Aaron, seorang duda dengan dua anak, di mintai pertolongan oleh kedua sahabatnya yang ada di depannya. Dan permintaan dua orang di depannya ini, adalah sebuah permintaan yang tidak pernah ia bayangkan seumur hidupnya.
Apakah jawaban yang akan di berikan Aaron?
Seperti apakah kehidupan Aaron setelah memberikan jawaban?
Ayo langsung saja baca ceritanya!
NOTE*
mohon dukungannya dengan menonton iklan,like dan komen sebagai dukungan untuk saya☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erlangz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23.Sakit Perut
Dan benar saja, di malam harinya Aaron tidak bisa tidur dengan tenang, karena saat ini di kamarnya Aaron sudah tiga bolak-balik ke kamar mandi karena perutnya yang terasa sakit.
"Raya kan udah bilang tadi, nggak usah dilanjutin makannya, kan jadi sakit perut jadinya," ucap Raya sambil mengoleskan sedikit minyak kayu putih ke perut Aaron sambil sedikit membantu mengusap perutnya agar terasa lebih baik.
Aaron sekarang sudah tak berdaya sambil berbaring di tempat tidurnya karena makanan yang dibuat Raya sebelumnya.
Padahal sebelumnya, Raya sudah memperingatkan Aaron, tapi Aaron malah tidak mau menurut dan tetap memakan makanannya sampai habis.
"Nanti kamu masak lagi yang kaya tadi, ya," ucap Aaron dengan wajah yang sedikit meringis kesakitan karena perutnya yang masih terasa panas.
Raya yang sedang mengusap perut Aaron dengan minyak kayu putih, langsung menepuk perut Aaron agak keras, hal itu membuat Aaron semakin terlihat kesakitan di wajahnya.
"Enggak akan Raya buatin!"
"Memangnya, kamu kenapa sih maksa banget supaya paman datang ke sekolahnya Naya sama Rafael?"
Aaron masih penasaran dengan tindakan Raya yang terlihat jelas sekali ingin memaksanya untuk datang ke sekolah Naya dan Rafael.
Raya yang mendengar pertanyaan itu, langsung menyudahi tindakannya yang sedang mengelus perut Aaron dan menutup perutnya yang tersingkap.
"Sebenarnya, kemarin Raya sama Naya buat kesepakatan..."
Aaron jadi tidak sabar dengan ucapan Raya yang menggantung itu. Ia jadi penasaran dengan kesepakatan apa yang dibuat Raya dan Naya, padahal sebelumnya Naya sepertinya tidak terlihat akur dengan Raya.
Sekarang Aaron jadi semakin penasaran dengan kesepakatan apa yang dibuat mereka berdua ini. Kesepakatan apa memangnya?
"Kesepakatannya, kalo nanti Raya berhasil bujuk paman supaya datang kesekolah mereka, nanti Raya sama Naya bisa temenan gitu. Pokoknya nanti Naya nggak akan marah-marah ke Raya lagi, pokoknya kaya gitulah!" Ucap Raya melanjutkan perkataannya yang tadi menggantung.
Aaron jadi terdiam. Jika Aaron datang kesekolah Naya dan Rafael, dan itu bisa membuat putrinya itu akur dengan Raya, ia mungkin memang harus datang kesana, karena sikap Naya pada Raya menurutnya sudah agak berlebihan.
Kasihan juga Raya nantinya kalau terus-terusan tidak nyaman selama tinggal dirumahnya.
"Paman mau kan, nanti datang kesana?" Ucap Raya saat melihat Aaron yang sedang terdiam.
"Gimana ya?" Ucap Aaron.
"Mau, ya, paman? please..." Ucap Raya sambil menunjukkan mukanya dibuat sesedih mungkin, supaya Aaron bisa terbujuk.
Aaron memalingkan wajahnya dari menatap Raya, ia jadi tidak tahan melihat wajah kasihannya.
Mau tak mau, dia jadi merasa tidak bisa menolaknya, lagipula ini juga demi kebaikan Raya, supaya bisa nyaman tinggal disini.
"Yaudah, nanti bakal di usahakan, oke?"
Ketika mendengar jawaban Aaron, Raya langsung melompat-lompat karena merasa senang, sampai-sampai ia melompat ke Aaron dan tidak sengaja menindih tubuh Aaron.
Aaron sampai kesulitan untuk bernapas karena tidak siap. Ternyata tubuh Raya berat juga padahal kelihatannya kecil.
"O-oke, sekarang ka-kamu turun dulu!" Ucap Aaron terbata-bata.
Setelah menyadari perbuatannya, Raya langsung turun dari badan Aaron dan memberikan senyuman lebarnya."Makasih ya, paman udah mau setuju!"
"Belum pasti, masih diusahakan dulu!" Ucap Aaron setelah akhirnya bisa bernapas dengan lega.
"Tapi, harus janji, ya!" Ucap Raya karena sebal.
"Iya, janji!"
"Horeee!" ucap Raya senang.
Raya tiba-tiba jadi ingin sekali mencium Aaron. Tidak tahu kenapa ia jadi merasa malu, tapi sangat ingin melakukannya.
Dengan mengumpulkan semua keberanian yang ada di dalam dirinya, Raya langsung mencium Aaron tepat di pipinya.
Setelah melakukan itu, Raya jadi malu sendiri dan langsung menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dan pura-pura tidur.
Sedangkan Aaron masih merasa terkejut karena Raya yang tiba-tiba menciumnya, meski hanya di pipinya saja.