Duke Ethan Maverick mencintai Nyxoria Graciella. Mereka bertunangan dan merencanakan pernikahan, namun suatu masalah telah terjadi, keluarga Nyxoria jatuh miskin hingga membuat rencana pernikahan itu ditangguhkan. Tidak hanya jatuh miskin, mereka mempunyai hutang yang cukup banyak. Nyxoria memutuskan untuk meninggalkan Duke Ethan dan memulai kehidupan baru didesa. Bahkan dia bertemu dengan pria tampan yang baik hati. Pria itu bernama Victor Dallie. Dia mengajari banyak hal pada Nyxoria, hidup dalam kesederhanaan. Cinta tumbuh diantaranya, tapi semuanya berubah ketika Duke Ethan kembali menemui Nyxoria. Menagih janji pernikahan mereka yang tertunda. Nyxoria merendah, dia sadar diri akan statusnya yang hanya rakyat biasa, dia meminta Duke Ethan melupakannya dan mengatakan dia telah menemukan hidup barunya bersama Victor. Perasaan cinta berubah menjadi benci, Duke Ethan mencari segala cara untuk mendapatkan Nyxoria. Bahkan jika wanita itu harus dipajang seperti bunga hiasan sekalipun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N. Egaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 : Bunga apa yang akan aku bawa?
Cerita hanyalah karya fiktif belaka, tidak ada berkaitan dengan kisah nyata, sejarah maupun kejadian yang ada. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan latar belakangnya. Mohon maaf, itu hanyalah kebetulan saja. Sekian dan terima kasih. Enjoy for reading book!
Saat hujan mulai redah, Nyxoria bergegas kembali ke taman bunga lagi. Dia terlihat tergesa gesa berjalan keluar rumah, melihat cuaca yang mulai cerah, kedua matanya pun menunjukkan harapan yang terang. "Bi Dane aku lanjut cari bunga dulu ya!"
Bi Dane tersenyum dan berkata. "Iya, tapi jangan lama lama ya, kamu harus bersiap siap sebelum makan malam tiba!" pesan Bi Dane padanya.
Nyxoria menganggukkan kepala. "Tentu saja!"
Sebelum makan malam itu tiba, dia ingin memenuhi permintaan Nyonya Daiana terlebih dulu, tapi lagi lagi dia kebingungan saat berada ditaman bunga, baginya semua bunga itu indah dan mempesona.
"Haa..." menghela nafas lagi.
Kemudian dia merogoh saku dan mengeluarkan jam antik miliknya dulu, jarumnya menunjukkan pukul tiga sore hari. 'Masih sempat bersiap siap untuk makan malam nanti.. Eh?'
Nyxoria menggelengkan kepalanya, dia menyadarkan dirinya dengan kenyataan berulang kali. 'Aku bukanlah putri bangsawan lagi, buat apa bersiap siap? Inikan hanya makan malam dan berkenalan antara majikan dengan pelayan saja, sadar diri Nyxoria!' monolog hati kecilnya.
Nyxoria mencebirkan bibirnya, protes pada dirinya lagi. 'Mengapa juga ya.. aku masih menggunakan korset ini, padahal waktu dulu aku sangat ingin melepaskannya, ini.. sangat sesak!' monolog hatinya.
Nyxoria memandang bunga bunga itu, kemudian dia mengelusnya dengan pelan, matanya menatap sendu pada bunga didepannya. Bunga itu terlihat indah dan mempesona. ''Sepertinya saya tidak bisa membawa bunga yang anda minta hari ini nyonya, saya akan menundanya dulu." gumamnya, kemudian dia berdiri tegap, melangkahkan kakinya menuju rumah Nyonya Daiana.
Saat dia tiba dirumah itu, dia melihat semua pelayan mulai sibuk, rumah yang sederhana itu terlihat ramai. Nyxoria mengerutkan dahinya karena heran. 'Pelayan Nyonya Daiana cukup ramai, tapi mereka berbeda.. mereka tidak terlihat seperti seorang pelayan..'
