Cerita tentang Lisin yang mendapatkan sistem dan harus menyelesaikan setiap tugas yang di berikan sistem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naga Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehidupan Dengan Sistem Kekayaan Episode 20
Santi dengan penyesalan yang luar biasa kembali kerumahnya, mengenakan pakaian yang sedikit lebih terbuka dari biasanya, dia ingin menghilangkan rasa penyesalannya dengan melakukan live streaming.
"Bangkit santi kamu itu lebih cantik dari Vita, Vita itu gadis dusun yang tidak tau caranya mempercantik diri, jika kamu bertemu dengan Lisin lagi kamu harus merebutnya dari Vita"
Santi menyemangati dirinya sendiri saat melihat cermin, setelah merasa tenang dia mengambil smartphonenya berniat melakukan siaran langsung.
"Ini... tidak mungkin... bagaimana bisa dia... "
Apa yang mengejutkan Santi adalah halaman depan youtube terdapat satu video yang sedang trending dari satu jam yang lalu itu di tonton lebih dari satu juta kali.
Dan yang membuat Santi semakin kesal adalah Nama akun youtube tersebut sangat familiar, Vita Office Chanel karena penasaran tentang konten apa yang dibuat Vita, Santi berniat menontonnya.
"Dinner???... Judulnya biasa saja..." Setelah beberapa menit menonton Santi terlihat kecewa, seperti tanpa jiwa dia jatuh ke ranjang yang ada di belakang.
"Mengapa... dia lebih cantik dari pada aku... " Santi dalam hatinya mengakui jika dia kalah cantik, belum lagi gaun yang di kenakan Vita itu lebih dari 5juta dia pernah melihatnya saat berjalan-jalan Discovery Shopping Mall Kuta, di tambah lagi tempat resort tersebut Fairfield yang cukup terkenal, juga penampilan Lisin yang sedang minum itu sangat mempesona.
"Aaaaaaaa... " teriakan itu menembus atap rumah.
Vita tidak tau dengan keadaan Santi yang gila, saat ini dia mengaktifkan Saweria dan dapat melihat jika banyak pengguna yang berlangganan.
"Lagi... "
"Lagi... "
"Mbak Vita kameranya tolong ganti... "
"Benar kami ingin melihat kakak tampan... "
"Kami akan berdonasi jadi cepat perlihatkan Kakak tampannya"
Vita dengan tertekan melihat layar ponselnya dia bingung apakah harus menangis atau harus tertawa, karena dari tadi Vita dapat melihat Lisin terus menggelengkan kepala.
"50.000... "
"10.000... "
"25.000... "
"50.000... "
Vita sangat bahagia melihat jumlah donasi yang dia dapatkan dari pemirsa langganan Saweria. Notifikasi donasi seolah tidak ada hentinya juga pengikutnya terus menerus meningkat.
"Donasi... "
"100.000..."
"100.000..."
"100.000... "
100ribu kali 100kali bukankah itu 10juta Baik itu Vita maupun pelanggan Saweria semuanya terdiam.
"Sial... Anak Sultan dari mana ini yang berdonasi"
"Ini pasti akun baru... "
"Akun @lisin19 ini Sepertinya tidak memiliki hati orang lain hanya bisa berdonasi 10ribu dan dia 100ribu terus menerus sampai 100kali"
"10juta untuk donasi saja, hanya anak Sultan yang bisa melakukan ini"
"Tolong tambahkan teman lain kali mampir ke Chanel ku saja jika ingin berdonasi aku lebih cantik"
"Yang di atas, sepertinya tidak memiliki akhlak, Anak Sultan berdonasi ke kakak Vita karena dia cantik, lah kamu hanya jual daging dengan kamera jahat"
Vita tercengang melihat melihat akun @lisin19 jangan bilang akun ini... Tatapan matanya melihat ke arah sebrang meja makan.
"Baiklah teman-teman kita bisa bertemu lagi di lain kesempatan... sampai jumpa" Vita berinisiatif menghentikan siaran dan dapat di lihat jika para pemirsa sangat marah.
"Tidak... tolong jangan matikan... "
"Benar jangan matikan... "
Vita tidak lagi peduli dengan mereka saat ini dia melihat Lisin dengan tatapan serius.
"Itu kamu kan yang berdonasi... "
"Ya... itu benar..." Lisin dengan jujur menjawab.
"Kenapa... apakah kamu berfikir jika aku sama dengan Rahayu jadi kamu memberiku banyak uang"
Apa... Aku hanya menghabiskan dana sistem kenapa kamu berpikir jika aku menyamakan mu dengan mantanku, kamu itu berpikir terlalu berlebihan.
"Aku tidak bermaksud seperti itu... " Lisin sangat tidak berdaya.
"Lalu?... "
"Apakah kamu percaya jika aku tidak sengaja mendapatkan Dana Saweria sebesar 10juta?"
