NovelToon NovelToon
TRANSMIGRASI QUEEN AZURA

TRANSMIGRASI QUEEN AZURA

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi
Popularitas:3.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Nitaastri

Queen Azura adalah seorang gadis tangguh dan tidak pernah takut pada apapun. tumbuh sebagai anak Yatin piatu membuatnya menjadi anak yang kuat. Azura juga merupakan gadis berhati dingin dan pendiam. Dia tidak terlalu suka berinteraksi dengan orang yang tidak dikenalnya terlebih jika orang itu tidak dia sukai. memiliki wajah sangar terkadang membuatnya ditakuti banyak orang, yah tentu saja Azura adalah mantan petinju wanita. dia selalu memenangkan kejuaraan tinju selama ini. Azura hanya memiliki 1 sahabat, sedangkan kekasih Azura tentu saja tidak memilikinya. dengan wajah menakutkan seperti itu memang siapa yang mau menjadi kekasihnya. Selama hidupnya Azura belum pernah merasakan yang namanya cinta dan dia juga tidak begitu tertarik dengan yang namanya cinta. Karena bagi Azura cinta hanya membuat seseorang menjadi lemah.
Bagaimana kisah Azura si perempuan tangguh yang tidak mengenal arti cinta, Justru bertransmigrasi ke tubuh seorang wanita yang selalu mengejar cinta suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nitaastri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Dimeja makan sudah tersedia berbagai hidangan yang tersaji di atas meja. Alicia dan Arion melihat makanan itu hanya meneguk ludah saja, seumur hidup mereka belum pernah merasakan enaknya makanan itu. Hingga mereka berdua di dikagetkan dengan kedatangan Nadine yang berjalan menghampiri mereka berdua. Kedua anak itu hanya diam sambil menundukkan kepala mereka saja, sungguh mereka sangat takut saat ini. Mereka takut sang ibu akan menghukum mereka berdua karena sudah dengan lancang datang keruang makan.

Melihat respon kedua anak itu saat melihatnya, Nadine merasa heran. Apakah dia seseram itu hingga kedua anak itu harus takut padanya. Nadine merasa sepertinya di kehidupan manapun dia akan selalu di takuti oleh anak-anak. Hingga akhirnya Nadine menyadari, apa alasan kedua anak itu takut padanya setelah ingatan milik Nadine yang asli tiba-tiba muncul di kepalanya.

"ingatan yang benar-benar buruk" batin Nadine. Bagaimana bisa ada seorang ibu seperti Nadine ini. Dia menjadikan kedua anaknya sendiri sebagai pelayan di rumah mewahnya ini, dan dia bahkan tidak pernah memberi kedua anak itu makanan yang layak. Dia dulu mungkin seperti wanita yang tidak memiliki hati tapi setidaknya dia tidak pernah berbuat kasar terhadap anak-anak. Sepertinya pemilik asli tubuh yang di tempatinya ini lebih cocok di sebut sebagai ibu tiri di bandingkan ibu kandung. Ah, bahkan ibu tiri saja masih jauh lebih baik darinya.

Nadine memandang kedua anak itu lekat, tubuh kedua anak itu begitu kurus. Mereka seperti anak yang kekurangan gizi, lihatlah tangan mereka yang begitu kecil. Seperti tulang yang hanya di bungkus kulit. Sepertinya kedua anak itu memiliki hidup yang sama sepertinya dulu. Hati kecil Nadine tersentil melihat betapa menyedihkannya kedua anak yang sekarang sudah resmi menjadi anaknya ini. Nadine berkali-kali menghela napas kasar, dia berpikir bagaimana caranya membuat kedua anak ini tidak takut padanya sedangkan Nadine selama hidupnya jarang berinteraksi dengan anak kecil. Dia tidak tau bagaimana cara merawat seorang anak atau bagaimana cara membujuk seorang anak. Dia benar-benar payah untuk hal itu. Tapi Nadine berpikir mungkin dia akan mencobanya, semoga kedua anak itu mau menerima.

"kalian berdua sudah makan?" tanya Nadine sambil tersenyum tipis. Tapi kedua anak itu justru semakin ketakutan, apa dia salah bertanya. kenapa keduanya justru semakin takut.

"ayo kita makan bersama kalian juga bisa duduk dan ikut makan bersama saya." ujar Nadine lalu duduk di salah satu kursi yang ada di situ. Sesaat dia merasa heran dengan kedua anak itu, kenapa mereka berdua justru hanya diam saja. Nadine ini benar-benar payah.

"ayo tunggu apalagi, silahkan duduk dan kita makan bersama. Ini perintah dan kalian harus menurutiku. Kalian berdua paham?" Tanya Nadine tegas. Mendengar itu, Alicia dan Arion akhirnya duduk di kursi yang tidak begitu jauh dari Nadine.

"kenapa tidak makan?" tanya Nadine penasaran. Bagaimana tidak, kedua anak itu hanya terdiam memandang makanan yang berjejer rapi di atas meja itu.

"nggak usah takut, makan aja semua yang ingin kalian makan. saya tidak akan memarahi kalian." ujar Nadine lalu menyendokkan nasi kepiring kedua anak itu lalu mulai mengisinya dengan beberapa lauk. Dia bahkan tidak bertanya apa yang ingin mereka makan.

