Arisha, gadis yang tidak pernah merasakan kebahagiaan setelah orang tuanya berpisah.
Tak disangka, takdir membawanya bertemu shean. Pria yang ditinggal istrinya setelah melahirkan putranya..
Demi biaya operasi ibunya, risha terpaksa menerima tawaran shean untuk menjadi ibu sambung dari putranya yang hanya menginginkan gadis itu..
Mampukah Risha menjalani peran Seorang ibu untuk Archie, dan menjadi istri kontrak untuk shean?...
Happy reading...
Tinggalkan jejak berupa Like komen jika suka dengan cerita ini. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Rindu Udara Luar
"Ma ma ma ma ma..." Archie memukul-mukul Dada Risha yang tertutup Selimut. Sontak saja Risha Baru sadar, jika disampingnya ada malaikat kecilnya.
Sebelah tangan risha keluar dari dalam selimut dan mengusap kepala putranya. Tangannya yang putih polos terekspos sempurna membuat Risha sadar, Bahwasanya dirinya saat ini masih dalam keadaan Tanpa Sehelai benang, dan hanya tertutup Selimut tebal.
"Kenapa?" Shean menggaruk tengkuknya karena merasa risih dengan Tatapan Tajam penuh arti dari Istrinya. Gara-gara Pria itukan, Risha jadi terlambat bangun.
Risha beralih menatap putranya yang sudah tampan. Sepersekian detik Risha baru menyadari sesuatu. Tangannya mengusap Wajah halus itu.
Risha tertawa pelan. "Siapa yang membedakimu, Sayang. Hem?" Tanya Risha diiringi dengan Tawanya. Shean jadi garuk-garuk kepala mendengar Pertanyaan yang meluncur dari bibir istrinya.
"Pa pa" Jawab Archie menunjuk papanya dengan tangan.
"Kamu, Shean?" Risha menatap tak percaya.
"Y ya, siapa lagi? Masih ngantuk?" Tanya Shean ketika Risha kembali menguap.
Risha menggeleng pelan, sejujurnya iya. Semalam tidurnya tidak cukup seteleh tubuhnya Remuk redam karena Ulah Shean, ditambah Hujan yang semakin mengguyur deras menambah Dinginnya Ruangan kamar, padahal AC sudah dimatikan.
"Tidurlah lagi. Ayo Archie..." Shean Menggendong putranya, Rencana ingin menyuruh Anja Mengasuh Archie seharian. Karena Sebenarnya, dia pun masih ingin bermanja-manja menikmati Hari dengan Sang istri, apalagi dicurah hujan deras ini.
"Mau dibawa kemana?" Risha menahan tangan Shean.
"Tenang saja, Archie akan bersama Anja." Shean mengedipkan sebeleh matanya, bermaksud mengkode Risha agar istrinya mengerti maksudnya. Untungnya Archie menurut dan tidak rewel, jadi memudahkan Shean Meninggalkannya.
Shean langsung masuk kedalam kamar sebelah dan ikut bergabung kembali diatas ranjang. Risha yang sempat memejamkan mata sebentar menikmati dinginnya udara yang menembus kulitnya pun langsung membuka matanya. Shean sudah ikut menyusup kedalam selimut dan semakin merapatkan tubuhnya ketubuh istrinya, membuat Risha Memberontak karena Risih
"Shean, lepas..." Lirih Risha.
"Sebentar, sayang..." Ucap Shean melingkarkan tangannya membawa Istrinya kedalam pelukannya. Risha Akhirnya diam menurut membiarkan Kehangatan Kini menyelimutinya.
"Shean." Sentak Risha berusaha menahan Tangan Pria yang kini tangannya mulai bergeliyaran kemana-mana.
Shean Terkekeh mendengarnya. Justru pria itu semakin Gencar menggoda Istrinya. Risha menahan Geli ketika Tangan Shean merambat Keda danya yang hanya tertutup Selimut.
