Sequel Cinta, Luka dan NERAKA
Mendadak hamil akibat ulah mantan kekasihnya yang ingin menjebaknya agar kembali ke pelukan sang mantan justru membuat Linda berakhir one night stand dengan seorang CEO dari BTS Group, Adrian Wicaksana (40 tahun), duda tanpa anak yang sudah 10 tahun ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh mendiang istrinya karena sakit kanker. Benih yang tertinggal karena malam panas itu membuahkan sebuah janin tak berdosa yang menjadi bayi rahasia.
Kehidupan yang bagai bumi dan langit serta masa lalu kelam terutama dirinya bukan wanita suci membuat Linda merasa tak pantas bersanding dengan Adrian. Memutuskan lari sejauh mungkin membawa benih rahasia mereka hingga tumbuh menjadi anak yang genius namun hidup pilu tanpa seorang Ayah di sampingnya.
Simak kisahnya...
Karya ini telah menandatangi kontrak eksklusif dengan NovelToon dan hanya boleh dipublikasikan di platform ini. Segala bentuk pelanggaran hak cipta akan dikenakan sanksi hukum.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyerangan
Deg...
"Apa ini Bundanya Abian?" tanya Adrian dalam hati yang kini dalam genggaman tangannya menggenggam sebuah bingkai foto.
Foto seorang wanita berhijab sedang menggandeng tangan Abian dengan latar belakang jalan desa yang kanan kiri banyak pepohonan. Tampak potret ini diambil oleh seseorang dari belakang mereka yang sengaja memotret pemandangan indah antara anak dan ibunya yang tampak riang.
Ada sebuah senyum merekah terbit di wajah Adrian saat melihat foto tersebut. Namun sayang dirinya hanya bisa melihat jelas wajah Abian yang tertawa riang namun wajah wanita berhijab itu tak bisa Adrian lihat karena hanya tampak postur tubuh dari sisi belakang bukan di potret dari depan sehingga tak tampak wajah cantiknya wanita itu.
(Othor gak maksud PHP in Adrian loh xixi...)
"Astaga Adrian buang jauh-jauh pikiranmu yang aneh-aneh. Ingat dia pasti Bunda Abian sekaligus istri orang. Jangan sampai menjadi pebinor" gerutu Adrian dalam hati.
Setelah itu ia meletakkan kembali bingkai foto itu pada tempat semula dan bergegas turun ke bawah untuk melenggang ke kantornya langsung. Saat di perjalanan menuju BTS Group, Adrian sudah mendapat pesan dari Anisa bahwa mereka sudah berada di kantor tepatnya di ruangan khusus dan didampingi Gerry juga.
BTS Group
Setibanya di parkiran kantornya, Adrian langsung menaiki lift khusus CEO dan menuju ke ruangan khusus dimana Triple A berada di sana.
"Apa kakakmu sudah mau ke sini?" tanya Anton.
"Iya Mas, sebentar lagi sampai kok" ucap Anisa.
Sedangkan Abian sejak awal menginjakkan kaki di depan BTS Group, ia begitu tercengang ingat dengan isi ponsel Bundanya yang menelusuri informasi perusahaan ini dan CEO nya. Dirinya tak menyangka bahwa perusahaan keluarga kakak cantiknya adalah perusahaan yang sama dengan yang Bundanya sering telusuri.
Abian tentu meyakini BTS Group ini adalah perusahaan yang sama karena memang di Jakarta tidak ada kembarannya. Saat di depan terlihat dari logo, design dan warna gedung sangat terlihat betul seperti yang ia lihat. Saat Anton , Anisa dan Gerry tengah sibuk mempersiapkan segala sesuatu dan juga menunggu kedatangan CEO BTS Group, Abian melihat segala hal yang ada di dalam perusahaan ini dengan seksama bahkan ia sudah membaca di papan nama ruangan CEO tertera nama Adrian Wicaksana, nama yang sama persis dengan isi ponsel Bundanya.
Ceklek...
"Halo semua, apa sudah siap?" tanya Adrian yang sudah datang dan masuk di ruangan khusus tersebut.
"Sudah Pak" ucap Gerry sopan.
"Kakak, aku kangen padamu" ucap Anisa yang mendadak berhambur memeluk Adrian.
"Sudah besar juga masih kangen sama kakaknya, kata Mama kamu bawa calon menantunya yang mana nih orangnya?" tanya Adrian pura-pura tak tahu.
"Apaan sih kak, kita ke sini mau bantu perusaahan bukan untuk hal pribadiku. Oh ya perkenalkan kak ini Mas Anton, anak kepala desa X sekaligus tetangga baik Abian si bocah genius" ucap Anisa seraya memperkenalkan Anton pada Adrian.
