"Syukurlah kau sudah bangun,"
"K-ka-kamu siapa? Ini… di mana?"
"Tenang dulu, oke? Aku nggak akan menyakitimu.”
Ellisa memeluk erat jas yang tadi diselimuti ke tubuhnya, menarik kain itu lebih rapat untuk menutupi tubuhnya yang menggigil.
"Ha-- Hachiiih!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
membangunkan Ellisa
Pagi itu, suara celoteh ringan Elmira memenuhi kamar. Anak kecil itu bangun lebih dulu dan bermain sendiri di kasur.
Suaranya yang riang akhirnya membangunkan Ellisa, yang masih merasa lelah setelah malam panjang.
Ellisa menggeliat pelan, mengucek matanya sambil menoleh ke arah Elmira. "Elmira, kamu udah bangun?" sapanya dengan senyum mengembang.
"Nya nya nya!" balas Elmira ceria, sambil merangkak mendekati Ellisa.
Ellisa terkekeh, mengusap kepala bocah kecil berusia 7 bulan itu. "Kamu pagi-pagi udah ceria banget, ya."
Tiba-tiba, aroma harum masakan tercium dari arah dapur. Ellisa berhenti sejenak, mengendus pelan. “Hmmm... harum banget. Apa Kak Sam udah pulang, El?” tanyanya, setengah berharap.
"Auu ne ne nen," celoteh Elmira tak jelas, sambil meraih-raih minta digendong.
Ellisa mengangkat bocah itu dengan lembut, menempelkannya ke dadanya. "Oke, ayo kita cek ke dapur," katanya sambil berjalan keluar kamar.
Namun, saat tiba di dapur, bukan Sam yang ia temui. Seorang wanita paruh baya dengan seragam dapur sedang sibuk di depan kompor.
Dia memutar kepala dan tersenyum ramah begitu melihat mereka. “Oh, kalian sudah bangun?” sapanya dengan nada hangat. “Sarapan hampir siap.”
Ellisa mengerutkan dahi. "Maaf, Anda siapa ya?"
“Saya Nyonya Koki yang baru dipanggil oleh Tuan Sam,” jawab wanita itu sambil menuangkan sup ke dalam mangkuk. “Beliau minta saya datang untuk membantu kalian.”
“Oh, begitu...” Ellisa sedikit terkejut, lalu tersenyum canggung. "Terima kasih, Nyonya. Saya kira Kak Sam yang masak sendiri tadi."
Nyonya Koki tertawa kecil. “Ah, Tuan Sam memang sibuk sekali. Dia hanya menitip pesan bahwa saya harus memastikan kalian makan dengan baik.”
Elmira, yang digendong Ellisa, mulai mengoceh lagi sambil menunjuk mangkuk sup. "Aaa uu!" serunya, seolah meminta makanan.
“Lapar, ya, El?” Ellisa tertawa kecil. Dia duduk di meja dapur sambil memangku Elmira. “Kalau begitu, boleh saya bantu menyuapi dia?”
“Oh, tentu,” jawab Nyonya Koki sambil menyodorkan mangkuk kecil dengan sendok khusus anak-anak.
Ellisa mulai menyuapi Elmira perlahan, sementara Nyonya Koki melanjutkan pekerjaannya di dapur.
Dalam hatinya, Ellisa merasa lega dan sedikit terharu dengan perhatian Sam yang memanggil bantuan untuk mereka.
Sambil menyuapi Elmira, Ellisa melirik ke arah pintu, berharap Sam benar-benar akan pulang lebih cepat seperti yang ia janjikan. "Kenapa Kak Sam belum pulang."
“Kalau kalian sudah selesai makan, silakan mandi. Air hangatnya sudah saya siapkan di kamar mandi,” kata Nyonya Koki dengan ramah, sambil mulai membereskan dapur.
Ellisa melirik Elmira yang sedang asyik menggenggam sendok kecilnya. "Elmira, apa kita bisa mandi bareng pagi ini?" tanyanya sambil tersenyum lembut.
“Nya nya nya,” celoteh Elmira sambil tertawa kecil, seperti mengerti apa yang diajukan Ellisa.
Ellisa terkekeh, mengusap kepala bocah kecil itu. "Baiklah, pagi ini kita mandi bareng ya, pakai air hangat. Pasti segar banget," sahutnya dengan nada riang.
Setelah memastikan Elmira sudah kenyang, Ellisa menggendongnya menuju kamar mandi.
Di kamar mandi, Ellisa mempersiapkan perlengkapan mandi Elmira—sampo bayi, sabun cair beraroma lavender, dan handuk kecil dengan motif kelinci. Elmira tampak bersemangat, menggoyangkan tangannya ke sana kemari.
"Elmira, kamu ini kayaknya nggak sabar banget, ya. Tenang, airnya udah siap kok," kata Ellisa sambil menyalakan kran air hangat, uap tipis mulai memenuhi ruangan.