"Sulit... tapi aku percaya, jadi itu alasanmu menanyakan Saweria dengan berniat menghabiskan 10juta dana tersebut, baiklah aku mengerti, alasan yang masuk akal" Vita berulangkali mengangguk.
Masuk akal?... Kamu itu terlalu berlebihan... kenapa kamu tidak langsung menerimanya saja, dan tidak usah memikirkan yang tidak-tidak.
Tanpa sadar waktu menunjukkan pukul 10 malam sedangkan di luar hotel hujan deras mengguyur wilayah kuta bali.
"Di luar hujan kamu ingin pulang ke mana?"
"Aku... ke bali bersama teman-temanku ku pikir mereka saat ini tinggal di penginapan tapi aku tidak tau dimana itu, sedangkan dari tadi WA nya centang mulu" Vita berkata sedih.
"Sepertinya kita tidak bisa meninggalkan hotel ini, kamu tidak apa-apa kan kita tinggal di hotel malam ini?" Lisin menatap Vita yang gugup.
"ya... "
"Baiklah aku akan pesan kamar... " Lisin entah kenapa sedikit bersemangat.
Kemudian keduanya menerima kunci kamar hotel, dengan mengikuti resepsionis mereka berdua sampai di kamar nomer 808.
"Kenapa hanya satu kamar kita kan berdua..."
Kenapa kamu bertanya... sudah jelas ini hotel dan kita adalah pasangan jadi kita harus tidur bersama dan tidak lupa melakukan ini dan itu dan itu.
"Sebenarnya aku pesan dua kamar namun hanya kamar ini saja yang kosong, jadi apa boleh buat"
"Jadi begitu ya... " Vita mengangguk lagi.
Sepertinya aku terkena tekanan batin... kenapa aku merasa seperti Om Om hidung belang yang menipu gadis Sekolah Dasar.
Memasuki kamar hotel Vita menjadi bingung saat melihat Ranjang hotel.
"kenapa hanya ada satu ranjang, bukannya kita berdua lalu kamu tidur di mana?"
Aku tidur di mana?... Vita... Vita... jelas-jelas satu ranjang ini untuk kita tidur bersama, kenapa kamu bertanya aku tidur di mana. kamu tidak berfikir agar aku tidur di lantai kan.
"Mau bagaimana lagi kita bisa tidur satu ranjang"
"Apa... kita tidur satu ranjang tapi kan kita belum menikah..." Vita tidak bisa tenang lagi bagaimana bisa dia tidur berdua dalam satu ranjang.
Ya Tuhan apakah aku harus melalui malam ini dengan tidur di lantai.
"Vita ku sayang... ingat kita sudah pacaran, jadi tidak masalah jika kita tidur satu ranjang... " sabar... sabar... ini adalah ujian yang harus ku hadapi.
"Tapi kita tidak melakukan itu kan... " Vita berkata dengan malu.
Tentu saja kita harus melakukannya, bagaimana aku bisa di sebut sebagai lelaki sejati jika aku tidak melakukannya malam ini.
"Aku mengerti kita tidak akan melakukan itu, kita bisa tidur dengan berpegangan tangan saja gimana?" Lisin sangat putus asa, jika dia Lisin yang dulu polos mungkin tidak masalah, tapi sekarang dia sudah merasakan Ehem... Ehem... bagaimana dia tidak ingin merasakannya lagi.
"Hehe... sudah ku duga kamu lelaki yang baik, tidak seperti lelaki lain yang selalu ingin melakukan Ehem... Ehem... aku sangat membenci mereka"
Entah kenapa saat di puji oleh Vita aku merasa tidak bahagia...
Satu jam kemudian...
Tepatnya pukul 11malam Lisin tidak bisa tidur, kedua matanya terus berkedip sambil melihat ke langit-langit kamar hotel.
Ya Tuhan... dosa apa yang pernah kulakukan hingga aku mengalami kondisi seperti ini, andai saja gadis di samping ku adalah Ningsih mungkin akan berakhir dengan Ehem... Ehem...
"Vita sayang... " Lisin membangunkan Vita
"Sayang... "
"Kok kamu belum tidur... " Vita mengusap matanya.
"Sebenarnya aku memiliki sebuah penyakit di mana itu terjadi sebelum tidur... " Lisin menggunakan 100% dari fungsi otaknya agar malam ini bisa Ehem... Ehem... dengan Vita.
"Apakah itu penyakit serius?"
"Benar... ini hanya terjadi kepada orang baik seperti aku, dan itu sangat menyakitkan"
"Kalau begitu aku akan bawah kamu ke rumah sakit"
Rumah sakit... Sial... Vita... Vita kenapa kamu tidak mengerti kebutuhan laki-laki.
