Dimalam pengantin yang seharusnya sakral ternyata menjadi mimpi buruk bagi Luna dimana ia melakukan ritual olahraga pertamanya dengan adik iparnya yang bernama Damian.
Suami Luna yang bernama Sebastian langsung menjatuhkan talak kepada Luna.
Orang tua Luna sangat murka dan ia meminta Damian untuk menikah dengan Luna.
Luna berjanji akan membalas dendam kepada Damian yang sudah menghancurkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Hari yang paling ditunggu oleh Luna dan Sebastian dimana mereka berdua sekarang telah resmi menjadi pasangan suami istri.
Mereka berdua telah memadu kasih selama tiga tahun dan akhirnya pernikahan mereka terjadi juga.
"Papa, Mama ijinkan aku untuk membawa Luna pulang ke rumah" ucap Sebastian yang meminta ijin kepada kedua orang tua Luna untuk membawa istrinya pindah ke rumahnya.
Orang tua Luna memberikan ijin kepada Sebastian karena saat ini Sebastian sudah resmi menjadi suami dari Luna.
Setelah itu mereka berdua langsung berpamitan kepada Mama dan Papa.
Sebastian dan Luna masuk ke dalam mobil dan segera Sebastian melajukan mobilnya menuju ke rumahnya.
Di sepanjang perjalanan mereka berdua sangat bahagia karena sudah menjadi pasangan suami istri.
Dua puluh menit kemudian mereka telah sampai di rumah dan Sebastian mengajak istrinya untuk masuk ke dalam rumahnya.
Sebastian mempunyai seorang adik tiri yang bernama Damian yang juga tinggal disana.
Ia sudah memberitahukan kepada Damian untuk lekas mencari rumah kontrakan karena tidak mungkin mereka akan tinggal di rumah yang sama.
Sebastian meminta Luna untuk segera mandi dan mengganti pakaiannya dengan pakaian dinas yang sudah ia siapkan.
Luna pun segera mandi dan setelah itu ia mengenakan pakaian dinas yang sudah disiapkan oleh Sebastian.
Sebastian yang juga sudah selesai mandi di kamar mandi luar langsung masuk ke dalam kamarnya.
"Sayang cantik sekali kamu" ucap Sebastian yang langsung mematikan lampu kamarnya.
Sebastian membopong tubuh istrinya dan membawa ke atas tempat.
Ia pun langsung mendekatkan bibirnya ke bibir istrinya yang berwarna merah muda.
Drrrt....
Drrtt....
Suara ponsel milik Sebastian berbunyi dan ia pun langsung mengangkatnya.
"Villa kemasukan maling?!" Sebastian langsung memakai jaketnya dan ia meminta istrinya untuk menunggunya sebentar karena ia akan menuju ke villa pribadinya.
Sebastian berpamitan kepada istrinya dan ia meminta maaf karena harus pergi sebentar untuk melihat villa yang kemasukan maling
"Hati-hati myas, lekaslah pulang" ucap Luna.
Sebastian langsung berangkat menuju ke Villa pribadinya yang kemasukan maling.
Luna menghela nafasnya dan ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil menunggu suaminya yang datang.
Rasa kantuk yang melanda membuat Luna memejamkan matanya.
Beberapa jam kemudian suara pintu kamar terbuka dan Luna sangat bahagia ketika melihat suaminya yang sudah pulang.
"Apa semuanya baik-baik saja Mas ?" tanya Luna.
Sebastian tidak menjawab pertanyaan dari istrinya dan ia langsung mencium bibirnya.
Luna membalas ciuman yang diberikan oleh suaminya dengan ciuman yang hangat.
Setelah itu Sebastian membuka pakaian dinas yang dikenakan oleh Luna.
Kemudian Sebastian naik ke atas tubuh Luna dan mereka berdua langsung melakukan ritual olahraga di malam pengantin yang sudah mereka tunggu.
Luna mencengkeram erat punggung Sebastian saat baru pertama kali melakukan ritual olahraga bersama.
Suara ambigu Luna terdengar jelas di dalam kamarnya.
Hampir satu jam mereka melakukan ritual olahraga bersama dan setelah itu mereka berdua kelelahan.
Ceklek
Suara pintu yang dibuka oleh seseorang sambil tangannya menghidupkan lampu
"APA YANG KALIAN LAKUKAN?!!" Teriak Sebastian yang baru saja pulang dan melihat istrinya yang sedang tertidur dengan memeluk tubuh Damian tanpa menggunakan sehelai apapun.
Luna langsung membuka matanya dan ia langsung terkejut ketika melihat Damian yang ada di sampingnya.
"M-mas Sebastian..." Luna langsung mengenakan pakaiannya dan ia bangkit dari tempat tidur.
Damian juga membuka matanya dan melihat Sebastian yang sudah datang.