"Shean, plis..." Lirih Risha berusaha menahan Gejolak Aneh yang kini kembali hinggap.
"Apa sayang, hem?" Shean menunduk mengecup bibir pink kesukaannya.
"Aku lelah, Shean." Keluh Risha menyembunyikan Wajahnya didada Pria itu.
Shean Tersenyum mendengarnya. Tangannya mengacak-acak gemas Rambut Panjang yang sudah berantakan itu. Shean semakin memgeratkan Pelukannya, Memberikan kehangatan Dipagi yang semakin menjelang Siang, namun tertutup awan Mendung yang mendukung.
Sore hari Risha baru Benar-benar Kembali kealam sadarnya. Seteleh Membersikan Tubuhnya dan berendam diair hangat guna Mengembalikan Otot-otot tulang dan persendiannya yang kaku remuk redam, Risha kini sudah segar kembali. Rambutnya Masih basah bahkan ada yang masih meneteskan air. Dres Putih Selutut tanpa lengan dan Dada atasnya yang hampir Terekspos kini melekat sempurna ditubuhnya. Risha meneliti Penampilannya dikaca Rias dikamarnya, karena saat hendak mandi, Dia sudah pindah kekamar utama.
Bercak-bercak merah kehitaman dileher, dada, bahu bahkan sekujur tubuhnya pun turut menjadi Penghalang Kebersihan dikulit putihnya. Risha memegang leher yang nampak Membiru bekas gigitan Shean. Bukan Hanya 1 namun banyak, Risha tersenyum ketika melihat Tanda yang kini menghiasi Tubuhnya. Sebenarnya malu, namun sudah terlanjur juga.
"Apakah kurang?" Tanya Shean yang tiba-tiba sudah berdiri tepat dibelakangnya. "Kalau kurang, aku bisa menambahnya lagi. Dengan senang hati.." Imbuh Shean menundukkan tubuhnya mengecup pipi kiri Risha.
"Terlalu Banyak Shean. Kau keterlaluan.."Protes Risha Memanyunkan bibirnya, Sebel dengan Ulah Suaminya. Shean tersenyum melihat Wajah istrinya dikaca Rias.
"Apa masih sakit?"
"Emm.. Itu, sedikit..." Risha malu mengatakannya. Shean paham akan hal itu. Itu wajar dan lumrah bagi gadis yang baru melepas Barang berharganya. Bahkan dulu mantan istrinya lebih dari risha, Sangat manja bahkan seharian penuh tidak mau beranjak dari ranjang. Katanya sakit jika bergerak.
"Nanti lama-lama akan terbiasa. Maaf ya..." Ucap Shean Pelan membelai rambut Istrinya.
Risha menggeleng tidak menerima ucapan maaf Shean. Dan apa katanya, lama-lama akan terbiasa, apakah mereka akan mengulang lagi, begitu? Risha masih terbayang rasanya yang menyakitkan ketika shean memaksakan Menembus. Tidak, Risha menggeleng keras. Tidak mau mengulangi lagi!
"Kenapa?" Shean mengerutkan keningnya, bingung dengan Sikap Istrinya.
"Archie...Dimana Archie?" Risha mengalihkan pembicaraan.
"Dia dibawah. Tenang saja, Putramu tidak rewel seharian ini. Mungkin paham, kalau mamanya lagi capek." Shean mengedipkan matanya, risha bisa melihat itu dari kaca didepannya.
"Minggir." Sentak Risha berdiri.
"Galak banget..."
Tanpa mengubris ucapan Shean, Risha langsung meninggalkan kamar mencari Sang Pangeran kecil yang membuatnya Rindu.
..._***_...
"Nanti pulang jam berapa?" Tanya Risha sebelum Shean berangkat Kerja. Saat ini mereka berdiri didepan rumah.
"Kamu maunya jam berapa?"
Belum juga pergi, Risha sudah bertanya-tanya.
"Secepatnya..."