Ellisa melepas pakaian Elmira dengan hati-hati, memastikan bocah kecil itu tetap nyaman.
"Wah, air hangat ini enak banget," katanya sambil mencelupkan tangan kecil Elmira ke dalam bak mandi. Elmira tertawa riang, cipratan air kecil mengenai wajah Ellisa.
"Heh! Nakal ya kamu. Ini kakak jadi basah duluan," candanya sambil tertawa.
Saat mereka berendam bersama, Ellisa mulai menyiramkan air hangat ke tubuh Elmira, sembari mengajaknya berceloteh. "Kamu senang kan pagi ini dimandikan kakak?" tanyanya lembut.
Elmira mengangguk-angguk dengan polos, tangannya sibuk memercikkan air. "Nya nya nya!" serunya riang, membuat Ellisa tertawa lagi.
Ellisa mengusap punggung kecil Elmira dengan lembut. Elmira, dengan mata bersinar penuh kegembiraan, memegang bebek karet kecil di tangannya, meremas-remasnya hingga mengeluarkan suara lucu.
"Quack quack! Elmira, bebeknya minta berenang!" ujar Ellisa sambil tertawa kecil.
Elmira tertawa riang, lalu menyipratkan air ke arah Ellisa. "Nya nya nya!" serunya, seolah memberi tantangan kecil pada kakaknya.
"Astaga! Elmira, kamu ngajak perang air nih!" Ellisa pura-pura marah, tetapi malah ikut menyipratkan air kembali ke Elmira.
Cipratan air melompat ke segala arah, membasahi lantai kamar mandi hingga uap hangat bercampur aroma sabun lavender memenuhi udara.
Di tengah keasyikan itu, Ellisa tiba-tiba mulai bersenandung. Suaranya lembut dan merdu, membuat Elmira terdiam sejenak, menatap kakaknya dengan mata polos penuh rasa ingin tahu.
"Di pagi cerah ini, kita bermain air~ Bersama Elmira yang ceria, semuanya jadi indah~"
Ellisa menciptakan lirik sederhana sambil terus menyiramkan air ke rambut Elmira. Elmira, yang tak mau kalah, mulai meniru nada Ellisa, meski hanya berupa celotehan tanpa makna.
"Nya nya nya~ nya nya nya~"
Keduanya tertawa bersama, suara mereka bercampur dalam harmoni riang yang mengalir keluar dari kamar mandi.
Dari luar, Nyonya Koki mendengarkan suara merdu itu dengan senyum di wajahnya. "Anak-anak itu benar-benar membawa kebahagiaan," gumamnya pelan.
Kembali ke kamar mandi, Ellisa mulai membasuh tubuhnya sendiri dengan sabun. "El, giliran kamu yang mandiin kakak ya," ucap Ellisa lucu.
"Nya nya nya," Elmira menepuk-nepuk paha Ellisa hingga memunculkan bunyi cipratan.
"Kan, pinter. Ini, pipi Kakak juga." Ellisa mendekatkan wajahnya ke Elmira dan bocah itu mengusap-usapnya dengan sabun.
Tangan Elmira beralih menepuk-nepuk dadanya. "Elmira, bukan disitu tepuk-tepuknya," desah Ellisa gemas.
"Nen ne nen ne~"
"Minumnya nanti, Elmira." Sahut Ellisa.
Nada tangisan mulai keluar di bibir mungil Elmira. Ellisa yang mendengar itu mendesah lembut, "Baiklah. Bentar aja ya."
Tubuh mereka berdua pun saling menempel. Ellisa memeluknya sayang dan Elmira menghisapnya dengan kuat.
Tangan satu Elmira usil sambil menepuk-nepuk dada Ellisa dan menarik-narik ujungnya. "Elmira, jangan gitu donk~" desah Ellisa.
"Kyaa!! Ta ta ta ta," Elmira melepas kecupannya dan berceloteh riang menatap Ellisa.
"Ih, lucu banget sih kamu." Ellisa mengusap rambut Elmira dengan lembut, lalu membilasnya hingga bersih.
"Oke, sekarang rambutnya sudah wangi! Elmira jadi princess pagi ini!" seru Ellisa dengan nada ceria, membuat Elmira kembali tertawa kecil.
"Siap, kita bilas yang terakhir, terus pakai baju cantik ya!" kata Ellisa, sebelum menuangkan air hangat ke tubuh Elmira sekali lagi.
Saat akhirnya selesai, Ellisa mengangkat Elmira keluar dari bak mandi, membungkusnya dengan handuk lembut berbentuk kelinci.
"Nah, siapa princess yang paling cantik pagi ini?" tanya Ellisa sambil menatap Elmira penuh kasih.
Elmira hanya tertawa, tangannya kecilnya memukul-mukul lembut pipi Ellisa. Suara riang mereka terus terdengar hingga mereka keluar dari kamar mandi, membawa keceriaan pagi itu ke seluruh rumah.
BTW gantian ke cerita ku ya Thor. Poppen. Like dn komen kalo bs. /Grin/