"Sekarang ayo kita makan, tidak usah takut." ucap Nadine sebelum akhirnya dia mulai memakan makanannya. Nadine tersenyum tipis melihat kedua anaknya yang sekarang juga ikut makan. Dari ekspresi kedua anaknya ini Nadine bisa menyimpulkan bahwa keduanya menyukai makanan yang saat ini mereka santap.

setelah itu tidak ada lagi perbincangan antara mereka, karena Nadine sendiri tidak suka makan sambil berbincang. Baginya itu hanya akan membuang banyak waktu saja.

hanya butuh 10 menit Nadine menyelesaikan makannya. Setelah itu dia hanya duduk sambil menyaksikan kedua anaknya yang saat ini makan dengan begitu lahapnya. sepertinya mulai saat ini Nadine harus terbiasa dengan kedua anak ini, karena bagaimana pun kedua anak ini sekarang sudah resmi menjadi anaknya juga. Nadine juga berpikir, mungkin mulai saat ini dialah yang akan melindungi keduanya. Nadine tidak akan membiarkan kedua anaknya ini terluka. sepertinya setelah ini dia harus mulai memikirkan hidupnya ke depan. Tapi sebelum itu dia harus mencari tau terlebih dahulu, di kota mana dia saat ini terdampar. Semoga saja ini bukan dunia novel seperti di novel-novel transmigrasi yang dulu sering dibacanya.

"licia sudah selesai." ucap Alicia tersenyum hangat. Nadine bisa melihat binar bahagia di mata hazel itu. Kasian sekali, padahal mereka terlahir dari keluarga kaya raya tapi nasib mereka sangat tidak beruntung. Nadine merasa dia dulu masih jauh lebih beruntung di bandingkan kedua anaknya ini. Setidaknya dia masih bisa memakan nasi dan tahu tempe. sedangkan kedua anak ini hanya makan nasi putih yang di campur dengan air hangat.

"Terimakasih makanannya." Ujar Arion sebelum akhirnya dia berdiri dan menyusun piring kotor di atas meja. Melihat hal itu, tentu saja Nadine tercengang.

"nggak usah di beresin, sekarang kalian berdua ikut saya ke atas." ujar Nadine langsung berjalan meninggalkan ruangan makan tanpa menunggu jawaban dari kedua anaknya yang saat ini justru memandangnya dengan horor.

"tunggu apalagi ayo." sambung Nadine lalu kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

"kak apa kita akan di hukum lagi sama mommy?" tanya Alicia memandang takut kearah sang kakak. sedangkan Arion memilih diam dengan tangan yang terus mengusap kepala sang adik. Dia sendiri juga merasa takut sejujurnya, tapi dia tidak ingin menunjukan ketakutan itu pada sang adik.

Mata Arion memandang tajam sang ibu yang makin menjauh. kemudian di raihnya tangan mungil sang adik dan mulai melangkah mengikuti sang ibu ke lantai 2 rumah mewah ini. lebih tepatnya mereka akan ke kamar Nadine. semoga saja mereka tidak di hukum lagi kali ini, Arion tidak tega pada sang adik jika mereka akan kembali di hukum.

sesampai mereka di kamar sang ibu, mereka lalu mengetuk pintu. Samar-samar mereka mendengar suara sang ibu yang menyuruh mereka untuk masuk. Kaki kedua anak itu bergetar hebat, wajah mereka bahkan sangat pucat. berbagi pikiran negatif mulai memenuhi kepala mereka.

Di bukanya pintu kamar itu perlahan, mereka tidak ingin membuat sang ibu semakin marah. setelah memasuki kamar sang ibu, Arion dan Alicia berjalan ke arah sang ibu. Sepajang langkah mereka, keduanya terus berdoa semoga saja ibu mereka tidak melakukan hal buruk lagi pada mereka berdua.

"apa aku harus mulai manggil diri aku sendiri mommy ya?" tanya Nadine pada dirinya sendiri. dia terus Memandang kedua anak yang saat ini berjalan menghampirinya.

"silahkan duduk di samping saya." perintah Nadine sambil menepuk sisi kasur di sebelahnya. Kedua anak itu awalnya saling berpandangan sebelum akhirnya mereka sama-sama mengangguk dan mulai duduk di sebelah Nadine. Nadine tersenyum tipis melihat itu, senyum yang sangat tipis hingga tidak terlihat oleh kedua anaknya.

BERSAMBUNG

1
Sri Wahyuni
favorit
Yuna
kan bener laki laki itu monster yang memanfaatkan perempuan saja
Sutrisna 889
baru nyimak.... semangat Thor.....
Neng Ayu
Luar biasa
Xin ting✨
ga ada yang komen?
Anonymous
ok
Kas Mia
Lumayan
Kas Mia
Buruk
Zanzan
la aletha ma papa nya javi gak pernah muncul...apa gi ngopi2 dulu kali ya...biar gak salah paham gitu...sambil nonton kisah anak nya😅😅
Zanzan
kapan sah nya...
Zanzan
wong mintak maaf kok model begitu lix...otak kalau kesringan di dudukin ya gitu...jadi nya bukan begok lagi...tapi plus kopyor...
one
Luar biasa
Zanzan
walau aku sendiri ngeri2 sedap bacanya....tapi aku juga ingin mengatakan....rasakan...udah begitu aja masih angkuh gak sadar diri...sikat habis aja javi...
@711 Angglls
Lumayan
Zanzan
bagus pak...untung papa Javier ni gak seperti papa nadin...huhhh...
Xin ting✨
Thor aku ga bisa berhenti baca loh Thor tanggung jawab lah aku begadang sampe pagi padahal besok sholat id
Xin ting✨: kalo buat novel jangan terlalu seru thorr😭😭
total 1 replies
Zanzan
perasaan disini yang jadi ibu bodoh dan mengecewakan ya...
Zanzan
bantai habis aja...apa...orang kok jahat...
Zanzan
cih...PD sekali mereka...Lom tau kekuatan nadin...
Zanzan
kayak gitu kok mintak dimaafin...enak aja...jangan mau nad
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!