Bayi Rahasia CEO

Abian pun mengatakan pada Adrian bahwa dalam perusahaannya ada mata-mata karena bocah genius ini bisa mengetahui ada pergerakan dari orang internal BTS Group yang masuk ke benteng database namun bukan pada jalur semestinya. Lalu Abian meminta Adrian untuk bisa mengetahui seluruh pandangan cctv di BTS Group saat ini untuk dinyalakan pada beberapa monitor di ruangan khusus tersebut agar bisa segera tahu siapa mata-mata tersebut.

Adrian tak habis pikir ternyata ada orang dalam perusahaannya yang bekerja sama dengan lawan yang ingin menghancurkan perusahaannya. Sungguh ia makin dibuat kagum oleh Abian karena sebelumnya ia sudah menyewa jasa IT profesional untuk menangani kasus perusahaannya namun selalu berjalan tak mulus.

Setelah Abian memasukkan rumus jaringan software khusus yang ia buat dengan sekali klik akhirnya muncullah IP address atau alamat IP yang digunakan mata-mata tersebut dan sepertinya orang itu juga kurang pintar menurut Abian karena ia berusaha menyusup di jam kerja seperti ini dan menggunakan IP address BTS Group yang otomatis bisa dengan mudah Abian ketahui.

"Om cari siapa karyawan Om yang menggunakan IP address ini. Hari ini ada satu cctv di area lantai CEO yang padam satu. Hal ini sangat janggal, kecuali sengaja dimatikan. Di lantai CEO selain ruangan Om, ada siapa lagi yang bekerja di sana?" tanya Abian.

"Ada Gerry asisten Om, Lala sekretaris, dan Pak Hadi Manajer Operasional. Ada apa Son?" tanya Adrian penasaran.

"Salah satu dari mereka adalah mata-mata musuh Om," ucap Abian penuh keyakinan.

Lalu Abian menunjukkan beberapa bukti dari IP address, cctv padam dan beberapa petunjuk lainnya. Abian menyuruh Adrian membawa beberapa pihak keamanan untuk mengecek secara langsung dan menangkap mata-mata tersebut.

Setelah Adrian mengecek pemilik IP address yang diberikan Abian pada komputer database karyawan, dirinya begitu terkejut karena Lala sang sekretarisnya yang sudah bekerja padanya selama tiga tahun terakhir adalah pemiliknya. Adrian langsung mengecek melalui history cctv pada ruangan Lala serta pergerakan selama satu minggu terakhir pada wanita itu ternyata dua hari lalu sang sekretaris masuk ke ruang visi khusus secara diam-diam pada saat penjaga ruangan itu ke toilet padahal dirinya tak ada kepentingan di sana.

Adrian membawa beberapa bodyguardnya menuju ke ruangan Lala secara mengendap-endap. Sedangkan Lala tengah sibuk meretas sesuai anjuran Arman dan hacker mereka agar membuat kacau sistem benteng BTS Group. Saat tengah sibuk dengan aksinya, Lala tak melihat situasi sekitarnya sehingga saat pintu ruangan tempatnya berada di buka, ia sangat terkejut melihat Adrian datang bersama bodyguardnya.

"Brengsek kamu La, ternyata kamu mata-mata musuh. Apa salahku padamu sampai tega berbuat seperti ini hah!" teriak Adrian pada sekretarisnya itu.

Lala yang syok karena aksinya kepergok oleh Adrian ia langsung tertunduk lemas karena memang dirinya terpaksa melakukan hal ini sebab berada dibawah ancaman.

"Maaf...maaf Tuan. Saya terpaksa karena mereka mengancam," ucap Lala dengan terisak-isak dan berlutut di depan Adrian seraya mengatupkan kedua tangannya di depan untuk meminta maaf.

"Mereka siapa hah?" bentak Adrian.

"Saya tak tahu Tuan, ibu saya sedang sakit di rumah sakit dan butuh biaya banyak untuk operasi saat itu. Mereka memberi saya uang untuk operasi ibu saya dengan jalan kerjasama sebagai mata-mata bagi mereka. Awalnya saya menolak namun adik saya disekap Tuan sehingga mau tak mau saya mengikuti apa mau mereka. Sekali lagi maaf Tuan tapi saya mohon jangan penjarakan saya. Kasihan ibu dan adik saya bagaimana nasibnya," ucap Lala menangis tersedu-sedu.

Lala mengakui dirinya memang bersalah karena menuruti apa yang di mau oleh pihak lawan tetapi ia lakukan karena memang di bawah ancaman Arman dan Zoya. Akan tetapi memang hingga sekarang, Lala tak tahu siapa yang menyuruhnya karena hanya pesuruh yang selalu menghubungi dirinya dan menemuinya jika ada hal mendesak yang harus disampaikan dari bos mereka untuk Lala.

Adrian dengan terpaksa mengamankan Lala terlebih dahulu ke tempat yang aman karena dirinya saksi kunci. Adrian juga menyuruh anak buahnya memperketat penjagaan ibu Lala di rumah sakit serta segera mencari keberadaan adik Lala yang kabarnya disekap oleh pihak musuh.

"Apa software antivirus buatanmu masih cukup lama Son?" tanya Adrian cemas.

"Saya minta waktu satu hari lagi Om," jawab Abian yang masih serius mengerjakan tugas pokoknya itu.

"Apa kamu juga bisa mendeteksi dimana keberadaan hacker tersebut yang menyerang sistem perusahaan Om?" tanya Adrian.

"Software yang saya ciptakan kali ini bukan hanya menjadi penjaga pertahanan sistem utama Om dan menumpas para hacker tersebut akan tetapi saat mereka menyerang maka kita langsung bisa mendeteksi di mana mereka berada dan mengacaukan sistem mereka balik secara membabi buta yang akan membuatnya kelimpungan." ucap Abian dengan semangat.

"Genius kau Son. Papamu pasti bangga punya anak hebat sepertimu" ucap Adrian dengan nada sumringah dan bangga pada bocah di depannya ini.

Deg...