Bugh
Bugh
Bugh
"Apa yang kamu lakukan? Bagaimana bisa kamu tidur dengan istriku?!" Sebastian menghajar Damian sampai tersungkur di lantai.
Luna menangis sesenggukan dan ia tidak menyangka jika dirinya melakukan ritual olahraga bersama dengan Damian.
"M-mas, aku tidak tahu jika...."
Sebastian meminta Luna untuk diam dan tidak usah menjelaskan semuanya.
"Luna Kaila Maharani binti Baskoro mulai malam ini aku akan menjatuhkan talak 1 kepadamu dan silahkan keluar dari rumahku" ucap Sebastian yang langsung masuk dan melemparkannya semua barang milik Luna.
Luna mengambil semua barang-barangnya yang dilempar oleh suaminya.
Ia melihat Damian yang sedang duduk sambil membersihkan lukanya.
"Aku sangat membencimu!" Luna mengambil jaketnya dan ia pun keluar dari rumah Sebastian.
Jam menunjukkan pukul dua pagi dimana sudah tidak ada taksi atau mobil lainnya yang lewat.
Luna menangis sesenggukan sambil menggeret kopernya.
"Maafkan aku Mas Sebastian, maafkan aku" ucap Luna yang merasa bersalah kepada suaminya.
Luna berjalan menuju ke rumahnya dan setelah menempuh waktu selama 1 jam akhirnya Luna telah sampai di rumah.
"P-papa, M-mama...."
Brugh!
Seketika Luna jatuh pingsan di depan pagar rumahnya.
Mama yang saat itu sudah bangun langsung terkejut ketika mendengar suara di depan pagar rumah dan Mama langsung membuka pintu rumah untuk melihatnya.
"Astaghfirullah Luna!" teriak mama.
Papa langsung terbangun ketika mendengar suara Mama yang berteriak.
"Ada apa Ma?" tanya Papa.
"Luna, Pa"
Papa langsung membopong tubuh putrinya yang sedang tidak sadarkan diri dan membawanya ke kamar.
"Cepat telepon dokter Riko agar lekas ke rumah" pinta Papa.
Mama langsung mengambil ponselnya dan menghubungi dokter Riko.
Papa melepas jaket yang dikenakan oleh putrinya yang masih belum sadarkan diri.
"Ada apa dengan kamu sayang? Dimana suami kamu?" gumam Papa.
Papa meminta Mama untuk menghubungi Sebastian agar juga lekas kemari.
Mama mencoba menghubungi Sebastian tetapi ponsel Sebastian saat ini sedang dimatikan.
"Tidak ada jawaban Pa" ucap Mama.
Papa menggelengkan kepalanya dan ia tidak tahu sebenarnya mereka yang sedang terjadi pada Luna sampai ia pingsan di depan pagar rumah.
Tak berselang lama Dokter Riko datang dan langsung memeriksa keadaan Luna.
"Bagaimana keadaan Luna?" tanya Papa dengan wajah cemas.
"Pasien hanya kelelahan dan butuh istirahat." jawab dokter yang langsung memberikan obat untuk diminum Luna.
Papa dan Mama langsung bisa bernafas lega saat mendengar jawaban dari dokter.
Dokter pun langsung berpamitan kepada Mama dan Papa.
Kemudian Mama menuju ke dapur untuk membuat bubur ayam.
Papa duduk disamping tempat tidur Luna sambil menggenggam erat tangan putrinya.
Tiga puluh menit kemudian Luna membuka matanya dan ia melihat Papanya yang sedang duduk di samping tempat tidurnya.
"Luna syukurlah kamu sudah sadar, apa yang terjadi sayang? Dimana Sebastian?" tanya Papa
Luna memeluk tubuh Papanya dan langsung menangis sesenggukan.
"Mas Sebastian sudah menjatuhkan talak, Pa. Luna bukan istri Mas Sebastian lagi" ucap Luna.
Papa dan Mama langsung terkejut mendengar perkataan dari putrinya yang mengatakan kalau Sebastian sudah menjatuhkan talak
Luna menceritakan semuanya kepada Papa dan Mama perihal yang dialami oleh dirinya.
"Apa yang diinginkan oleh Damian? Kenapa dia melakukan itu kepada kamu?" tanya Papa dengan wajah yang penuh emosi.
Papa bangkit dari duduknya dan akan menghampiri Sebastian dan Damian. Ia tidak terima jika putrinya dipermainkan oleh mereka berdua.
Luna langsung meminta Papa untuk tidak usah kesana.
"Jangan temui mereka Pa, Luna ingin melupakan semuanya" pinta Luna yang memohon kepada Papanya.
Mama meminta Papa untuk menenangkannya diri dan mengingat kalau papa mempunyai penyakit jantung.