"tidak perlu ke rumah sakit... ini semua akan membaik jika kamu mau membantuku" Lisin berkata dengan cerdik sambil menatap mata Vita.
"Mengerti... aku akan melakukan yang terbaik, jadi apa yang harus ku lakukan" melihat Lisin kesakitan Vita jelas merasa khawatir.
"Lihat itu... "
"Aku tidak tau jika ada tenda pramuka di sana... " karena itu di dalam selimut Vita berusaha membukanya.
"Ini begitu menjulang dan juga hangat aku tidak tau jika laki-laki punya hal seperti ini... "
"Kamu bisa menggunakan tangan kamu untuk membungkusnya... "
"seperti ini... "
"Aaaa... Ya benar... lakukan seperti itu... "
30menit kemudian...
"Tanganku pegal jika seperti ini terus... kenapa tidak Keluar-keluar" Vita memijat lengannya sendiri dengan mengeluh.
"Aaaaa... Sakit... aku tidak kuat merasakannya... " Lisin merintih.
"Aku... aku sudah melakukanya selama 30menit kenapa kamu masih terasa sakit... apa tidak ada cara lain agar sakitnya menghilang lebih cepat" mendengar ini mata Lisin berbinar.
Cara lain kenapa tidak bilang dari tadi... jika menggunakan tangan aku tidak terbiasa seperti para jomblo diluar sana, jika kamu menggunakan tubuhmu ini akan memiliki akhir yang berbeda.
"Sebenarnya ada... tapi sepertinya kamu tidak akan setuju dengan hal itu... " Lisin berkata seolah itu satu satunya cara untuk tetap hidup.
"Katakan... seberat apapun itu aku akan melakukannya aku tidak bisa melihatmu kesakitan" Vita berkata sungguh-sungguh.
"Vita... kamu... Terima kasih... "
"Tidak perlu berterima kasih, itu sudah menjadi tugasku... tapi... setiap sebelum tidur seperti ini siapa yang akan membantu mu mengeluarkannya"
Siapa yang mengeluarkannya?... sebelum tidur?... Kamu polos banget Vita mana ada yang seperti itu, gejala ini hanya ada jika laki-laki berdua bersama lawan jenisnya dalam kondisi tertentu contohnya seperti kita saat ini. Berbeda dengan para jomblo yang hanya melihat film Jav.
"Penyakit ini hanya kambuh jika aku bersama wanita cantik seperti kamu, kalo kita berdua tidak dalam kondisi seperti ini gejalanya tidak akan datang" Lisin menjelaskan secara perlahan.
"Aku mengerti... jadi itu karena keberadaan ku" Vita mengangguk lagi dan lagi.
"Benar itu salah kamu... " asik... perjuangan ini tidak boleh berakhir sia-sia.
"Jadi cara lain seperti apa yang harus aku lakukan?"
"Ehem... sebenarnya kita tidak boleh melakukan itu sebelum menikah... Aduh sakit... tapi itu satu-satunya cara cepat menyembuhkannya" Lisin merintih kesakitan.
"Maksudnya... yang itu? Ehem... Ehem... " Vita memerah dari telinga ke telinga.
Lisin mengangguk sedangkan Vita mulai mengambil keputusan...
"Baiklah... Aktivitas seperti ini harusnya di lakukan setelah kita menikah, namun karena cepat atau lambat kita akan menikah kita bisa melakukannya, ini hanya lebih cepat dari yang seharusnya... " Vita perlahan melepaskan apa yang dirinya kenakan.
"Vita apa kamu yakin?..."
"Ya... "
"Vita... aku berbeda dari laki-laki di luar sana yang bisanya memanfaatkan seorang wanita, jika aku tidak menderita penyakit langkah ini aku tidak ingin melakukannya sebelum kita berdua menikah"
Apanya yang penyakit langkah ini adalah gejala normal untuk setiap anak laki-laki, jika laki-laki tidak seperti ini dia bukanlah laki-laki sejati bisa saja mereka mengidap impotensi.
"Ya... kamu berbeda dengan mereka di luar sana, apa lagi mantan-mantanku mereka akan meminta hal ini dalam setiap kesempatan"
Malam itu di luar Hotel terdapat hujan lebat dengan kedinginan yang kuat sedangkan di kamar Hotel 808 Seperti api membara sedangkan teriakan beserta tangisan Gadis dapat terdengar dari luar pintu.
Akhirnya Hotel itu bergoyang ria...
Bersambung...
*Wifi tetangga mengalami gangguan yang seharusnya udah Up 2 tidak bisa.
*Untuk bab yang satu ini keimanan autor di uji.
*Terima kasih untuk yang Like dan komentar, itu dukungan yang membuat autor semangat dalam menulis.
tapi saya bisa menghargai usaha author dalam menulis, makanya saya memberikan like dan hadiah 👍🏻👍🏻😁