Keduanya pun saling berjabat tangan dan bercakap-cakap sejenak. Di sebuah sudut ada seorang anak kecil memantau seluruh pergerakan dari gestur dan tutur kata Adrian dengan tatapan yang cukup tajam menelisik.
"Bocah yang kamu katakan genius itu mana Nis?" tanya Adrian.
"Oh iya tadi Abian sedang ke toilet kak, ehm.." ucap Anisa terpotong akan suara Abian yang menyapa mereka tiba-tiba.
"Aku di sini kakak cantik" ucap Abian seraya tersenyum lebar melangkah menuju ke tempat orang-orang tersebut bercengkerama.
"Nah ini Abian kak. Ayo kalian berdua saling berkenalan" ucap Anisa.
Deg...
Mendadak hati Adrian berdegup kencang bahkan bertalu-talu seperti suara gendang. Tadi ia sudah melihat foto anak ini dari bingkai foto yang ada di kamar tamu. Namun saat melihatnya langsung sungguh ada desir aneh yang melingkupi ruang kalbunya. Akhirnya Abian yang sudah mengulurkan tangannya pada Adrian untuk berkenalan dengan sopan namun tak disambut oleh Adrian yang terbengong melihat rupa bocah itu seakan terbius akan sesuatu yang ia sendiri tak tahu apa itu.
"Kak, kok bengong" tegur Anisa seraya menyenggol lengan Adrian hingga membuat sang empunya terkesiap.
"Eh maaf, hai Son salam kenal dari Om Adrian. Semoga kamu betah ya di Jakarta yang cukup ramai ini" ucap Adrian seraya ingin mencairkan suasana.
"Iya Om dengan senang hati" balas Abian dengan senyum sumringah seraya mencium punggung tangan Adrian sebagai tanda hormat kepada orang yang lebih tua yang selalu diajarkan oleh Bundanya.
Dag...dig...dug...
Jantung Adrian semakin dilanda kegugupan mendalam namun ada perasaan bahagia tak terhingga ketika Abian mencium punggung tangannya. Ia merasa sedang dicium bakti oleh putranya sendiri.
"Nama lengkapmu siapa Son?" tanya Adrian.
"Abian Langit Putra. Kenapa Om?" tanya Abian.
"Ah tidak hanya saja bertemu denganmu seperti menemukan seseorang yang telah lama hilang dari hidup Om" ucap Adrian.
"Sudah-sudah sesi interviewnya nanti saja secara detailnya dilanjutkan di rumah. Sekarang mari kita bekerja keras. Tim duren alias duda keren siap ya?" tanya Anisa seraya sebelumnya memotong sesi tanya jawab antara kakaknya dengan Abian karena Anisa tidak mau membuang waktu. Selesai lebih cepat akan lebih baik sebelum musuh beraksi lebih lanjut khawatir serangan selanjutnya akan lebih berbahaya untuk BTS Group tentunya.
"Nis, kenapa duren sih?" ucap Adrian setengah merajuk seperti anak kecil membuat Gerry tertawa dalam hati takut dipecat bosnya sedangkan Triple A justru tengah tertawa riang bukan bermaksud meledek hanya saja melihat Anisa tertawa terlebih dahulu jadi menular pada Anton dan Abian juga.
"Duren dilarang sewot apalagi baper nanti jodohnya makin jauh berabe lho" ucap Anisa seraya terkekeh makin membuat Adrian kesal.
Abian kini tengah beraksi membuat skema antivirus namun sebelum itu ia sudah membuat benteng terlebih dahulu khawatir ada serangan mendadak saat dirinya tengah serius mengerjakan ramuan antivirus pada sistem utama BTS Group. Sedangkan di sisi lain ada tim yang tengah dongkol karena serangan mereka hari ini mendadak gagal padahal kemarin-kemarin selalu lancar menyusup masuk.
"Bos, sepertinya mereka sudah menemukan orang yang ahli untuk melawan kita. Serangan kita hari ini berhasil dilumpuhkan" ucap seorang hacker.
"Sial, kamu cari tahu dari orang dalam kita yang ada di kantor Adrian apa yang terjadi di sana. Apa mereka sudah menemukan ahlinya untuk menjaga sistem mereka dari serangan hacker kita dan siapa orang itu? Jika memang menghalangi rencana kita, jika harus ada pertumpahan darah maka kita bunuh ahli IT yang mereka gunakan" ucap Arman pada Zoya dengan senyum devilnya.
🍁🍁🍁
Boleh pinjam obat merahnya sobat?💋