Tak lama kemudian, dia melihat Nyonya Daiana keluar dari arah dapur ,nyonya membawa piring dan peralatan makan dengan santai, tanpa sadar dia merespon cepat dan mengulurkan bantuan, membantu Nyonya Daiana membawa peralatan lainnya. Nyonya Daiana terlihat senang atas bantuannya.
"Apa kau sudah menemukan bunganya?" tanyanya, dia terlihat tenang dan santai. Dia cukup yakin, Nyxoria tak membawa bunga sama sekali dan itu memang benar.
"Ma-maafkan saya nyonya, karena hujan.. Bunganya jadi tidak terlihat cantik, jadi saya menundanya besok.. apa nyonya bisa memberi saya waktu lagi?" tanyanya, mencoba meminta waktu.
Nyonya Daiana diam, dia menyusun piring piring itu tanpa merasa canggung sama sekali, tangannya cepat dan terlihat biasa melakukannya.
'Pasti dia kebingungan' monolog Nyonya.
"Nyonya.." panggilnya pelan. Nyxoria berpikir keras, dia sangat yakin Nyonya Daiana akan bersikeras meminta bunganya. Tapi ini sudah semakin sore, sebentar lagi berganti malam. Nyxoria membayangkan drama klasik yang pernah dia kunjungi.
Drama itu tentang wanita bangsawan yang bersikap arogan dan kejam pada pelayannya, karena jepitannya hilang. Wanita bangsawan itu memaksa para pelayan pelayannya mencari jepitannya itu hingga dapat, saat itu mereka tidak bisa beristirahat sama sekali.
Mereka terus mencari dan mencarinya, hingga suatu waktu mereka tau. Jepitan itu tidak hilang, melainkan ada didalam saku baju wanita itu.
"Nyxoria.. Nyxoria.." panggilan berulang, memanggil Nyxoria yang termenung sambil memegang peralatan makan. Kemudian dia mencubit pipi itu.
"Aw!" Nyxoria mengeluh, kemudian mengusap pipinya dengan satu tangannya lagi. Dia kembali sadar dan memberi perhatian pada Nyonya Daiana. "Maafkan saya Nyonya.. saya benar benar akan menyelesaikan tugasnya besok!"
"Menurutmu.. bunga mana yang indah?" tanya Nyonya Daiana. Dia menatap Nyxoria dengan tatapan serius.
"Urrhhh..." Nyxoria tampak berpikir, memejamkan mata sambil membayangkan bunga bunga ditaman. Bunga ditaman semuanya indah!
"Nyxoria?" Nyonya Daiana memastikan lagi, dia tidak mengeluh tentang penundaan tugasnya hanya saja dia ingin mengetahui jawaban Nyxoria.
"Ba-bagi saya.. semua bunga itu indah Nyonya.." jawab Nyxoria padanya, Nyxoria berdiri tegap dan menawan, dia terlihat seperti berhadapan dengan bangsawan lain yang mencoba menggoyahkannya.
"Begitu ya.. menurutku tidak, tamanku memiliki bunga yang sama tampilannya, aku sedikit bosan dengan itu, tapi karena ada kamu.. aku ingin tau bunga mana yang menurutmu indah.. tapi kamu sendiri juga bingung ya."
"Saya.. Saya bingung bukan karena bunganya tidak indah, nyonya. Tapi karena bunganya itu benar benar sangat indah, saya tidak akan pernah bosan melihat bunga itu, kalau Nyonya memintaku mencari bunga sekarang, saya akan mencarinya lagi." jawab Nyxoria.
"Kalau begitu aku akan mengganti permintaanku, aku ingin kamu membawakanku bunga yang paling jelek ditamanku, bagaimana?" Nyonya Daiana mengganti permintaannya.
"Bunga yang jelek?" tanya Nyxoria.
"Iya, aku sangat yakin.. Ditamanku ada bunga jelek yang tumbuh, seperti bunga liar atau bunga rumput.. Kau bisa membawanya saat makan malam nanti, itu tidak akan sulit kan?" Nyonya Daiana memintanya.
Nyxoria meneguk ludahnya dengan payah. 'Nyonya sengaja memintaku untuk melakukannya ya? Ini bukan soal bunga.. Ini pasti ada maksud lainnya.. Apa yang Nyonya Daiana inginkan?" tanya Nyxoria dalam hati.
