jonathan.

"A-aa... Ada yang menelepon," lirih Claire, masih menahan nikmat.

"Abaikan saja. Tidak penting... Ahh... Enak banget, Sayang," tolak Jonathan, semakin dekat menuju puncak. Namun, panggilan itu terus berulang hingga Claire mulai terganggu dan meminta Jonathan menjawabnya.

Jonathan mendengus kesal. Padahal ia tinggal sedikit lagi, tapi sekarang harus menahan diri. Kepalanya benar-benar pusing.

"Ck, siapa sih yang mengganggu di saat seperti ini? Awas kalau tidak penting!" umpat Jonathan geram. Namun, begitu melihat nama penelepon, ia langsung menjawab, meski harus menahan geraman karena Claire dengan sengaja menggoyangkan pinggulnya, padahal mereka masih menyatu.

"Eemm... Ada apa? Dasar pengganggu...!! Ahh, Sayang, kau menjepitku!!!" antara kesal dan nikmat, Jonathan mengangkat panggilan dari Xander.

"Hei, kamu sedang apa? Kenapa napasmu ngos-ngosan?" tanya Xander heran dari seberang, tidak menyadari situasi Jonathan.

"Katakan ada apa, sialan! Kamu mengganggu kesenanganku. Kalau tidak penting, aku matikan!" geram Jonathan.

Saat itu juga, Xander sadar sepupunya sedang bermain dengan Claire. Bagaimana tidak? Ia bahkan mendengar dengan jelas desahan manja Claire yang menerima setiap hentakan lambat tapi dalam.

"Sorry, Brother, aku mengganggu kalian yang sedang menciptakan calon keponakan untukku. Aku cuma mau minta data dan foto manajer pemasaran bernama Kross," kata Xander, lalu terkekeh membayangkan wajah kesal Jonathan.

Namun, Jonathan yang kembali hanyut dalam gairah bahkan tidak mendengar permintaan Xander. Ia dan Claire sibuk mendesah tiada henti, membuat Xander yang awalnya penasaran kini justru kesal sendiri.

"Benar-benar sialan!" umpatnya, lalu langsung menutup telepon. Ia tak mau mendengar lebih banyak desahan yang mengganggu pendengarannya.

Flashback Off

Xander duduk di tepi kasur, berpikir keras. Haruskah ia menelepon siapa lagi? Kemudian, nama seseorang langsung muncul di kepalanya.

"Bodoh, kenapa aku tidak kepikiran menelepon dia dari tadi?" umpatnya menyadari kebodohannya sendiri.

Tanpa ragu, ia langsung menghubungi nomor Clarissa. Satu kali, dua kali, tak ada jawaban. Xander mulai kesal.

"Ke mana dia? Masa jam segini sudah tidur?" gumamnya, mengingat perbedaan waktu di negara mereka tidak terlalu jauh dari Berlin.

Ia mencoba sekali lagi, kali ini dengan lebih sabar.

Di tempat lain, Clarissa yang sudah terlelap awalnya tidak menyadari ponselnya bergetar. Namun, karena Xander pantang menyerah, getaran ponselnya terus berulang hingga akhirnya gadis itu terusik dan terpaksa bangun.

Dengan mata yang masih setengah terbuka, Clarissa melihat layar ponsel.

"Orang gila?" gumamnya heran.

"Halo. Siapa ini?" tanyanya dengan suara serak, masih mengantuk. Ia bahkan tidak menyadari bahwa nomor itu sudah ia simpan.

"Baby, kamu tidak menyimpan nomorku?" suara Xander terdengar dari seberang.

Clarissa mengerutkan kening. Seseorang memanggilnya baby? Suara ini terdengar begitu familiar.

"Kak Xander?" tanyanya ragu.

"Ya, akhirnya kamu mengingatku. Apakah kamu tadi sedang tidur?"

"Ya, di sini sudah hampir jam sepuluh malam," jawab Clarissa dengan nada malas. Ia terlalu mengantuk setelah seharian bekerja, belum lagi harus menghadapi gosip kantor yang mengganggunya.

"Ada apa, Kak?" tanyanya lagi.

Namun, di seberang sana, Xander tiba-tiba kehilangan kata-kata. Otaknya mendadak kosong. Ia terdiam, tidak mengatakan apa pun.

Clarissa mulai kesal menunggu.

"Kalau tidak ada yang penting, saya tutup ya, Kak. Saya mengantuk."

"Eh, tunggu!" cegah Xander cepat.

"Kamu tidak merindukanku?" tanyanya tiba-tiba. Ia sendiri tidak tahu apa maksudnya bertanya seperti itu.

Clarissa terdiam sesaat, lalu menjawab dengan nada datar, "Tidak."

Jawaban itu membuat semangat Xander langsung menguap. Ia sendiri tidak mengerti kenapa ia bertanya hal seperti itu, tetapi akhir-akhir ini, pikirannya selalu dipenuhi Clarissa.

Juga tentang Kross—pria yang dikabarkan dekat dengan gadis itu.

"Seberapa dekat kamu dengan pria itu?" tanyanya lagi, kali ini lebih serius.

Clarissa mengernyit. "Pria? Pria yang mana? Siapa?"

"Kross. Leonardo bilang kamu dekat dengannya. Benar begitu?" Xander tidak sabar menunggu jawaban Clarissa, tetapi di sisi lain, ia juga takut jika gadis itu membenarkan dugaan tersebut.

Clarissa mendesah panjang. Pertanyaan itu membuatnya kesal.

"Kalau Kak Xander hanya ingin menanyakan hal tidak penting seperti ini, lebih baik saya tutup saja panggilannya," ucapnya tegas.

Xander terdiam. Dari nada suara Clarissa, ia tahu gadis itu tidak suka ditanyai tentang Kross.

Lalu apa artinya ini?

Apakah Clarissa benar-benar tidak memiliki hubungan apa pun dengan pria itu? Atau justru sebaliknya—mereka memiliki sesuatu yang spesial, tapi tak ingin ada yang tahu?

Xander menghela napas. Ia bahkan tak mengerti kenapa dirinya merasa galau.

Tapi satu hal yang pasti—Clarissa adalah satu-satunya gadis yang akhir-akhir ini terus mengusik pikirannya.

"Clarissa, aku merindukanmu..." ucapnya pelan.

Namun, sayangnya, panggilan sudah lebih dulu diputus oleh gadis itu.

1
RUDW
Hallo semua, Karya baru saya sudah launching. Jangan lupa dukung ya. Like, koment, vote yang banyak. Terima kasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!