"Aku tidak jadi kerja."
"Kok gitu?" Risha mengernyitkan keningnya.
Shean mendengus. "Aku belum Pergi, sayang. Kamu sudah tanya kapan pulang...".
"Aku kan hanya bertanya. Yaudah tidak jadi!"
"Sensitif banget...Nanti aku pulang jam 4"
Risha mengangguk-angguk saja sebagai jawaban.
"Aku izin pergi..." Risha ragu bertanya. Semenjak Shean mengetahui Dia yang diam-diam tanpa sengaja bertemu Jaxton membuat Risha kadang merasa takut. Apalagi Shean terang-terangan tidak menyukai Jaxton dan melarangnya bertemu.
"Mau kemana?"
"Aku ingin membeli perlengkapannya Archie yang mau habis. Sekalian bulanan kebutuhan Rumah.." Jawab Risha, berharap Shean mengizinkannya.
"Tidak perlu. Kau duduk manis saja dan bermain dengan Archie dirumah. Asistenku yang akan mengurus!" Titah Shean.
"Plis Shean. Aku janji tidak akan macam-macam... ." Risha berusaha memohon. Ayolah, dia bosan dikurung dirumah beberapa hari. Rindu udara luar yang bebas.
"Tunggu besok, aku akan mengantarmu."
Risha mendengus kesal. Inginnya kan sekarang bukan Besok. Shean itu gimana sih? Tidak peka banget.
Risha meremas ujung bajunya mencoba memikirkan sesuatu. Andalah Jurus terbaik. Tangannya Menyentuh dada Shean yang terbalut kemeja dan jas kerja.
Shean merinding melihat aksi istrinya yang sudah sangat nakal menggodanya. Risha semakin mendekatkan tubuhnya. Berjinjit mengecup Singkat bibir Shean. Membuat Shean diam ditempat.
"Boleh, ya..." Risha Mengedipkan matanya berulangkali. Berharap Pria itu mau luluh. "Tidak gratis kok." Imbuh Risha, sebenarnya takut juga.
Merasa mendapat makanan lagi, Shean pun sepertinya tak ingin membuat Istrinya berubah pikiran. Mereka kan hanya melakukannya sekali, seteleh malam itu sampai beberapa hari, Risha selalu menghindar.
"Serius?" Shena menaikkan sebelah alisnya.
"I iya..." jawab Risha menggigit kecil bibir bawahnya sendiri. Membuat Shean merasa Wanita didepannya sengaja menggodanya. Bisa-bisa shean tak kuat.
"Aku peganh Ucapan kamu. Perginya diantar sopir dan Anja. Dan ingat, jangan temua pria lain tanpa sepengetahuanku..." Tegas Shean Mengingatkan Risha.
"Aku janji."
"Sudah aku kerja dulu ya. Nanti terlambat.."
Risha mengangguk. Shean menunduk menyamai wajah Istrinya, Satu kecupan dan ******* pelan langsung diberikan sebagai semangatnya dipag kali ini. Risha membalasnya dan berusaha mengimbangi Ciumama memabukkan dari shean. Hingga beberapa Detik, risha mulai kehabisan nafas. Kunang-kunang mulai berterbangan dikepalainya. kedua tangannya Memukul-mukul dada Shean membuat Shean langsung menghentikan Dirinya. Diusapnya pelan bibir merah muda yang sudah bengkak. Satu kecupan mendarao dikening risha.
"Aku berangkat dulu..." Ujar Shean. Risha mengangguk dan melambaikan tangannya ketika Shean sudah memasuki mobil yang sudah siap didepan rumah.
Seperti Ucapan shean, risha pergi ditemani Anja. dan satu sopir berjaga didepan. Risha pergi ke Mall untuk membeli beberapa pakaian buat Archie.
Anja berjalan menggendong Archie, karena anak itu tak mau didorong di Stoller. Risha sudah memilih beberapa baju untuk putranya
"Risha..."
Bersambung...