"Bunga liar pun tetap cantik dengan caranya sendiri, nyonya, saya akan membawakannya dengan bangga, saya percaya keindahan itu ada dimana mana." jawab Nyxoria dengan senyuman.
Kemudian dia membungkukkan punggungnya, pamit dan kembali pulang. Dia harus bersiap siap mencari bunga dan juga menghadiri undangan makan malam majikannya. Nyonya Daiana pula hanya bisa terdiam melihat kepergiannya.
•••{ Rumah Bi Dane }•••
Nyxoria termenung dikamar mandi yang kecil itu, dia memikirkan bunga seperti apa yang akan dia bawa nanti. 'Bunga apa yang akan aku bawa?'
Menyiram air ke tubuhnya secara perlahan. Kemudian dia menggosok tubuhnya dengan sabun yang harum, aroma bunga manis menyelimuti tubuhnya. Kulitnya berseri seperti salju dengan semburat merah diujung kulitnya.
Dia memikirkan bunga apa yang jelek didunia, semua bunga memiliki keindahannya masing masing, bahkan bunga raflesia sekalipun terlihat indah!
'Nyonya Daiana ada ada saja, mana ada bunga yang jelek!' ucapnya didalam hati, dia merasa sedikit tidak tenang dengan permintaan Nyonya Daiana.
Clek! Suara pintu yang terbuka, Nyxoria pun keluar dari kamar mandi, dia berjalan menuju kamarnya. Bergegas untuk berganti pakaian. Saat tiba dikamarnya, Bi Dane telah mempersiapkan gaun untuknya. Bahkan sepatu yang sepasang dengan gaun itu diletakkan disamping gaunnya.
'Bi Dane..' Nyxoria menghela nafas, membawa gaun dan sepatu itu ke dalam lemari. Dia mencari cari gaun yang pantas untuknya. Kemudian dia mengeluh karena semua gaun miliknya tidak ada yang terlihat lusuh.
'Haa..' menghela nafas, kemudian dia berpikir sejenak.
Nyxoria berjalan ke kamar Ibunya. Disana dia melihat Ibu sedang termenung lagi, Nyxoria mendekati ibunya dan berkata. "Ayah pasti menepati janjinya, bu"
"Ya, dia pria yang selalu menepati janjinya pada ibu" jawab Ibu, kemudian dia menoleh ke arah Nyxoria, dia menebak kalau Nyxoria kebingungan saat mau bersiap ke rumah majikan barunya. "Apa kau tidak bersiap ke undangan makan malam?"
"Aku memang sedang bersiap siap ibu, tapi, aku sedikit bingung dengan penampilanku kali ini, kali ini akukan harus berpenampilan seperti pelayan, masa iya aku harus menggunakan gaun mewahku ke undangan itu? itu sedikit memalukan.." ucap Nyxoria, melirik ke arah lain.
"Ternyata benar dugaan Ibu.." sahut Ibu, dia berdiri lalu berjalan ke arah lemari pakaiannya. Dia membuka dan mencari pakaian pantas untuk anaknya. "Nah! apa ini bisa membantu?" tanya ibu sambil menunjukkan gaun sederhana miliknya dulu.
"I-itu punya ibu?" tanya Nyxoria, tak menyangka Ibunya memiliki gaun sederhana seperti itu.
"Inikan gaun rumahan, wajar saja kalau ibu punya, kau juga punya gaun rumahan kan?" tanya Ibu serius, dia menatap Nyxoria dengan tatapan menyidik.
"Ada sih.. tapi.." Bayangan gaun rumahan pun melintas dalam pikirannya. Gaun rumahan miliknya mewah dan terlihat mahal. "Aku pinjam gaun ibu saja ya!" ucapnya lagi, dia bersenandung kecil sambil membawa gaun itu bersamanya.
"Ya ampun.. pasti dia tidak memiliki gaun rumahan ya"
.
.
.
Bersambung!
Oh ya.. jangan lupa mampir dan baca juga
“Pembalasan bibi licik” pengen tahu penilaianmu.. secara aku msh amatir 😬